Chapter 6

1.7K 112 4
                                    

"Enghh..." lenguh Sakura dibalik selimut tebalnya. Sakura tahu hari sudah pagi. Tapi ini hari Minggu, dan ia ingin menikmati tidurnya sedikit lebih lama. Niat awalnya memang begitu, tapi tiba-tiba terdengar suara memekakkan telinga yang membuatnya harus membuka mata.

"Sakura!!!! Cepat bangun, sayang!"

Ya, itu suara ibunya yang selalu membangunkannya setiap pagi, tak terkecuali hari Minggu.

"Malas, kaa-san! Nanti saja Saku bangun!" balasnya berteriak. Menyebalkan, aku kan juga ingin menikmati waktu liburku, batinnya sambil menaikkan selimut hingga seluruh tubuhnya tertutup. Hampir saja ia tertidur lagi jika tidak ada yang membuatnya terkejut.

Brak!

Astaga, ini pasti ulah Sasori-nii.

Sakura menyibakkan selimutnya dan melihat sosok tersangka tengah berdiri di depan pintu kamarnya yang terbuka. Sial, lain kali aku harus mengunci pintu kamarku, rutuknya dalam hati.

Sosok itu berjalan masuk mendekati Sakura yang sudah mendudukkan diri di atas ranjang. "Cepat bangun, pemalas."

Sakura memutar matanya, "Aku malas, nii-chan. Ini hari Minggu, tidak bisakah aku menikmatinya?"

Sasori kini berkacak pinggang. "Tidak ada waktu untuk bermalas-malas, Saku. Ayo, cepat bangun!"

"Aku sudah bangun, dan sekarang aku mau tidur lagi!" Baru saja Sakura akan menidurkan badannya lagi, tetapi sang kakak langsung menariknya kembali.

"Ayo, Saku!"

"Apaan sih! Aku bilang tidak mau!"

Sasori menghela napas, "Baiklah, akan kubilang pada temanmu jika kau malas hari ini." Ia melangkah keluar meninggalkan adiknya yang terbengong.

"Tunggu, Saso-nii!"

Sasori menghentikan langkahnya tepat di pintu kamar sang adik.

"Kau bilang apa tadi? Temanku? Apa maksudmu, Saso-nii?"

"Temanmu sedang menunggumu di bawah sekarang. Mereka ingin mengajakmu ke Konoha Park."

"Apaa?!! Kenapa Saso-nii tidak bilang dari tadi?!"

"Kau sih tidak mau bangun."

"Tapi kalau Saso-nii bilang ada temanku di sini, pasti aku bangun." Sakura segera beranjak ke kamar mandi. "Argghh, awas kau, Sasori-nii!"

Sasori hanya menyeringai kecil melihat tingkah adiknya. Hm, dia tidak pernah berubah.

***

Ting tong! Ting tong!

"Iya, tunggu sebentar!" Pintu besar itu terbuka menampakkan wanita paruh baya yang masih terlihat cantik di wajahnya.

"Ohayou, Mikoto-bachan!"

Wanita itu tersenyum lebar kala melihat siapa yang datang, "Ohayou, Naruto, Hinata-chan. Ayo, masuk. Kalian pasti menjemput Sasuke, kan?"

"Ahaha, benar, ba-chan. Tapi ngomong-ngomong, kenapa ba-chan yang membuka pintunya? Kemana para maid?" tanya Naruto sambil celingukan.

Mikoto tersenyum, "Mereka sedang menyiapkan sarapan di dapur, Naruto."

"Oohh.."

"Ayo, kita sarapan bersama," ajak Mikoto pada keduanya.

My Secret Love [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang