11

5.4K 454 31
                                    

Kalut.

Itulah perasaan Sasuke saat ini. Dirinya tengah melamun di atas motornya, masih berusaha memahami segala yang terjadi beberapa waktu lalu.

Dirinya dijadikan cadangan? Tapi untuk apa? Harta? Popularitas? Sasuke masih tidak mengerti dengan semua ini. Apakah semua perempuan sama? Yang selalu haus akan harta dan popularitas?

Di tengah-tengah lamunannya, Sasuke teringat akan sesuatu. Ia pun mengaktifkan ponselnya untuk mengecek notif. Perasaannya mendadak jadi tidak enak. Entah kenapa.

From: Izumi
Sudah temukan Sakura?

Spontan, Sasuke menepuk jidatnya. Ah, ia lupa. Sakura masih menghilang sampai saat ini.

Kemudian Sasuke mengetik pesan balasan.

To: Izumi
Kau di mana? Kita cari bersama.

From: Izumi
Belly Chicken. Aku tunggu.

Sasuke mengangguk, kemudian ia memakai helm-nya cepat dan buru-buru ke tempat di mana Izumi berada.

Dalam hati Sasuke berharap, semoga ia bisa bersikap biasa saja terhadap Izumi nanti. Karena yang pasti, setelah kejadian tadi, Sasuke menyesali perbuatannya selama ini terhadap kakak satu-satunya itu.

***

"Ayo cepat," ucap Sasuke seraya menyodorkan helm untuk Izumi.

Izumi hanya merengut, menerima helm yang Sasuke berikan. "Dasar lama. Habis dari mana sih?"

Tenggorokan Sasuke rasanya tiba-tiba tercekat, jadi sulit untuk menjawab pertanyaan Izumi yang simple itu.

"Ada lah. Ayo cepat naik!"

"Memangnya kau tahu di mana Sakura?" tanya Izumi setelah berada di atas motor. "Aku sudah mencarinya ke taman kota, tapi nihil. Ke kafe-kafe di sekitar rumah juga tidak ada."

"Kalau begitu, kita jangan ke sana."

"Maksudmu?"

Sasuke terdiam, dirinya juga bingung sedang bicara apa. "Kita pikirkan nanti."

Izumi hanya mengangguk patuh. Ia pun langsung memikirkan tempat-tempat yang berkemungkinan jadi tempat singgah Sakura untuk sementara.

Saat pencarian, lagi-lagi Sasuke merasakan sesuatu yang tidak mengenakkan itu. Tiba-tiba ponselnya bergetar, ia pun menepikan motornya perlahan.

"Kenapa berhenti?" tanya Izumi heran.

"Sebentar." Sasuke mengecek ponselnya. "Ada pesan suara."

Izumi mengintip dari balik bahu Sasuke untuk melihat ponselnya. "Dari siapa?"

"Entahlah, aku tidak tahu nomor siapa."

"Coba putar."

Sasuke hanya mengangguk patuh, kemudian memutar pesan suara tersebut.

From: 08xxxx
"Sasuke? Kau dengar aku? Aku Sakura. Aku tidak bisa berlama-lama, sinyal di sini juga cukup susah."

Sasuke dan Izumi membelalakkan mata bersamaan. Perasaan lega menyelimuti keduanya saat ini.

From: 08xxxx
"Aku tidak bisa bersuara keras sekarang, aku hanya bisa berbisik-bisik. Jadi tolong, dengarkan aku baik-baik."

Sasuke mengerutkan dahinya. Ada apa ini?

From: 08xxxx
"Jika dalam 15 menit aku tidak menghubungimu, tolong ke tempatku secepatnya. Sekarang aku di jalan dekat Sungai Konoha, pukul 22:10. Ada seorang nenek bersamaku."

Izumi mengecek jam tangannya. Ia langsung terkejut ketika menyadari sesuatu.

"Sasuke! Sekarang sudah jam 22:40. Kita harus menyusulnya!"

"I-iya." Sasuke mengangguk cepat. Baru pertama kali ia merasa ketegangan luar biasa seperti saat ini.

From: 08xxxx
"Oh ya, satu lagi. Aku minta maaf atas kejadian akhir-akhir ini."

Kalimat terakhir Sakura itu membuat hati Sasuke mencelos. Apa yang sedang terjadi sebenarnya? Kenapa suara Sakura terdengar seperti ... ketakutan?

Tanpa disadari, sudut bibir Sasuke membentuk senyuman khawatir. "Ck, dasar menyusahkan."

***

"Cepat, Sasuke! Kalau terjadi apa-apa dengan Sakura bagaimana?! Kau mau tanggung jawab?" omel Izumi seraya memukul punggung Sasuke berkali-kali.

"Ck, iya, sabar! Sebentar lagi kita juga sampai."

"Kau ini kenapa malah tenang-tenang saja, sih?"

"Apa aku terlihat tenang sekarang?" Sasuke menatap sosok Izumi dari kaca spion motornya.

Tanpa ragu Izumi menjawab, "Iya! Kau sangat tenang, seolah-olah kau ini air di danau!"

Sasuke tidak menjawab, karena di hadapannya ada sesuatu yang menarik. Banyak mobil polisi berjajar dan sebuah mobil ambulans terparkir di jalan dekat Sungai Konoha.

"Sedang apa polisi dan tim medis di sini? Apa mereka sedang ada simulasi, ya?" celetuk Izumi setelah turun dari motor.

"Bukan maksudku untuk menakut-nakutimu, Izumi," ujar Sasuke menatap kosong ke arah kerumunan itu. "Kita terlambat."

"Terlambat? Maksudmu?" tanya Izumi, namun Sasuke tidak menjawab. Karena kebingungan, akhirnya Izumi mengikuti arah pandang Sasuke.

Mereka berdua langsung terdiam, ketika melihat sesosok perempuan bersurai merah muda yang berdarah-darah, tengah ditandu memasuki ambulans.

"Celaka."

***

Celaka kenapa hayo? Hehe.
Double update ya? Dua aja, gak boleh lebih hehe😆
- Maul

Eleven Days With You Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang