Chapter 12

1.2K 93 4
                                    

Waktu berlalu begitu cepat hingga tak terasa sudah akhir tahun. Banyak hal yang terjadi selama itu dan Sakura sudah berusaha melupakan perasaannya terhadap Naruto.

Seperti tahun-tahun sebelumnya, Konoha High School mengadakan festival kenaikan kelas selama tiga hari sebelum liburan panjang dimulai. Dimana festival itu berisi acara-acara bakat siswa, kontes pasangan dari perwakilan setiap kelas, bazar, lomba cerdas cermat, dan sebagainya.

Setiap kelas mulai mempersiapkan segala keperluannya, tak terkecuali kelas XI-3.

"Baik, Sasuke, kaulah yang mewakili kelas kita untuk lomba cerdas cermat," ucap sang ketua kelas, Amaru, dengan lantang.

Seisi kelas setuju saja, karena siapa sih yang tidak tau isi otak klan Uchiha? IQ mereka diatas rata-rata. Selain cerdas, mereka pun terkenal dengan pesona yang memukau. Tapi, entah kenapa di mata orang lain Uchiha Sasuke tidak memiliki pesona itu. Apa karena penampilannya yang culun?

Oke, balik lagi ke persiapan festival akhir sekolah.

"Untuk stand, kita sudah menyiapkan. Akan ditata dan dijaga oleh Kiba dan kawan-kawan."

"He? Kenapa harus aku?! Aku tidak mau menjaga stand! Aku kan ingin berkeliling festival!"

"Aku tidak menerima penolakan, Inuzuka Kiba."

Seisi kelas tertawa melihat wajah masam Kiba. Mau tak mau Kiba harus tetap menjaga stand mereka agar keselamatannya tidak 'terancam'.

"Yang terakhir untuk kontes pasangan, siapa yang ingin mengajukan diri?"

Suasana kelas langsung berubah bising karena saling menunjuk teman.

"Kau saja, Ino. Bukankah kau barbie sekolah, eh?"

"Aku sih mau saja, Sakura. Tapi siapa yang pantas berpasangan dengan ku di kelas ini?"

"Umh.. Sasuke mungkin?"

"Gila, yang benar saja? Aku tidak mau berpasangan dengannya, meski dia seorang Uchiha."

"Kau rasis sekali, Ino."

"Bukankah kau membencinya, eh? Berarti kau juga rasis."

"Itu kan karena alasan yang berbeda!"

"Sudahlah, aku tidak mau ikut. Nanti Sai-kun bisa cemburu padaku."

Kelas masih saja bising. Hingga Amaru pun menggebrak meja karena tak tahan lagi melihat teman-temannya yang bertele-tele.

"Jadi, tak ada yang ingin mengajukan diri?"

Sesaat kelas menjadi hening, tapi tak berselang lama suara Kiba terdengar.

"Naruto saja! Dia kan pangeran sekolah!"

Seketika Naruto mendelik ke arah Kiba yang asal bicara. Apalagi saat teman-teman yang lain mulai menyetujui usulan Kiba.

"Baik, Naruto yang akan--"

"Aku tidak mau, ttebayo! Bagaimana Sasuke sa--"

"Dia sudah mendapatkan bagian lomba cerdas cermat, Naruto. Lagipula kau pasti ditunggu-tunggu oleh banyak fansmu untuk mengikuti acara ini. Kau ingin membuat mereka kecewa?"

"Huh, kau alasan saja, ttebayo."

"Sudah. Ditetapkan. Kau. Yang. Mewakili. Kontes. Ini. Naruto."

"Menyebalkan sekali.."

"Sudah terima saja!"

"Ini semua salahmu, Kiba!"

"Hei, salahku atau bukan, kau pasti tetap akan dipilih Amaru."

"Tapi kau dulu yang memulai--"

"Diam kalian berdua! Keputusan sudah ditentukan dan jangan dipermasalahkan lagi. Sekarang kita harus memilih pasangan perempuannya."

My Secret Love [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang