Chapter 8

1.6K 112 3
                                    

Hari ini seperti biasa murid-murid sedang menikmati waktu istirahatnya. Begitu ramai di setiap tempat yang ada di Konoha High School. Tapi jika dilihat lebih jelas lagi, maka tampak seorang gadis tengah mengendap-mengendap menuju loker seseorang, setelah memastikan kondisi sekitar sudah sepi.

"Ini lokernya, kan?"

Dengan cepat, gadis itu membuka loker tersebut dengan kunci yang ia dapatkan dari sahabatnya. Ia kemudian memasukkan kotak bekal berisi ramen buatannya dengan cepat. Setelah itu, ia menutup dan mengunci loker tersebut kembali.

Seulas senyum terbit di bibir gadis itu sebelum ia beranjak pergi, "Semoga kau suka."

***

"Ini melelahkan, ttebayo! Setelah pulang, aku harus menemani kaa-chan berbelanja!" keluh Naruto sambil berjalan menuruni tangga menuju lantai bawah. Yap! Tak terasa waktu sudah menunjukkan jam pulang sekolah.

"Kau tidak boleh seperti itu, Naruto-kun. Bagaimanapun Kushina-bachan adalah ibumu. Dan kau harus mematuhi apa yang ia minta padamu," nasehat Hinata.

"Tetap saja, ttebayo! Aku ini laki-laki, bukan perempuan!"

"Berisik, dobe!"

"Apaan sih, teme. Kau tidak akan tahu bagaimana rasanya jadi aku!"

"Sudahlah, jangan mulai bertengkar." Hinata menghela napas lelah.

Mereka sampai pada loker mereka.

"Tunggu. Dimana kunciku?" Naruto merogoh tasnya untuk mencari kunci lokernya. "Biasanya kutaruh di sini, ttebayo. Tapi kok tidak ada?" Naruto terus mencari hingga sebuah benda terjatuh saat ia mengangkat sebagian bukunya.

"Akhirnya ketemuu!!"

Naruto membuka lokernya dan begitu terkejutnya ia melihat sesuatu yang--

"Ada apa, Naruto-kun?" Hinata yang sudah selesai dengan lokernya segera menghampiri Naruto.

"I-itu.. itu.." Naruto menunjuk lokernya dengan gemetar. Hinata ikut terkejut melihatnya.

"Itu kotak bekal milik siapa, ttebayo?"

Hinata segera mengambil kotak bekal itu.

"Jangan diambil, Hinata-chan! Bagaimana jika itu bom?"

Hinata mengamati kotak bekal berwarna merah muda itu. Karena penasaran, ia pun memutuskan untuk membukanya. Naruto dan Hinata terperangah melihat isinya. Sedangkan Sasuke hanya diam mengernyitkan dahinya.

"Uwah, ramen, ttebayo! Siapa yang menaruhnya di lokerku? Apa mungkin salah satu fansku?"

"Mana mungkin fansmu, Naruto-kun. Kau saja selalu mengunci lokermu dan tidak pernah membukanya."

"Iya juga, mereka kan selalu menaruh pemberiaan mereka di kolong mejaku."

Mereka terdiam, memikirkan siapa pelaku yang telah mengirim ramen ini ke loker Naruto.

"Sudahlah, ttebayo! Aku tidak tahu siapa pelakunya. Yang pasti dia orang baik karena sudah mengirim makanan kesukaanku!"

"Tunggu dulu. Bagaimana jika orang ini bermaksud jahat padamu? Bagaimana jika di dalamnya ada racun dan semacamnya?"

Naruto tampak berpikir dan mengamati ramen di depannya. Ramen itu terlihat menggugah selera.

"Kau tenang saja, Hinata-chan. Aku pastikan kalau tidak ada racun di ramen ini."

My Secret Love [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang