BID 24 : Firland and His Universe

1.3K 244 16
                                    

"Aku nggak mau, sahabat aku ternyata lagi tertekan tanpa aku tahu. Aku takut kamu kenapa-kenapa tahu! Kamu bisa aja selalu ngebahagiain aku dan orang-orang di sekeliling kamu. Tapi bukan berarti bahagia kamu juga cukup sampai di sana, kan? Kamu juga butuh dibahagiain sama orang, kan? Aku mau kok, Fir. Aku mau ngebahagiain kamu asal kamu kasih tahu aku apa yang bisa bikin kamu bahagia."

Firland tersenyum lagi. Lalu sekilas melirik ke arah Foa dan kembali menatap langit setelahnya. "Aku lanjutin ya soal lima planet layak huni di luar tata surya, Fo."

Foa mengangguk. "Go ahead."

Siapa tahu, bahagianya Firland itu sesimpel itu. Hanya mau didengar saat dia bicara.

"Di luar tata surya sana, udah ada sekitar delapan ratusan planet yang ditemukan. Lima di antaranya bahkan diklaim potensial buat mendukung kehidupan. Tahu nggak, lima planet itu apa aja?"

Foa menggeleng. "Nggak tahu."

"Ada Kepler-22b, ukurannya 2,4 kali dari Bumi. Suhunya 22 derajat celcius. Jaraknya dari sini 600 tahun cahaya."

Foa mengedikkan bahu. Belum tahu arah pembicaraan Firland kali itu. Seperti biasa, Firland mau mengedukasinya, atau mau mengarahkan hal itu ke masalahnya?

"HD 85512b, jaraknya 35 tahun cahaya dari tata surya. Terus, ada Glise 667Cc, planet yang itu menyelesaikan orbitnya setiap 28 hari. Nah, masih ada dua planet lagi, Fo. Dan itu mirip sama aku."

Foa tersenyum. Akhirnya, Firland memang mau mencurahkan hati dengan intro yang sangat elegan.

Nggak cuma sekedar curhat, tapi juga memberi Foa pengetahuan baru. "Planet apa namanya?"

"Gliese 581g dan Gliese 581d."

"Kenapa kamu mirip sama dua planet itu?"

"Sedikit sedih sih," ujar Firland. Agaknya, rada berat buat mencurahkan isi hatinya kepada Foa. Bukan karena dia nggak percaya sama Foa, tapi karena Firland menganut keyakinan bahwa menceritakan kesedihan hanya akan membebani orang.

"It's okay. I'll listen to you, bahkan kalau itu sangat-sangat menyedihkan buat didengar, aku janji bakalan terus senyum kayak gini." Foa tersenyum, melakukan omongannya, lalu tangannya menjulur meraih wajah Firland agar mau menoleh. "Nih aku senyum kayak gini. Hiiii."

Firland terkekeh lalu mengalihkan tangan Foa dari mukanya. "Aku nggak butuh senyum kamu. Aku maunya kamu janji, setelah aku curhat sama kamu, kamu mau minta maaf sama orang tua kamu."

Disinggung hal itu lagi, Foa jadi merengut. "Kamu sendiri kenapa nggak gitu juga? Kamu kan juga lagi dihukum di sini. Kenapa kamu nggak pulang dan minta maaf aja biar hukuman kamu dicabut?"

"Karena aku udah nggak punya kesempatan buat minta maaf lagi, Fo. Makanya aku nggak bisa lepas dari hukuman itu."

Hati Foa tercubit seketika. Lalu daripada Firland nggak jadi curhat, dia mengalihkan ketegangan itu dengan membuka jaketnya. Lalu merapatkan tubuhnya dengan tubuh Firland. Jaket itu ia bentangkan, hingga menjadi selimut yang menutupi tubuh mereka berdua.

Firland tersenyum lagi. Foa malam itu manis sekali.

"Ya, udah. Lanjutin cerita planetnya, kenapa kedua Gliese itu bisa mirip sama kamu?"

"Gliese 581g itu planet cadas, Fo. Keberadaannya bikin kontroversi. Bahkan, beberapa peneliti meragukan keberadaannya. Tapi, ada salah satu peneliti yang terus merjuangin dia. Sampai akhirnya bukti-bukti baru keluar dan Gliese 581g diakui. Kayak aku, kan, Fo? Aku jadi kayak wabah di hidup aku sendiri. Bikin kontroversi dan bikin semua orang benci. Aku dikucilin, nggak dianggap ada padahal ada. Akhirnya, cuma kamu yang ngakuin aku. Satu-satunya yang nganggap aku ada."

BROTHER IN DRIZZLE✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang