9

11 3 0
                                    

***

"oh.. Jika identitasku sebuah liontin, apa kakak juga mempunyai identitas? "tanya dira

Arka terdiam sejenak
Jelas ia tau tentang identitas itu, tulisan di surat itu sangat menyakiti hatinya, ia berpikir apa dia barang yang bisa di buang dan di ambil kapanpun sesuka hati sang pemiliknya.

"tidak! Aku tak memiliki identitas apapun, jadi walaupun mereka mencariku mereka tak akan mengenaliku"ujarnya tegas.

Dira menatap kakaknya iba.

"jangan menatapku seperti itu"tegas arka memperingati dira.

"hehehe"dira terkekeh menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

"sikapmu itu sangat langka"ujar dira terkekeh.

"aku akan sangat mengenalimu walau kakak berubah penampilan"lanjutnya.

"benarkah?"tabya arka berusaha memastikan.

Dira hanya mengangguk.

"apa kakak juga akan mengenaliku jika suatu hari penampilanku berubah? "tanyanya.

Arka mengamgguk

"sejak pertama menemukanmu aku menyukai matamu, jadi aku akan sangat mengenali tatapan matamu itu."ujar arka mendapan anggukan dari dira

"baikalah jika itu benar maka teruslah tatap mataku ini,selagi gratis"ujarnya tertawa begitupun arka.

"apa di sekolahmu ada pria yang mendekatimu? "tanya arka menghentikan tawa dira.

"aldi"ujar dira sontak membuat arka membulatkan matanya.

"jadi ada?"tanyanya lagi

Dirapun hanya mengannguk.

"dia anak pemilik saham terbesar di sekolahku, dia juga yang menolongku saat angel menggangguku"jelas dira masih datar tak menyadari wajah arka memerah menahan amarahnya.

"apa dia menyukaimu? "tanya arka lagi

"aku tidak tau, kenapa bertanya seperti itu? "tanya dira bingung.

"dengarkan kakak baik baik!
Saat seorang pria mendekati wanita terus menerus itu aneh
Saat pria menatap wanita lama itu juga aneh
Saat wanita itu dalam kesulitan dan dia ada didekat wanita itu,itu juga aneh
Apa dia melakukan semua itu padamu?"tanya arka mengebu gebu.

"iya dia melakukan itu, dia selalu menilongkubsaat angel menggangguku, dia selalu ada saat aku tengah menangis di taman, dia selalu memberi aku makanan saat aku tak makan,tapi menurutku itu tidak aneh, kakakpun selalu melakuksn itu bahkan lebih"ujar dira memasang wajah polosnya

Membuat arka gemas sendiri melihat wajah polos dira.

"mulai sekarang pergilah sejauh mungkin saat dia mendekatimu, aku melarangnya"ujarnya tegas.

"kenapa? Aku rasa dia pria baik"ujar dira datar.

"ini perintah,jangan membantah"ujar arka tegas meninggalkan dira yang masih dirundung kebingungan.

***

Keesokan harinya

"nadira cepatlah, ini hari senin kita bisa telat"teriak arka yang sudah siap dengan sepedahnya.

"ayo berangkat"ujar dira setiba disamping arka.

Mereka berangkat dengan perasaan gembira,bahkan arka sampai bersenandung lagu bangun pemuda pemudi.

"suara kakak jelek, berhentilah bernyanyi"ujar dira duduk di belakang arka.

"biar saja, setidanya aku ini anak bangsa yang menghargai jasa para pahlawannya"ujar arka.

Tatapan yang samaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang