20. Clear (END)

523 29 2
                                    


Hallo hallo.. Apa kabar? Maaf ya lama menunggu dunia perkuliahan menahan tanganku untuk menyapa kalian 😀, dan lagi buntu juga sih mau lanjut ceritanya gimana hehehe.. Happy reading~~~
*
*
Hari itu Nara menjaga Taeyong mengingat keadaannya yang sedang tidak baik-baik saja, sedangkan David di antar ke sekolah oleh supir pribadi keluarga Lee yang langsung datang saat Nara memintanya datang ke rumah kalian untuk mengantar David ke sekolah.

Nara menoleh ke arah sang suami, ada perasaan sedih ketika melihat tubuh lelakinya itu yang lemah terbaring di atas tempat tidur dengan wajah yang pucat dan suhu tubuh yang tinggi, sekitar 10 menit yang lalu Nara baru saja memeriksa suhu tubuh dari suamimu, suhu tubuhnya mencapai 36,4˚. Sangat tinggi memang suhu tubuhnya meningkat kembali, padahal subuh tadi saat Nara periksa sudah turun sekitar 34˚. Saat wanita itu hendak mengganti kompres Taeyong, Nara merasa air dingin yang ia siapkan sudah tidak lagi dingin, Nara beranjak dari duduknya, lalu membawa ember yang berisikan air itu kembali ke dapur untuk menggantikan lagi air di dalam ember itu dengan air dingin. Setelah selesai Nara langsung bergegas kembali ke kamar.
Nara mendudukkan dirinya kembali di kursi yang berada di samping kiri Taeyong, dan segera mengganti kompres yang ada di dahi Taeyong. Setelah selesai mengganti kompresnya, Nara hendak berdiri, tetapi sebuah tangan mencegahnya. Nara pun menoleh.

"Loh oppa bangun?" Nara kembali duduk dan mengelus pipi Taeyong. (sumpah ini impian gua banget ya Lord /plak)

"Mau kemana?" tanya Taeyong parau.

"Sejak kapan oppa bangun?" bukannya menjawab, Nara malah balik bertanya.

"Saat kau pergi membawa ember itu." Jawab Taeyong lagi yang masih memegang tangan istrinya lembut.

"Kalau begitu istirahatlah kembali, aku mau membuat makan siang dulu untuk David, sebentar lagi David pulang, oppa." Nara mencoba melepaskan genggaman suaminya sembari melihat jam yang berada di atas meja nakas.

"Kita pesan saja, sekarang kau naik sini." Taeyong menepuk tempat kosong di sebelah kanannya.

"Tapi oppa, Da.."

"Tidak ada bantahan istriku sayang." Taeyong menarik tubuh istrinya dan akhirnya Nara pun jatuh ke dalam pelukan Taeyong. (panas dede tuh, panas bang)

Nara akhirnya pasrah saja, melihat kepasrahan Nara, Taeyong menggeser sedikit tubuhnya memberi ruangan lebih agar Nara tidak terjatuh. Nara terbaring di sebelah kiri Taeyong, tidak jadi di sebelah kanan Taeyong karna Taeyong sudah menariknya terlebih dahulu karena melihat Nara ingin protes.

"Lalu oppa mau melakukan apa?" Nara berbicara sembari membenarkan letak handuk kompresan Taeyong.

"Memelukmu saja, aku merindukanmu." Taeyong semakin mengeratkan pelukannya kepada Nara.

"Lalu makan siangnya gimana oppa." Nara mengingatkan, melirik Taeyong yang malah asyik menghirup aroma yang berada di leher istrinya.

"Arra arra, cerewet sekali istriku ini" Taeyong mencubit gemas hidung istrinya. Lalu dia mengambil ponsel yang berada di meja kecil samping tempat tidur, mengetik sebentar lalu meletakkan kembali ponselnya, dan kembali memeluk Nara.

"Sudah, tinggal menunggu saja." Taeyong berkata dengan memejamkan matanya, kembali menghirup aroma tubuh Nara. Mendengar perkataan Taeyong, Nara hanya mengangguk-angguk saja.
*
*
Sekitar 30 menit mereka dengan posisi seperti itu tidak ada pembicaraan yang penting, hanya Nara yang beberapa kali menggantikan kompres-an Taeyong, dan Taeyong masih dengan setia memeluk Nara. Suara bell rumah pun terdengar.

"Sepertinya pesanan oppa sudah sampai. Aku ambil dulu yah." Nara melepaskan pelukan Taeyong dengan perlahan.

"Ne," dengan hati yang sangat berat Taeyong pun melepaskan pelukkannya. "tidak usah bawa uang, sudah aku bayar." Taeyong memberitahu, karena dia melihat Nara membuka dompetnya.

Lee's Family (Lee Taeyong) [END]Where stories live. Discover now