Ketika fakta dan opini menyatu
Dusta dan setia beradu padu
Kepercayaan kini menjadi ragu
Hingga tanpa ucap dia berlalu
Terbungkam kata seribu bahasa
Terisak dalam meggenggam tawa
Hilang kenangan dimakan usia
Hampa dan lara kian mewarna
Dulu kita bagai air dan tanah
Kita menyatu tuk membuat gerabah
Membentuk patung lebah
Dan dipanaskan hingga merah
Kini kita bagai air dan minyak
Kau yang panas, aku yang beriak
Kau yang lemas, aku yang diinjak
Maafkan aku kawan
Ku akan menghadapmu lawan
Meski aku mati dalam hujan
Aku akan terima balasan
Aku berkhianat
Aku melempar granat
Memanaskan hubungan kita yang hangat
Kini aku yang tersengat
Ku nodai pertemanan kita
Sadarku kini kau sangat berharga
Hari hari yg kita lalui bersama
Kini jadi hari duka bersama
Ku tau kita lahir sebagai teman
Tapi dunia tak lepas dari persaingan
Saatku mencoba melangkah didepan
Dibelakanh kau tak menghiraukan aku
Kini aku memanjat
Ku butuh tali pengikat
Ku butuh tarikan erat
Dari tanganmu wahai sahabat
Tapi kau t'lah berkhianat
Demi kemenangan kau bersiasat
Kini kau telah melesat
Dan kini aku tersesat
Inilah buah yang kudapat
Terasa asam, pahit dan sepat
Ini pesan wahai yang melihat
Jangan sekalipun kau berkhianat
Jangan teman kau anggao manfaat
Jangan kelebihannya kau anggap mukjizat
Jangan kebaikannya kau anggap syafaat
Jangan sekalipun berkhianat pada sang sobat
Anggap dia buku catatan
Tempat istirahat dicurahkan
Agar saat kau membutuhkan
Kau masih bisa memanggilnya kawan
- Ishamie.com -
KAMU SEDANG MEMBACA
Ishamie BUNGA HARAPANKU
Poetry[COMPLETE] Menjadi sebuah pohon adalah perjuangan. Dengan terjal, tanah tandus dan angin kencang. Sinar Mentari, dinginnya malam menjadi kekuatan. Demi mekarnya bunga menjadi buah harapan.