Chapter 16

1.1K 89 1
                                    

"Bagaimana?" tanya Sakura sembari memutar-mutar badan di hadapan keluarganya. Kizashi mengacungkan kedua jempolnya, "Kau cocok dengan gaun itu, Putriku."

"Iya, kau memang adikku yang paling cantik!" timpal Sasori ikut memuji.

Sakura menghentikan gerakannya dan memasang wajah cemberut. "Tou-san dan Sasori-nii pasti bohong. Bagaimana pendapat Kaa-san?"

Mebuki tertawa kecil. "Ayolah, Saku. Ayah dan kakakmu tidak berbohong padamu."

"Kami ini memujimu tahu!" seru Sasori tidak terima. "Biasanya kalian terlalu melebih-lebihkan!" balas Sakura bersedekap dada.

"Sudah, sudah. Pendapat Kaa-san sama seperti mereka. Gaun itu sangat cocok untukmu, Saku," lerai Mebuki membuat emerald Sakura berbinar.

"Benarkah?"

Mebuki mengangguk.

Sakura berdehem malu. "Sebenarnya aku tahu. Karena aku memang cantik, pastilah gaun manapun akan cocok denganku."

Tuk!

"Ah! Sakit, nii-chan!" rintih Sakura saat jidat lebarnya diketuk tiba-tiba oleh Sasori.

"Jika kau merasa begitu, kenapa harus minta pendapat kami, eh?"

"Tentu saja untuk memastikan."

"Kau--"

Mebuki kembali menyela agar tidak terjadi perdebatan di sore hari yang damai ini. "Bagaimana kalau sekarang kau berangkat, Saku?"

Sakura menoleh. "Eh? Bukannya masih jam 4, ya? Festival baru dimulai jam 5, Kaa-san."

"Kaa-san tahu, tapi kakakmu ada urusan setelah ini."

"Kalau itu biarkan saja. Aku bisa berangkat sendiri, Kaa-san."

Mebuki melotot. "Tidak bisa. Kau harus berangkat dengan kakakmu sekarang."

"Yah, kaa-san..." rajuk Sakura mau tak mau harus menurut. Sasori tertawa melihat wajah lesu adiknya. "Ahaha, rasakan itu!"

Sakura menatap tajam ke arah Sasori sebentar sebelum ia melenggang pergi.

"Aku berangkat."

Ketiga penghuni rumah yang lain tertawa melihat tingkah sosok gadis kecilnya merajuk.

"Sudah sana, cepat susul adikmu, Sasori. Sebelum dia bertambah marah."

"Baik, kaa-san, tou-san. Kalau begitu kami berangkat."

"Hati-hati di jalan!"

***

Festival yang Sakura kira masih sepi, ternyata justru sudah ramai dipenuhi murid-murid yang mengenakan gaun dan jas. Sakura jadi minder sendiri ketika membandingkan gaun milik orang lain dengan miliknya.

Apa benar gaun ini cocok di tubuhku?, batinnya mendadak gelisah.

Sakura menundukkan kepala. Karena merasa banyak yang memperhatikan, ia pun mempercepat langkahnya dan alhasil--

Bruk!

Menabrak lagi.

"Gomen.."

"Eh? Sakura?"

Sakura lantas mendongak menatap seseorang yang sudah ditabraknya. Emeraldnya melebar.

"Hinata?"

Sakura tertegun sejenak. Hinata terihat sangat cantik dan anggun mengenakan gaun ungu itu, pujinya dalam hati.

My Secret Love [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang