1. Sehari bersamamu

15.3K 732 3
                                    

Jam weker yang berdering berkali-kali tak membuat Natasya bangkit dari tidurnya meskipun matahari sudah lebih dari sejengkal.

Sejak kepulangannya dari promnight semalam, Natasya lebih memilih mengunci diri di kamar tanpa mau menjawab pertanyaan atau ucapan yang di lontarkan Anna atau Nathan padanya

Dadanya sesak, lidahnya kelu, semuanya terasa percuma. Natasya tidak akan mampu berucap barang satu kata pun tentang ucapan Elang semalam

"Sya bangun. Udah jam 10 ini" ucap Anna seraya mengetuk pintu membuat Natasya mengerjapkan matanya berkali-kali. Ingatannya masih terbawa atas ucapan Elang semalam

"Iya ma" jawab Natasya singkat kemudian ia bangun dari tidurnya dan beranjak ke kamar mandi untuk mencuci wajahnya yang kusut dan mata sembab akibat semalaman ia menangis hingga tertidur jam 2 pagi

Tanpa mandi, ia kembali lagi ke tempat tidur. Natasya tidak akan keluar sebelum matanya kembali normal seperti kemarin-kemarin, sudah cukup Nathan membully nya selama ini dan tidak untuk hari ini

Beberapa notifikasi muncul di ponselnya, pesan dari operator, chat grup olshop dan chat dari Elang yang sebenarnya malas untuk ia balas.

Elangdylng: slmat pagi sayang :*
Anastasyasm: pagi kembali lang

Tak butuh waktu lebih dari 29 detik, Elang sudah membalas chat dari Natasya

Elangdylng: jalan yuk?
Anastasyasm: kmn?
Elangdylng: otw

Tidak mengiyakan, tidak menolak tapi Elang sudah mau berangkat. Sedangkan Natasya mandi saja belum, matanya masih sembab separuh. Tidak mungkin ia akan menemui Elang dengan penampilan seperti zombie

"Cowok gila" gerutu Natasya seraya berlari kecil ke kamar mandi yang berdampingan dengan meja belajar

Tak butuh waktu lebih dari 20 menit, Natasya sudah siap lengkap dengan balutan skinny jeans dan blouse warna navy. Ia masih menatap pantulannya di cermin, matanya yang sudah ia basuh puluhan kali tetap saja tak kembali normal

                        ❤❤❤

Memang perlu kelebihan sabar untuk urusan menunggu perempuan berdandan. Jika pepatahnya saat perempuan berdandan kita bisa pergi umroh, membantu menyelamatkan dunia, ternak sapi, ternak lele dan ternak bison. Semacam itulah Elang disini, apalagi dihadapkan dengan Nathan yang super duper irit bicara. Entah sariawan atau sedang puasa bicara, hanya Nathan yang tau itu

Suara pantulan sepatu dengan lantai membuat Elang dan Nathan sama-sama menoleh. Keduanya menatap dengan cengo serta mulut yang terbuka lebar melihat penampilan Natasya yang dikatakan absurd. Kacamata hitam besar bertengger pada mata gadis itu

"Lo dandan apaan kak? Mau jadi tukang pijet? Sumpah ngakak" ucap Nathan dengan menahan tawanya. Membuat Natasya ingin menyumpal mulut itu dengan gelas kaca dihadapan Elang atau sekedar menumpahkan jus jeruk pada mulut itu

Memang adiknya itu tidak tau cara menghargai yang lebih tua, bukannya ditanya kenapa dan ada apa malah menertawakan seperti tak berdosa atau sedikitnya rasa bersalah

"Lang ayo jadi nggak? Kalo enggak mending aku balik tidur" ucap Natasya yang menyindir Elang lantaran pria itu menatapnya tanpa berkedip sedikitpun dan itu membuat Natasya risih

"Tukang pijet mau berangkat tak tun tuang tak tun tuang karena pake kacamata tak tuntuang tak tun tuang apalagi kalo nggak pake kacamata pasti jelek sekali" senandung Nathan benar-benar membuat Natasya ingin menabok mulut yang tak pernah ada baiknya itu. Beruntung, volume kesabaran Natasya masih bejibun dan sudah teruji secara dermatologi

MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang