12. sebuket bunga

7.4K 445 1
                                    

Menatap wajah kemenangan terpancar jelas diwajah Sevia membuat Elang ingin menyiram gadis dihadapannya ini dengan sirup strawberry agar kepalanya yang berisikan batu dapat luluh atau membeku sekalian. Entah mendapat darimana rumah Elang, meskipun pria itu tidak pernah sedikitpun membahas tentang rumahnya sekalipun Sevia meminta alamat rumahnya. Ya kejadian seperti ini yang Elang takutkan

"Sorry ya gue lancang kesini, abisnya lo sih gak mau ketemu gue. Ah ya gue tau rumah lo dari pihak kampus, ya sulit sih dapetinnya. Gue mesti bohong kalo ada tugas kuliah" perjelas Sevia yang tak mendapat jawaban apapun dari manusia Es seperti Elang. Mungkin hawa dingin london masih terbawa sampai indonesia

"Lo itu emang sinting" ucap Elang dengan pedas tapi sama sekali tidak mampu melukai perasaan Sevia atau sedikit saja membuat gadis itu mundur dari posisinya. Ia sudah melangkah sejauh ini masa mau menyerah? Kan tidak lucu sama sekali

"Lang keluar yuk. Bosen gue sama suasananya Bandung mangkanya gue kesini" ucap Sevia yang lebih pantas disebut merengek di mata Elang. Andai Nataysa mungkin Elang langsung mengiyakan, tapi ini Sevia tentu pria itu malas untuk mengiyakan apalagi mengajaknya keluar. Terlebih ellov yang bertebaran dimana-mana seperti hama padi. Jadi tidak menutup kemungkinan jika Natasya tau dan akan berfikiran negatif yang merugikan hubungan mereka

"Mendingan lo pulang" usir Elang dengan nada ketus tapi bukan Sevia namanya jika menyerah semudah itu. Tanpa Elang sadari, sedari tadi sevia telah mengambil beberapa gambarnya dan menjadi paparazi dadakan tanpa diminta. Memang elang tampan meskipun sedang tak sadar kamera

"Ajakin gue jalan-jalan dulu baru gue balik ke Bandung" tawar Sevia yang langsung membuat Elang mengusap kepalanya kasar. Ia sama sekali tidak tau harus dengan bahasa apa untuk mengusir Sevia dari rumahnya. Apa perlu Elang menyeretnya dan menggunakan cara kasar agar gadis itu kembali ke tempat seharusnya?

Beruntung Aldo masih berada di amsterdam. Jadi tidak perlu untuk sibuk membully Elang atas kedatangan mahkluk aneh di rumahnya. Ralat, mahkluk sinting dan bermuka tembok berlapis batuan kapur

"Gue yang traktir deh"sambung Sevia. Dikiranya Elang tidak mampu apa membiayai gadis itu untuk makan atau sekedar jalan-jalan?

Tak mengindahkan ucapan sevia, Elang justru memainkan ponselnya guna mengirim pesan ke Ivan untuk datang kerumahnya setelah selesai mengantar Natasya. Tak butuh waktu lebih dari 2 menit Ivan langsung mengiyakan

Mungkin dengan kedatangan Ivan dan Bayu akan membuat Sevia risih dan akan pergi dari rumahnya tanpa perlu cara kasar atau menyeretnya yang akan membuat Dita menghukum Elang.

                        ❤❤❤

Menemani Nathan yang sibuk dengan hp miringnya adalah hal yang membosankan bagi Natasya. Terlebih saat bermain mobile legends seperti itu, Nathan seperti lupa pada sekitarnya atau bahkan lupa bahwa ia masih berada di dunia yang sama dengan Natasya

Sampai-sampai jika gadis itu berbicara, ia harus mengulang berkali-kali atau menggunakan kata-kata tegas agar sampai ke Indra pendengaran Nathan. Pantes jomblo, orang budek kek gitu

Suara bel rumah yang nyaring membuat Natasya bangkit dari duduknya. Daripada ia harus berdebat dulu dengan Nathan siapa yang akan membukakan pintu

"Halo kak. Nathan nya ada?" tanya seorang gadis yang berumur sekitar 18 tahun yang tak lain dan tak bukan adalah Vanessa. Gadis pengejar Cinta Nathan

"Ada van di dalam. Silahkan masuk" ucap Natasya seraya tersenyum dan membukakan pintu dengan lebar agar Vanessa dapat masuk

"Ini buat kakak sama Nathan. Vanessa bawanya cuma sedikit soalnya tante Anna sama om dika kan lagi di filipin" ucap Vanessa seraya menyerahkan kantong plastik warna hitam yang berisi nastar keju buatannya sendiri kesukaan Nathan.

MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang