3. AWAL

22 3 0
                                    


Flashback

Bandung, 15 Agustus 1992

***

Cerita ini berawal dari sebuah panti asuhan indah sejahtera
Sebuah rumah sederhana yang di selimuti kehangatan dan rasa kasih sayang antar penghuni rumah,tawa dan tangisan terdengar jelas oleh para orang orang yang mendengarnya.

Tepat di daerah yang sama, seorang wanita berusaha dengan keringat yang peluh menuju klinik bersalin demi menyelamatkan nyawa sang jabang bayi yang bersemayam didalam perutnya.

"pak.... tolong...."jerit wanita itu meminta bantuan pada siapa saja yang berjalan melewatinya. Tapi tak ada siapapun yang membantunya.karena kegigihannya ia pun dapat mencapai klinik terdekat.

Persalinan berjalan lancar,wanita itu masih mengatur napasnya,sungguh tak terbendung rasa kebahagiaan yang di rasaka wanita itu terlihat dari air mukanya.

"selamat ya bu"ujar bidan yang membantu persalinannya.

"terimakasih bu bidan"ujar wanita itu  menatap sang buah hati.

"sayang,kamu tampan sekali seperti bapa kamu, tapi sayang bapa kamu tidak bisa menemani kita"begitu pilu siapapun yang mendengar perkataan wanita itu.

Malam semakin larut, kebahagian wanita itu tidak berlangsung lama. Tepat saat tengah malam ada seorang penyelusup masuk kedalam ruangan bayi dengan mengendap endap menggunakan baju serba hitam. Matanya tertuju pada box bayi wanita tadi, dengan langkah cepat bayi tersebut sukses berada di tangan penculik meninggalkan klinik dan langsung menemui sorang wanita paruh baya.

"bagus,cepat serahkan bayi itu"ujar wanita paruh baya yang tersenyum penuh arti memandang si bayi tersebut.

Sebuah mobil mewah menepi di depan panti asuhan indah sejahtera, dengan teganya wanita itu manuh bayi tanpa dosa itu di depan gerbang panti tersebut dengan meninggalkan sebuah surat dan juga sebuah gelang.

"maafkan aku, andai saja ibumu bersedia meninggalkan anakku pasti nasib mu tidak akan seperti ini, aku akan menjemputmu jika rencanaku sudah selesai semua"ujar wanita itu

Sang penghuni rumah sayup sayup mendengar tangis bayi.wanita yang di sapa umi oleh semua anak panti itu melangkah pergi menuju sumber suara. Ia memicingkan matanya kala dengan samar ia menangkap sebuah box bayi tergeletak di depan gerbang.

Ia melangkah cepat menuju box bayi itu, ia merengkuh dengan cepat sang bayi itu, pandangannya beredar mencari kemungkinan orang yang tega membuang bayi lucu ini di depannya.

"sungguh kamu orang pertama yang di tinggalkan di sini, selamat datang sayang di rumah kami"ujar umi membawa bayi tersebut ke dalam rumah

Umi menyadari ada sebuah gelang yang melekat di tangan sang bayi sebuah gelang perak yang indah,

"ada surat juga, mungkinkah ibumu menitipkanmu? "ujar umi menerawang.

Ia segera masuk kedalam karena cuaca semakin dingin terasa.

Semua penghuni rumah tampak berkumpul melihat bayi kecil yang sangat lucu

"dia orang pertama yang di buang di sini, berbeda dengan kita yanh sudah tak mempunyai keluarga"ujar slah satu anak panti yang masih kecil itu

Tatapan yang samaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang