Ketika adzan dikumandangkan
Hatiki risau dan bimbang
Tapi iqomah menyambungnya
Jiwaku takut tuk menjawabnyaNamun ragaku tetap saja tenang
Ratusa, ribuan bahkan jutaan adzan kudengar
Sebanyak itu pula rasa takut menyambar
Hingga akhirnya kusadar
Adzan terakhirku telah kudengarSaat itu ragaku tak tenang
Bergerak terus menjalang
Mencoba menjawab panggilan Nya
Namun raga dan hati telah mati
Lenyap dimakan api-Bunga Harapanku-
KAMU SEDANG MEMBACA
Ishamie BUNGA HARAPANKU
Poesía[COMPLETE] Menjadi sebuah pohon adalah perjuangan. Dengan terjal, tanah tandus dan angin kencang. Sinar Mentari, dinginnya malam menjadi kekuatan. Demi mekarnya bunga menjadi buah harapan.