Yuzuki and Kento New Year

260 28 6
                                    

Yuzuki's New Year

Aku menatap langit malam yang sendu lewat balkon apartemen. Kukenakan jaket berwarna hitam, mengingat cuaca hari ini sangat tisak bersahabat.

Kupandang apartemen bobrok tempatku tinggal selama beberapa tahun. Aku ingat betul, setahun yang lalu ruangan kecil tersebut diisi dengan kemeriahan, kebahagiaan, dan kehangatan. Dan masa-masa seperti itu ... tak akan terulang lagi.

Aku menyeduh secangkir cokelat panas guna memuaskan dahaga serta menghangatkan diri. Kepulan asap menguar dari salam cangkir, membagikan uap panasnya kepadaku. Cangkir itu aku genggam dengan erat seraya kusesap cairan panas yang ada di dalamnya.

Letusan kembang api menemani kesendirianku dan menghias langit malam. Telingaku menangkap sorak-sorai kebahagiaan anak-anak saat kembang api sampai pada puncaknya. Aku tersenyum simpul, mengingat sorakan yang sama terlontar dari bibirku saat ia menyulut kembang api setahun silam. Mataku terpejam. Kunikmati momen-momen kesendirian ini.

Aku nyaris saja tertidur dengan diselimuti hawa dingin jika aku tidak mendengar bel apartemen berbunyi nyaring. Aku membuka mataku dengan malas, hendak merutuki siapa pun yang menggangguku.

Sembari melangkah, aku bertanya, "Siapa, ya?"

"Ini aku, Teramitsu Yuzuki." Suara tersebut membekukan langkahku. Detik berikutnya, aku justru berlari sampai ke depan pintu.

Kuhela napas panjang-panjang sembari membuka pintu yang membatasinya denganku. Iris kebiruan miliknya langsung menyapaku. Tak lupa, raut datar yang sama tetap terukir di wajahnya. "Apa yang kaulakukan di sini?" cicitku sambil memberi ruang baginya untuk masuk.

Yuzuki melepaskan sepatu yang dikenakannya, kemudian melangkah masuk. "Tentu saja untuk merayakan tahun baru denganmu," jawabnya santai sambil meletakkan sebuah kotak berwarna abu-abu di atas meja.

"Hm? Apa itu?" tanyaku sambil menutup pintu kaca yang mengarah menuju balkon.

"Biskuit ... aku membuatnya di rumah." Tangan Yuzuki bergerak, membuka kotak tersebut, menampilkan potongan biskuit yang berbentuk hati berbagai warna.

"Bentuknya ... hati...?" Aku nyaris saja tertawa keras melihat biskuit tersebut. Namun, kutahan semua gelak tawaku dan kuganti dengan seulas senyum kecil.

"Haru yang melakukannya," tukas Yuzuki sambil mengambil sepotong biskuit lalu menydorkannya ke arahku. "Cobalah."

Aku mengambil biskuit berbentuk potongan hati tersebut, lalu memakannya. "Rasanya ... seperti Yuzuki. Tidak terlalu manis dan teksturnya juga cukup lembut."

"Souka...." Ia tersenyum ke arahku, senyum yang jarang sekali ditampakkan olehnya. Tubuhku bagai tersihir. Mataku tak bisa berpaling dari wajahnya. Senyum yang tersemat di wajah Yuzuki seolah memberi kehangatan padaku.

Pemuda itu memperhatikan kedua jarum jam yang sudah menunjuk angka dua belas. Ia menggenggam tanganku dengan lembut. Maniknya menatap lurus ke arahku.

"Selamat tahun baru, [name]. Terima kasih untuk satu tahun yang sudah kauhabiskan bersamaku. Untuk tahun yang baru ini dan seterusnya, aku akan tetap mencintaimu, [name]."

Kento's new year

Aku menyusuri jalan setapak seorang diri, hendak menikmati pemandangan kembang api pada jarak yang lebih dekat. Earphone putih masih setia bertengger di telingaku, memutar kumpulan lagu yang sudah kuseleksi sebelumnya. Udara malam yang dingin mulai menyambutku, menimbulkan rasa menyesal dalam diri sendiri karena lupa membawa jaket.

Kuabaikan rasa dingin itu dan aku terus menapak maju. Semakin lama, kecerahan dari kembang api yang kunanti-nantikan semakin terlihat jelas. Dari jarak yang belum terlalu dekat saja, aku bisa mendengar suara letusan kembang api tersebut. Aku tersenyum sendiri, kemudian menolehkan kepala ke arah kanan. Sebuah kios tampak penuh dengan pelanggan. Padahal biasanya kios itu tampak sepi. "Pasti sang pemilik meraup keuntungan yang besar...."

Aroma dari makanan tersebut menyapa alat penciumanku, berusaha membuatku tertarik membeli takoyaki tersebut. Kutepis aroma itu jauh-jauh, berusaha fokus saja pada kembang api.

Namun, alam seolah ikut menggodaku. Angin malam bertiup cukup kencang, membuat kulitku serasa dicubit oleh suhu dingin tersebut.

"Sendirian saja?" Kudengar suara seorang pemuda di belakangku. Refleks, kepalaku menoleh, memperhatikan sosok pemuda berambut biru tersebut.

"Aizome Kento...."

"Yap, betul sekali." Kento melepaskan jaket cokelat yang dipakainya, lalu melapisiku dengan jaket tersebut. "Kau ini aneh ya ... malam-malam masih saja tidak memakai jaket. Kau mau sakit ya?"

"Tak ada urusannya denganmu," balasku cuek.

Kento terkekeh pelan, lalu berjalan menuju bangku yang terbuat dari kayu. "Daripada sibuk berdebat, lebih baik kita menikmati kembang api saja. Apakah aku benar?" Kento mengangkat sebelah alisnya seolah menantangku.

Menghela napas pasrah, aku hanya bisa mengangguk dalam diam. Kento tersenyum penuh kemenangan, kemudian menarik tanganku. "Duduk di sebelahku," instruksinya.

Tak ingin berlama-lamaan berdiri dengan kaki yang nyaris membeku, aku memutuskan untuk mengikuti saja instruksi Kento. Sembari menggosok-gosok kedua tanganku, aku menatap langit yang sudah dihiasi kembang api.

"Hei, [name]," panggil Kento, "apa keinginanmu di tahun yang akan datang?"

"Mewujudkan impianku, tentunya. Kau sendiri apa?" Aku balik bertanya.

Kento menengadah. Maniknya menerawang langit sebelum akhirnya terpejam sempurna. "Keinginanku adalah memenangkan hatimu, [name]."

* * *

Cuman keburu bikin dua :"D itu pun diundi
Dan ternyata Yuzuki kepilih *yang nulis kesenangan*
Anyway, HAPPY NEW YEAR MINNA
Semoga tahun ini semakin baik :"D

Dan saya mau minta bantuannya
Waktu valentine nanti, saya berencana buat drabble lagi UwU Silakan dipilih mau fandom apa yang akan dibuat drabble valentine. Saya tahu ini masih lama, tetapi antisipasi dulu lah :v

A. Uta no Prince Sama
B. B Project
C. Marginal #4

Trus, ada satu hal lagi. Saya rencananya mau tambahin satu fandom lagi untuk Idol Hell, yaitu Idolm@ster SideM. Tapi pada setuju kah?

Ditunggu ya vote nya. Bye bye '-')/

Idol HellTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang