***Langit mulai gelap namun nadira masih berada di rumah pohon, sedangkan arka tengah pontang panting mencari keberadaan nadira dipanti yang tak kunjung menampakan batang hidungnya.saat ingin memasuki kamarnya sekilas ia melihat bayangan yang sangat ia kenal, tengah duduk memandangi langit malam yang sangat indah.
Langkah kalinya melangkah dengan cepat.
"kamu masih marah sama kakak?"tanya arka saat sudah berada disamping nadira, nadira tak bergeming ia masih diam memandang langit yang mrnampakan keindahannya.
"jika kamu diam artinya iya! Maafkan aku karena membohongimu, aku benar benar minta maaf"ujar arka lirih.
Nadira menundukan wajahnya,setetes air mata yang benibg membasahi tangannya yang tepat berada dipangkuannya.
"aku tidak marah padamu, aku hanya merasa aku akan sendirian disini, tapi dira senang Karena kakak sudah bertemu dengan keluarga kakak lagi, setidaknya saat kakak pergi nanti aku akan tersenyum, karena impianku terkabul, kakak jangan khawatir, pergilah! Aku akan tetap disini"ujar dira parau
"kamu sangat jelek, berhentilah menangis dan tersenyumlah, dengar nadira! Sampai kapanpun aku tidak akan pergi, jikapun iya aku akan membawamu, tidak akan kubiarkan hatiku tertinggal disini, pergilah bersamaku! "ujar arka tegas.
Nadira tersenyum tipis menatap arka.
"aku tidak akan pergi, ini rumahku"ujar dira dan membuat arka tersenyum senang.
***
Seberapa keras mereka bertahan tapi tetap mereka lebih kuat dari pertahanan nadira."boleh nenek duduk disini? "ujar nenek arka
Dira yang menyadari segera menganggukkan kepalanya."nadira saya tau kamu gadis yang baik, saya juga tau kalian saling menyayangi, tapi. Kami sangat membutuhkannya sebagai penerus satu satunya perusahaan kami, tidakkah kamu berpikir jika arka tinggal bersama kami maka kehidupannya akan terjamin, kamu pasti senang jika arka sukses bukan? "ucapan nenek arka sungguh menohok hari nadira,sekuat tenaga ia menahan air matanya agar tak keluar, tapi usahanya sia sia saja, ia melihat tatapan penuh harap dari wanita paruh baya itu.
Nadira menganggukan kepalanya pelan, senyum wanita paruh baya itu terukir.
"terimakasih nadira"
***
"kakak, ayo hiaslah dengan bagus,kenapa malah kamu mengacau seperti ini"omel nadira
"kenapa tiba tiba kamu memintaku menghias rumah pohon, aneh sekali"
"kakak ini banyak bicara,dengarnya!apa kakak tidak lihat ini sudah sangat berantakan jadi sudah seharusnya kita merawatnya"ujar dira masih sibuk menyapu.
"baiklah baiklah cerewet"ujar arka menyerah.
"akhirnya selesai juga"ujar arka merebahkan tubuhnya di rumput yang tertata rapi itu,begitupun nadira.
"bintangnya indah bukan? "tanya nadira menatap bintang bintang yang menghiasi langit.
"kenapa kamu begiti menyukainya? "tanya arka menatap dira.
"karena saat melihatnya kakak berada di sampingku, aku hanya berharap ini akan terus terjadi"ujar dira lirih.
"kita akan terus melihatnya setiap hari, aku berjanji padamu"ujar arka yakin
Nadira hanya tersenyum getir.
"jangan pernah berjanji kak, tepatilah"ujar dira lagi.
"ayo kita pulang"ajak arka menggenggam tangan dira.
Badira hanya mengangguk mengiyakan.
![](https://img.wattpad.com/cover/133674024-288-k402552.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Tatapan yang sama
Romantik"Taukah kamu betapa sulitnya aku melupakan tatapan indah mu itu? Tapi kenapa kamu tak coba menahan kepergianku? Sungguh aku benar benar merindukanmu, tapi rasa kecewa ini mengalahkan rasa rinduku. Maafkan aku jika aku bersikap seperti ini padamu,kar...