***"maafkan aku"ujarnya kemudian di iringi air mata yang mulai berada di pelupuk matanya.
Arka menghembuskan napasnya
"jika aku menjadi dirimu, aku tidak akan meninggalkammu dan panti ini"ujar arka lebih lembut
"baikalah aku berjanji tidak akan meninggalkanmu, walau apapun rintangannya aku akan tetap bersamamu dan panti ini"ujar dira tersenyum
"jangan pernah tinggslkan aku ya apapun yang terjadi, setidaknya jadikan aku alasan agar kamu selalu berada di panti ini"ijar arka menatap dalam dira, sira pun menganggu mengiyakan
"maafkan aku kak"batin dira
***
Nadira berjalan mengendap ngendap keluar dari panti menuju rumah pohonnya.Nadira bernarasi
"umi berkata padaku...bahwa aku di temukan oleh kak arka di bawah rumah pohon dwngan keadaan terluka, entah apa sebabnya aku pun tak tahu.
Umi berkata kalung yang berada di leherku adalah satu satunya identitasku, aku tak mengerti itu tapi selama aku menunggu ia tak kunjung datang yang aku tau kalung ini sangat indah.
Umi berkata tepat malam ini sekitar 15 tahun yang lalu aku di temukan.Dan nama nadira umi berikan padaku karena di depan liontin ini tervetak jelas huruf abjad yang kini menjadi nama depanku. Dan ada tanggal yang terlukis disana 14 agustus, yang aku tau mungkin itu tanggal lahirku
Ibu... Bisakah kamu mendengar kata katuku ini? Apa ibu dan ayah masih hidup? Apa ibu dan ayah merindukanku? Aku selalu berharap kalian datang menjemputku,memelukku dan mengatakan bahwa kalian mencintaiku,karena saat ini itu yang ingin aku katakan pada kalian aku merindukan mu ayah ibu... "Nadira menatap nanar tempat yang menjadi awal kisah ia bisa berada di panti ini,tempat paling bersejarah menurutnya.
Semilir angin yang ssmakin berhembus seiring semakin larutnya malam menyibakan rambut panjang nadira, ia menunggu seperti tahun tahun sebelumnya, lagi lagi hal itu terjadi nadira meruntuki dirinya yang selalu menunggu ia mulai menangis kala malam semakin larut dan anginpun semakin dingin terasa"ayah... Ibu dira merindukan kalian..."ujarnya lirih
"sudah ku duga"ujar sura yang berada di belakang dira, nadira memejamkan matanya di iringi dengan air mata yangbterus mengalir di pipi lembutnya,iabsangat hapal dengan pemilik suara itu.
"kenapa kamu selalu mengulang kejadian seperti ini, sudah aku katakan ibumu tidak akan pernah datang nadira, menangis mengharapkan hal yang tidak mungkin terjadi, itu hanya membuang waktumu"teriak arka tanoa memperdulikan dira yang terus menangis bahkan semakin terisak.
"kamu benar benar keras kepala, susah ku katakan hentikan ini, dan kamu sudah berjanji padaku untuk tidak menunggu lagi,dan kamu mengingkari janji itu,pergilah carilah ibumu jika itu membuatmu senang"ujar arka masih dengan nada tingginya meninggalkan dira yang terus menangis.
Nadira yang menatap samar punggung arka bangkin berlari mengejar rubuh yang atletis itu."maafkan aku kak,maafkan aku"rengek dira memeluk arka dari arah belakang, dira sunggu erat memeluk arka seakan ia meminta arka untuk tidak pergi.
Arka menghembuskan napas lelahnya, ia membalikan badan dan menatap dira lekat, sedangkan dira masih tertunduk menangisi kebodohannya.
"kamu ini adikku, aku tau perasaanmu, apa yang kamu suka dan tidak, jadi ku mohon jangan seperti ini lagi tetaplah menjadi nadira adikku yang ceria, tetaplah bersama kudan panti ini, jadikan alasan 15 tahun ini agar kamu tetap berada di sini...dan kamu tau alasan aku tidak mau pergi dari sini... "ujar arka lirih.dira mulai mendongkakan wajahnya melihat arka dengan tatapan tedunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tatapan yang sama
Romance"Taukah kamu betapa sulitnya aku melupakan tatapan indah mu itu? Tapi kenapa kamu tak coba menahan kepergianku? Sungguh aku benar benar merindukanmu, tapi rasa kecewa ini mengalahkan rasa rinduku. Maafkan aku jika aku bersikap seperti ini padamu,kar...