Chapter 23

1.1K 95 3
                                    

Cuaca hari ini sedikit mendung sedari pagi. Mereka semua hanya melakukan kegiatan di dalam villa. Atau sesekali salah satu dari mereka ada yang keluar karena bosan.

Di dalam kamar, Hinata, Sara, dan Tenten sepertinya sedang mengobrol dan bercanda ria. Hingga tiba-tiba satu-satunya gadis bersurai merah itu merona.

"Ayo, katakan pada kami, Sara. Apa yang kalian lakukan semalam?" tanya Tenten penasaran.

"Iya, Sara, jangan ada yang kau sembunyikan dari kami," timpal Hinata.

Sara menunduk malu. "Sudah ku bilang kami hanya berbicara untuk meluruskan hubungan kami."

"Berarti kalian benar-benar tidak ada hubungan lagi?" tanya Hinata memastikan.

Sara menggeleng.

"Kalian pacaran lagi?!" teriak Tenten heboh.

Sara menggeleng.

"Nah, terus?"

"Kami berteman," ucap Sara kalem.

"Teman? Kalian serius?!"

Sara mengangguk.

"Lalu, kenapa tadi kau merona, Sara?"

Senyum Sara mengembang. "Aku senang, Sasuke-kun mau memaafkanku meski katanya sangat sulit. Dan, juga dia bersedia ketika aku ingin berteman dengannya. Bagiku itu sudah cukup."

Hinata dan Tenten menatap haru pada satu sahabatnya ini. "Kau sungguh tidak apa, Sara?"

Sara mengangguk mantap. "Aku tidak mau memaksa Sasuke-kun kembali."

"Lalu, bagaimana denganmu?"

"Aku?" Tawa Sara terdengar. "Tentu aku harus melupakan perasaanku ini, kan?"

Hinata menepuk pundak Sara lembut. "Kau yang sabar, ya."

"Kau juga yang sabar menunggu dia peka, Hinata," balas Sara jenaka.

Tenten tertawa keras. "Sampai kapanpun si baka itu tak akan pernah peka!"

Hinata menggembungkan pipinya kesal. "Kenapa jadi bahas aku?"

"Hinata sayang, mungkin dari sekarang kau harus jadi pemberani dalam urusan cinta."

"Maksudmu, Tenten?"

"Kau harus menyatakan perasaanmu lebih dulu pada si baka itu. Aku jamin dia tak akan pernah peka jika kau tak bertindak duluan."

Hinata merona. Apa ia bisa seberani Sakura, ya? Hinata menggeleng. Tidak, ia malu.

"Bi-biarkan aku menunggu hingga dia memiliki perasaan yang sama denganku."

Tenten menggeleng melihat sikap sahabatnya satu ini yang pemalu. "Ayolah, Hinata, aku tahu kau bisa!"

"Kalau kau terus memaksaku, aku akan bilang pada Neji-nii untuk memutuskanmu."

Wajah Tenten pucat seketika. "Ja-jangan! Kenapa kau mengancamku dengan ancaman jahat seperti itu?!"

Sara terkikik melihat tingkah kedua sahabatnya.

"Oh ya, Sara.."

Tiba-tiba atmosfir kamar menjadi serius ketika Hinata mengeluarkan suaranya kembali.

"Apa benar Sasuke-kun sudah tidak mencintaimu lagi?"

Mata merah itu menyendu. "Entahlah. Kurasa memang benar."

Tatapan Hinata dan Tenten ikut menyendu.

"Kau kan sahabatnya? Kau pasti tahu bagaimana perasaan Sasuke-kun, kan?"

My Secret Love [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang