13. kebohongan

8.9K 486 2
                                    

Pagi yang cerah namun dengan suasana hati buruk bagi Elang. Apalagi jika bukan atas kedatangan Sevia kerumahnya pagi-pagi buta dengan alasan ingin main sebentar.

Menghilang dari bumi adalah keinginan Elang saat ini. Ia tak cukup kata-kata untuk mengusir Sevia dari rumahnya

"Lang itu siapa kamu? Tiap hari kok kesini?" tanya Dita saat Elang menemui mamanya yang sedang sibuk membuatkan teh untuk sevia

"Orang gila. Oh iya ma, Aldo nggak pulang?" tanya Elang ganti. Ia tak mau jika pembahasan mereka hanya seputar sevia. Dan berakhir Elang harus menceritakan kejadian di London

"Nggak tau. Aldo masih banyak tugas disana. Mama nggak tega nanyainnya" jawab dita seraya mengangkat nampan berisi secangkir teh dan setoples biskuit coklat kemudian wanita kepala 4 itu berlalu menemui sevia.

Setelah punggung dita hilang dibalik dinding, Elang pun bergegas mandi dan akan menuruti permintaan sevia untuk jalan-jalan baru gadis itu akan kembali ke Bandung. Begitulah permintaanya

Memperlama di kamar bukanlah kebiasaan Elang. Mungkin dengan cara ini bisa saja Sevia bosan dan memutuskan untuk pergi. Meskipun itu nyaris langka

"Udah lama nunggunya?" tanya Elang ketus. Ia tak mau bermanis-manis di depan gadis bermuka tembok seperti Sevia

"Udah biasa nunggu lo lang. Gue sih mikirnya lo pake sunblock dulu" jawab Sevia singkat. Meskipun dalam lubuk hati nya ia sudah teramat kesal dengan Elang yang nyaris 1 jam tidak kembali sejak pamit mandi 56 menit 17 detik

Elang hanya mendengus kesal dengan ucapan Sevia yang sangat mengada-ngada dan tidak bisa di buktikan kebenarannya

Drrrt drrrrt

Elang melihat satu notifikasi yang membuatnya ingin menjatuhkan diri dari mata london saat ini

Natasya: lang, temenin gw ke toko buku jam 9 ya
Elang: aku gk bisa sya maaf ya. Aku harus pesen tiket ke bandara
Natasya: oh, oke be careful lang

"Lang" panggil Sevia

"Apa?"tanya Elang dengan ketus

"Lo denger nggak gue ngomong apa?" tanya Sevia dengan kesal

"Gak penting vi. Udah ah berangkat" ucap Elang yang memang nyatanya tidak mendengar sepatah katapun ucapan sevia lantaran bingung harus beralasan seperti apa pada Natasya agar gadis itu percaya

Disisi lain, sevia hanya melongo. Baru kali ini ia dapat mendengar Elang berbicara banyak dan halus padanya setelah mereka kenal lebih dari 6 bulan. Ini langka, dan seharusnya sevia merekam.

                          ❤❤❤

Tidak seperti biasa Elang menolak ajakannya seperti ini. Tapi memang mungkin Elang tak mau jika sampai Natasya harus lelah menunggu di bandara sementara laki-laki itu mengantri panjang.

"Nat temenin gue yuk ke gramedia. Beli novel" ucap Natasya pada Nathan yang tengah sibuk dengan ponsel miringnya dan menatap tajam benda mati itu. Apalagi jika bukan mobile legends. Judulnya mobile yang artinya mobil dan legends yang artinya legenda. Dan kalau disatukan judulnya legenda mobil. Tapi permainannya perang. Dimana nyambungnya? Entahlah Natasya bingung

"Mager. Ini lagi klimaks. Don't touch me" ucap Nathan dengan tajam. Ia tak akan peduli dengan tawaran makan gratis di Eropa sekalipun dari Natasya. Itu tidak lebih penting dari permainannya ini

"Gue gaada duit banyak buat traktir lo nat" gerutu Natasya yang tak dihiraukan sama sekali oleh Nathan.

Natasya pun memiliki inisiatif untuk mengajak calon adik iparnya

Natasya: van bisa temenin kkak ke gramed? Soalnya elang masih ke bandara pesan tiket
Vanessa: kl sekarang nessa gk bisa kk msih nemenin mama ke swalayan
Natasya: ydh deh van. Be careful

Tak ada pilihan selain mengajak David. Lagipula keempat sahabatnya sedang liburan bersama di Bali. Sementara Natasya memiliki tanggungan Nathan di rumah jadi tidak mungkin bisa ikut

Back to topic

Natasya: vid temenin ke gramed mau?

5 menit

10 menit

25 menit

David: oke sya. Five minutes
Natasya: thnks dr. David wkwk

Mungkin yang dimaksud 5 menit oleh David adalah ia masih menyelesaikan pekerjaan nya dulu.

                         ❤❤❤

Dengan sabar Elang harus menunggu Sevia menghabiskan beef steak sangat lama. Apalagi Elang harus risih dengan tatapan para gadis alay disini. Ia hanya berdoa jika itu bukanlah salah satu dari komunitas ellov

Jika itu sampai ellov maka habislah Elang ditangan Natasya

"Eh liat deh itu bukannya selebgram yang hits abis itu? Yang hewan itu. Siapa ya, gue lupa"

"Elang maksud lo? Udah ganti ceweknya?"

"Bukannya sama natasya?"

Ucap beberapa gadis dengan melihat Elang seolah mereka adalah buronan polisi dengan hadiah 500 juta jika ada yang bisa menangkap.

Fiks, Elang risih!

"Natasya siapa?" tanya Sevia seraya mengunyah daging di mulutnya. Kekepoannya lebih menarik dibanding daging sapi itu

"Gausah banyak nanya lo buruan habisin setelah itu balik ke Bandung" ucap tajam Elang. Entah kenapa ia sangat berat mengakui Natasya sebagai kekasihnya dihadapan Sevia. Ada rasa canggung pada dirinya yang tak dapat ia kendalikan

"Kak elang" panggil seorang gadis membuat Elang yang tadinya menunduk sekarang mendongak membeku ditempatnya

"Va.. Nessa" ucap elang terbata bata seolah seperti maling yang tertangkap cctv. Tak dapat berkutik apa-apa

Disisi lain, Vanessa tadinya mengira jika yang bersama Elang adalah Natasya. Namun salah, ternyata gadis lain. Disini bukan Vanessa minus atau sekedar gangguan mata, hanya saja posisi gadis itu membelakanginya jadi wajar jika Vanessa tidak tau siapa itu

Dan yang Vanessa tau, ini bukanlah bandra. Melainkan restoran. Dan kata Natasya tadi, Elang sedang ke bandara. Ini kebohongan?

"Oh ya van, kenalin ini sevia temen kakak dari london" ucap Elang selanjutnya

"Sevia, panggil vivi aja" ucap Sevia seraya mengulurkan tangannya dan disambut oleh Vanessa dengan senyum canggung

"Vanessa"

"Yaudah kak. Vanessa duluan ya, soalnya mama udah nunggu" ucap Vanessa kemudian. Ia tak tau harus berbicara apalagi saat ini.

Disepanjang perjalanan vanessa hanya teringat akan sosok pria yang selalu dibanggakan Natasya, nyatanya ini malah melakukan kebohongan.

Ingin memberitahu tapi takutnya natasya mengira jika Vanessa hanya omdo lantaran tanpa bukti konkret. Tapi jika tidak akan kasihan jika natasya terus dibohongi seperti ini

Sembari menunggu mamanya mengambil mobil di basseman, vanessa lebih memilih menunggu di depan mall dan jarinya mencari kontak nathan di ponselnya lalu menekan tombol call dan menempelkan pada telinga kanannya

"Halo van" sapa Nathan lebih dulu

"Hallo nat, gue mau ngomong penting"

"Yaudah ngomong aja van"

Belum sempat Vanessa melanjutkan kata-katanya sosok Elang sudah lebih dulu hadir dihadapannya dengan tatapan memohon

"A.. Enggak deh nat. See you" ucap Vanessa kemudian memutuskan sambungan telepon secara sepihak

"Van gue sama sevia cuma temenan" perjelas Elang dengan mata memohon agar kejadian ini tidak sampai ke telinga natasya

"Katanya kak nata, kak elang ke bandara? Kakak bohong dong" tuduh Vanessa langsung pada intinya

"Gue terpaksa bohong van. Gue cuma nggak mau kalo natasya mikir yang aneh-aneh tentang gue dan sevia. Next time gue bakal ceritain selengkapnya.untuk sekarang waktunya nggak ada" ucap Elang dan Vanessa hanya mengangguk meskipun ragu dihatinya tetap ada.

MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang