Ch 01
Prolog
***
Pagi itu, di Bulan Desember saat musim liburan, Nasira, seorang gadis sederhana dan Jenni, temannya, sedang mengemasi barang-barang milik mereka dari Hotel tempat menginap semalam. Sudah cukup baginya liburan selama satu minggu di Bali, kini saatnya ia kembali pulang kerumahnya di Jakarta.
Liburan di Bali cukup mengesankan baginya, tak henti-henti Nasira mengambil foto pemandangan yang mempesona dengan kameranya, fotografi adalah hobi Nasira.
Jenni, satu-satunya teman dekat Nasira sejak Sekolah Dasar, selain itu karena mereka juga bertetangga. Hanya saja sejak masuk sekolah menengah pertama, Nasira dan Jenni berbeda sekolah. Meski begitu pertemanan mereka tetap berlanjut.
"udah siap kan? yuk, kita check out sekarang aja. Gue pengen cepat-cepat balik ke jakarta" kata Jenni.
"iya oke. Bismillahirahmanirohim."
Mereka berdua keluar dari hotel, memesan taksi dan langsung menuju ke Bandara. Sayangnya pesawat yang mereka tumpangi mengalami delay selama dua jam.
"udah gue duga bakalan begini. Duh, bete!" kata Jenni.
"marah-marah mulu nih, gue mau ke minimarket sebentar lu mau nitip apa?" Tawar Nasira.
"gue kopi kaleng aja sama roti cokelat"
Nasira mengangguk, beranjak pergi meninggalkan Jenni yang tengah mengantuk karena duduk menunggu. Bandara begitu luas, dan membuat Nasira bingung dimana letak minimarket.
Setelah dia meminta petunjuk dari petugas setempat barulah dia berhasil menemukan minimarket. Nasira memilih untuk membeli beberapa snack dan minuman botolan, tidak lupa juga dengan pesanan Jenni.
"permisi!"
Seorang anak laki-laki berwajah sangat imut dan berkulit putih datang menghampiri Nasira dan menarik-narik celananya. Anak itu hanya setinggi paha Nasira.
Nasira menoleh kearahnya, lalu berjongkok. Betapa terkejutnya dia saat melihat warna mata anak itu adalah Hazel.
"ada apa? Apa kamu tersesat?" tanya Nasira dengan pelan, anak itu mengangguk.
"aku kehilangan ayah, tolong bantu aku mencarinya.." tutur anak itu.
"apa? Dimana kamu kehilangan ayahmu?"
"aku tidak tahu, tapi-Bibi aku lapar.." anak itu tersenyum.
Nasira seketika tertawa, "kamu lapar? Mau makan ini?" tanya Nasira sambil menunjukkan roti yang tadi ia beli.
Nasira dan anak tidak dikenal itu duduk bersama, ia menatap wajah anak laki-laki itu, sangat tampan dan natural. Bulu matanya lentik dan mata Hazelnya yang terang. Imut!
"Oh iya, siapa nama kamu?" tanya Nasira.
"Hayse putra, umurku tiga tahun"
"wah, tiga tahun? Kamu pintar sekali berbicara. Apa kamu keturunan luar negeri?"
"iya aku keturunan prancis"
Nasira mengelus pelan rambut Hayse yang lembut. Dilihat dari penampilannya, Hayse sepertinya anak yang sangat terawat. Kulitnya putih mulus, mata hazelnya juga bening dan rambut yang harum.
Selama bersama dengan Nasira, Hayse tiada hentinya mengobrol hentinya berbicara dengannya. Padahal Nasira sendiri sangat khawatir sebab ayahnya sampai sekarang belum ditemukan. Ia sudah mencoba membujuk Hayse untuk pergi ke pusat informasi, tetapi anak itu selalu menolak dan memilih dekat dengan Nasira.
"Kenapa? Hayse takut sama pak satpam?" tanya Nasira, Hayse menggeleng.
"Hayse mau sama Bibi saja, Bibi sangat cantik, bibi seperti ibu" Tuturnya.
Dalam batin Nasira bingung untuk menerjemahkan maksud perkataannya. Mungkin Hayse ingin bilang kalau Nasira mirip seperti ibunya.
Nasira menghela napas, lalu mengajak Hayse pergi ketempat dimana mereka menunggu, Jenni ada disana sedang tertidur dikursi. Karena mendengar suara Nasira, Jenni terbangun dan dia terkejut. Nasira sudah bersama dengan seorang anak kecil.
"Apa? Anak hilang? Kenapa gak lu bawa ketempat informsi?" tanya Jenni, Nasira menggidikkan bahunya.
"gak tau dia nolak terus, katanya dia mau sama aku. Hayse yuk kita cari ayahmu? Kita harus ke pusat informasi supaya kamu bisa bertemu dengan ayah lagi". Jelas Nasira pada Hayse, namun tetap saja anak itu menggeleng
"namanya Hayse? Imutnya.." kata Jenni sambil mencubit pelan pipi Hayse.
Mereka bertiga akhirnya duduk menunggu bersama. Hayse sibuk memakan snack milik Nasira, sepertinya dia sangat suka camilan. Terkadang Nasira dan Jenni takjub, karena anak umur tiga tahun seperti Hayse sudah fasih berbicara bahasa.
"Hayse kesini sama ibu juga?" tanya Nasira.
"aku tidak punya ibu, aku cuman punya ayah." Jawab Hayse, Nasira dan Jenni saling berpandangan.
"bibi Nasira cantik dan baik, rasanya seperti ibu bagiku."
Karena begitu tersentuh, Nasira memeluk Hayse, Jenni juga merasakan hal yang sama.
"maaf ya bibi tidak tahu kalau ibumu sudah tiada"
Hayse hanya diam, lalu dia menoleh ke arah eskalator yang sedang berjalan. Dia menunjuk seseorang.
"itu ayahku! Ayah! Ayah! Aku disini!" teriak Hayse kencang kepada seseorang.
Nasira dan Jenni lantas menoleh secara bersamaan.
Seorang laki-laki bertubuh tinggi, berwajah tampan bak pangeran dan berkulit putih datang mendekat kearah mereka. Bahkan mata Nasira tidak sanggup berkedip, jantungnya berdegup kencang tiba-tiba.
Hayse berlari dan langsung memeluk erat ayahnya saat laki-laki itu sampai didekat mereka.
"ya Allah, kamu kemana aja sih? Ayah kan sudah bilang untuk menunggu dikursi? Kalau hilang bagaimana?"
"ayah aku ditolong bibi Nasira, bibi kasih aku makanan banyak banget" kata Hayse pada ayahnya.
Jendra lalu menoleh ke arah Nasira, mereka saling berpandangan. Jendra hampir terpaku melihat Nasira, wajahnya mengingatkannya pada seseorang yang sangat dia cintai dulu.
"terima kasih sudah menolong putra saya, nama saya Jendra. Saya perlu mengganti snack anda-"
"eh, tidak perlu.. itu hanya snack saja, aku tidak merasa keberatan" ujar Nasira gugup, Jendra mengangkat alisnya.
"oh.. yasudah, kalau begitu saya permisi dulu". Jendra menggenggam tangan mungil putranya, hendak ingin pergi dari hadapan Nasira.
Tetapi tiba-tiba Hayse mengambil Ponsel milik ayahnya dan berlari ke arah Nasira meminta nomor ponselnya. Dengan senang hati Nasira berikan, setelah itu barulah mereka berdua benar-benar menghilang dari hadapan Nasira.
"ehem, cie~ yang deket sama duda tajir, udah tajir cakep lagi" ledek Jenni.
Nasira menggeleng menahan malu, "Jenni ini bukan apa-apa, ini hanya kebetulan saja!" tegasnya.
Setelah kejadian itu Nasira dan Jenni bersiap untuk menaiki pesawat karena sebentar lagi akan berangkat.
Bayang-bayang Hayse mampu memenuhi pikiran Nasira, anakimut itu berhasil membuatnya rindu. Sayangnya pertemuan tadi hanya sesaat saja,dan Nasira sedikit menyesal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Me & Introvert Husband
Romance[END] Kisah tentang seorang gadis sederhana berusia 21 tahun bernama Nasira Humaira, dan pernikahannya yang tidak biasa dengan seorang pria hebat, Majendra putra. . Awalnya keduanya tidak saling mencintai, namun hanya karena Hayse, semuanya berubah...