3

6.6K 549 32
                                    

"Sasuke, mau ke mana?" tanya Sakura yang melihat Sasuke sudah bersiap-siap keluar rumah.

Sasuke hanya diam, pura-pura tidak mendengar seraya memakai jaket hitam favoritnya.

Setelah selesai, ia pun membuka kenop pintu rumah. Namun, suara Sakura menghentikan langkahnya untuk keluar.

"Aku lapar, tidak ada makanan di sini. Kak Izumi belum pulang," ujarnya dengan wajah menyebalkan.

"Terus?" balas Sasuke tidak peduli.

Sakura mendengus kesal. "Kau ini tidak peka, ya? Buatkan aku makanan atau belikan aku makanan. Aku ini tamu."

"Memangnya aku pembantumu? Bikin saja sendiri."

"Aku tidak bisa memasak," ujar Sakura berkacak pinggang. Seolah-olah tidak bisa masak adalah suatu kebanggaan tersendiri baginya. "Jadi, tolong jangan biarkan aku mati kelaparan dan buatkan aku makan."

Sasuke geleng-geleng kepala. Tak habis pikir dengan sifat manja Sakura yang satu ini.

"Dasar manja," ucap Sasuke sinis sebelum akhirnya ia mengangkat kaki keluar dari rumah.

"Ish!" Sakura menghentak-hentakkan kakinya kesal dan menyusul Sasuke. "Hei, berhenti! Buatkan aku makanan dan setelah itu kau boleh pergi!"

Namun, Sasuke tetap berjalan ke arah motornya, lalu menyalakannya. Tidak peduli dengan teriakan Sakura untuk menghalanginya pergi.

"Bikin sendiri," ujar Sasuke tegas. Setelah itu ia keluar dari komplek, meninggalkan Sakura yang kelaparan di rumah ini.

***

"Sialan dia. Sudah tahu aku tidak bisa memasak, malah menyuruhku masak sendiri." Sakura berjalan kesal ke arah dapur, mencari bahan-bahan yang setidaknya bisa ia makan. "Ehm, cara memunculkan api di kompor bagaimana, ya?"

Sakura meringis pelan, seharusnya kemarin ia belajar menyalakan kompor jika tahu begini jadinya.

Matanya tertuju pada sebuah benda yang menempel di kompor. Ah, mungkin itu adalah benda yang bisa menyalakan api kompor.

"Ehm, ini diputar ke kanan atau ke kiri, ya? Aku bingung." Sakura mencoba memutar benda itu ke kiri sampai 180°, membuat kobaran api tiba-tiba muncul dari kompor itu. "Astaga! Api! Kenapa bisa muncul?! Astaga!"

Merasa panik, Sakura langsung berlari kesana-kemari mencari air untuk memadamkan api yang makin membesar itu.

"Oke, api. Kumohon padamlah." Sakura sudah bersiap-siap dengan sebuah ember yang terisi air setengahnya.

Tepat sebelum Sakura menyiram kompor tersebut, tiba-tiba Sasuke datang dan menarik Sakura jauh-jauh sebelum melakukan hal gila itu.

"Kau ini bodoh, hah?! Mau bikin rumahku terbakar?!" ujarnya dengan mata penuh kilat amarah. "Minggir!"

Sakura tergelak, baru pertama kali ia melihat Sasuke emosi seperti ini. Dengan cekatan, Sasuke mengambil handuk basah dan meletakkannya di atas kompor. Api pun padam.

"Akhirnya padam juga," Sakura berucap lega. Sasuke malah menghadiahinya dengan tatapan tajam.

"Berisik!" Sasuke berjalan begitu saja melalui Sakura.

Sakura langsung terdiam. Menyadari kalau semua ini adalah salahnya, ia pun menghampiri Sasuke dan berniat meminta maaf padanya.

"Sasuke, aku-"

"Ck, awas!" gerutu Sasuke seraya berjalan ke arah kompor, lalu meletakkan sebuah wajan di atasnya.

"Aku minta maaf, Sasuke. Aku janji tidak akan-"

"Bisa diam tidak? Duduk saja di sana!"

Sakura hanya bisa mengangguk patuh. Akhirnya, ia pun duduk di kursi dan tidak mengucapkan sepatah kata pun setelahnya.

Sakura memandang takjub Sasuke. Ternyata laki-laki itu bisa memasak. Caranya memotong sayuran, membuat bumbu, dan memasak, seolah-olah dia adalah koki profesional.

Tak butuh waktu lama, Sasuke membawakan dua buah mangkuk berisikan sup buatannya. Sakura bertepuk tangan girang, Sasuke menatapnya tajam.

"Makan!" perintah Sasuke dengan nada yang kesal. Ia masih emosi dengan kejadian beberapa saat yang lalu.

"Ehm, terima kasih!" Sakura langsung menyendokkan sup itu ke mulutnya. Sakura terdiam beberapa saat, menyadari kalau sup buatan Sasuke sangatlah enak. "Ini kok bisa enak?"

Sasuke mendelik tajam di tengah-tengah suapannya.

"Ehm, aku benar-benar minta maaf soal tadi. Aku 'kan sudah bilang, aku ini tidak bisa memasak. Tapi kau malah tidak percaya," ujar Sakura setelah menghabiskan supnya.

Sasuke juga telah selesai. Tanpa mengatakan apapun, ia mengambil mangkuk kosong milik Sakura dan membawanya ke tempat cucian.

Setelah selesai mencuci piring, Sasuke berjalan keluar rumah. Sakura berlari dan mengekorinya dari belakang.

"Order saja kalau lapar." Setelah mengatakan itu, Sasuke menyalakan mesin motornya dan keluar dari komplek.

Sakura terdiam, menyadari suatu keanehan di sini. Sesuatu yang membuatnya lagi-lagi merasa takjub pada Sasuke.

"Kalau dia sempat menolongku, berarti tadi dia tidak benar-benar pergi, 'kan?"

***

Eleven Days With You Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang