Surat || Masunaga Kazuna

227 33 15
                                        

Pemuda itu memandang refleksi dirinya di air danau yang bening. Tangan sebelah kirinya sibuk menggandeng adiknya. Sedang tangan yang satu lagi digunakan untuk memegang botol kaca bening yang diisi helaian kertas dan kerikil-kerikil kecil.

"(Name)-chan...." Pemuda bernama Masunaga Kazuna itu menatap adiknya sejenak, sebelum akhirnya kembali menatap danau yang jernih. "Kelak bila kakak sudah tiada, kau harus ingat tempat ini, ya. Carilah botol kaca yang ada di dasar danau Tenang saja, danau ini dangkal, kok."

Adiknya hanya menangguk-angguk, meski sejujurnya tidak paham perkataan Kazuna sama sekali.

Kazuna melemparkan botol kaca itu ke danau, membiarkannya tenggelam dalam baluran air jernih. "Karena semua rahasiaku ada di sana."

Surat
Aniki!SickMasunaga Kazuna x Reader
Warning : Typo, OOC, Angst
Requested by : Ki_Liya07

"Wajahmu semakin pucat, Kazu-nii." Selagi meletakkan semangkuk bubur di atas meja, (name) mengomentari penampilan kakaknya. "Mungkin kau sedang tidak enak badan. Istirahat saja dulu."

Yang dipanggil Kazuna hanya menggeleng pelan sambil mengambil obat yang ada di sakunya tanpa diketahui (name). Cepat-cepat, Kazuna menelan obat tersebut sebelum adiknya melihat. "Aku baik-baik saja, sungguh...."

"Kalau begitu, cepat makan buburnya."

Kazuna mengernyit. "Kau tidak perlu membuatkanku bubur setiap harinya, (name). Aku bukan pasien rumah sakit." Seukir senyum lemah kembali ditunjukkan oleh Kazuna.

(Name) menatap kedua iris pucat kakaknya sambil cemberut. "Kau terlihat sakit, nii-san. Sudahlah, tidak usah bekerja hari ini," nasihatnya sambil mengelap peluh yang membanjiri wajah Kazuna. "Lihat, keringatmu sangat banyak."

Kazuna menyendok bubur yang dibuat oleh (name), lalu meniupnya pelan. "Aku tidak bisa mengecewakan semuanya, (name). Aku akan tetap tampil hari ini."

"Pokoknya, kalau nii-san sampai jatuh sakit, aku tidak akan memaafkanmu!" ancam (name) sambil meletakkan segelas air mineral di atas meja.

"Baiklah (name), aku pasti akan tetap sehat." Kazuna terkekeh pelan sambil memakan bubur yang disiapkan (name). "Kurang garam," komentarnya terus terang.

"Terlalu banyak garam tidak sehat untuk tubuh," ujar (name).

"Begitu ya...." Kazuna tersenyum singkat. "Pergilah, (name). Kau harus ke sekolah sekarang."

"Baiklah. Aku berangkat." (Name) mengambil tas dan langsung memakai sepatunya. Dilihatnya sekali lagi sang kakak yang sedang memakan buburnya, sebelum akhirnya menutup pintu.

Sepanjang perjalanan ke sekolah, gadis itu tidak bisa tenang. Berkali-kali, ia memikirkan kakaknya yang semakin hari semakin lesu. Gadis itu menarik napasnya. Tak ada pilihan lain. Acara yang diisi Kazuna akan disiarkan secara langsung, (name) harus menonton acara tersebut lewat ponselnya.

* * *

Jam sebelas tepat. (Name) mengambil ponselnya secara diam-diam saat guru sejarah sedang menerangkan pelajaran. Dengan ditutupi sebuah buku catatan, gadis itu mulai menekan ponselnya, mencari-cari website yang menayangkan acara yang dibintangi kakaknya.

"Ini dia," gumam (name) nyaris tanpa suara. Ia menggigit bibir bawahnya pelan, guna meredam suara.

Diperhatikannya sosok sang kakak lewat layar ponsel. Kazuna bersama keempat anggota MooNs lainnya sedang menyanyikan lagu Summer Mermaid. Namun, ada yang aneh dari Kazuna. Wajahnya semakin pucat, sorot matanya sangat redup, seperti ada yang salah dengan dirinya.

Idol HellTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang