Jam di dinding menunjukkan pukul 10 malam lebih 28 detik dan Natasya masih di posisi awalnya: terlentang, guling sana guling sini yang tak juga kunjung membuatnya tertidur meskipun sejenak. pak Andika sudah menyuruhnya pulang jam 8 malam tadi karena pria berusia 62 tahun itu sudah memastikan jika keadaan Elang baik-baik saja, dan pemeriksaan selanjutnya akan dilakukan oleh suster yang melakukan sift malam secara bergantian.
Natasya bangkit dari posisi miringnya, terduduk di sisi ranjang beberapa menit untuk mengumpulkan tenaga kemudian mengganti piama corak bunga ke celana kulot yang dipadukan dengan kemeja biru muda, terlihat begitu formal. setelah dirasa selesai gadis itu pun langsung menyambar ponsel berwarna hitam di nakas dan tas yang berada di sofa kamarnya. semaksimal apapun usaha Natasya untuk memejamkan mata, tapi fikirannya tidak akan pernah terlepas dari sosok Elang yang masih terkapar di rumah sakit dengan bantuan oksigen ditubuhnya.
dengan langkah cepat namun tidak berderap, Natasya langsung menuju ke arah lift, memencet huruf L yang berarti loby hingga suara 'ting' berbunyi seiring terbukanya pintu lift. Natasya berlari ke arah basement, mencari letak mobilnya ditengah lautan mobil sebanyak ini, sebanyak penghuni apartemen
selang beberapa waktu Natasya sudah mengendarai mobilnya dengan kecepatan normal, membelah jalanan Jakarta yang tidak pernah sepi itu sekalipun tengah malam, Natasya akan kembali ke rumah sakit yang hanya berjarak 3 kilometer dari apartemen nya. jalanan malam tidak begitu macet, berbeda dengan pagi saat orang berangkat melakukan aktifitas dan sore saat orang pulang dari aktifitasnya entah bekerja atau bersekolah.
hanya butuh waktu 10 menit Natasya sudah memarkirkan mobil BMW nya dengan rapi di parkiran khusus dokter, tanpa berlama-lama lagi gadis itu pun memasuki rumah sakit dengan segera, membalas setiap sapaan pegawai rumah sakit dengan senyum ramah atau sapa balik, setelah sampai di ruangan nya Natasya langsung menaruh tas dan hanya membawa ponsel di tangan nya. ia datang ke rumah sakit sekarang sebagai tamu, bukan sebagai dokter, jadi Natasya tidak memiliki kewajiban untuk membawa stetoskop dan jas putihnya.
gadis dengan kaki berhias highheels 10 centi melangkahkan kakinya dengan cepat kemudian langsung memencet tombol lift, dan saat lift terbuka gadis itu langsung masuk dan menekan angka 2 disana. selang beberapa detik akhirnya pintu lift terbuka dan ia telah sampai di lantai 2. Natasya langsung berjalan cepat menuju ke ruangan ujung dimana ruang tulip vip berada
"sya" ucap Aldo seolah kaget dengan apa yang ia lihat saat ini, mengingat jika Natasya mengabari jika dirinya akan pulang dan beberapa suster yang akan berganti mengecek kondisi Elang selama 3 jam sekali
Natasya mengedarkan pandangan, semua orang ada disana dengan raut wajah sedih dan itu berbeda 180 derajat saat Natasya meninggalkan mereka 2 jam yang lalu, mereka menampilkan wajah biasa dan sesekali cemas dan itu wajar
"ada apa do?" tanya Natasya mendesak. lidah Aldo terasa kelu seolah tidak bisa menggambarkan kondisi adiknya untuk saat ini
"do jawab" sentak Natasya yang terlalu geram dengan Aldo yang hanya bungkam disana tanpa menjawab sepatah kata pun dari mulutnya
"Elang gawat sya. tubuh Elang nggak nerima pengobatan yang ada, tubuh Elang menolak, Elang sempat kejang, dan sekarang lagi ditangani sama dokter di dalam" sahut Sevia yang menjelaskan kondisi sahabatnya ketika Aldo tidak bisa merangkai kata-kata nya dengan benar
deg
jantung Natasya seolah lepas landas dari tempatnya, tubuhnya lemas. Elang tidak seperti ini saat ia mengecek keadaan pria itu 3 jam yang lalu. lalu kenapa bisa seperti ini? bahkan pihak rumah sakit tidak ada yang memberinya kabar sama sekali jika pasien pribadi nya mengalami hal seperti ini
Hendak menerobos masuk, tangan Natasya lebih dulu di tarik Aldo. gadis itu menatap tajam Aldo memberikan ancaman pada tatapan nya
"sya lo nggak boleh masuk, dokter ada di dalam sedang mengupayakan keselamatan Elang" ucap Aldo mencegah tindakan Natasya kali ini
KAMU SEDANG MEMBACA
Mine
Romansa[sekuel dari cool v sweet] Semenjak kepergian elang untuk kuliah di london, ada kejanggalan pada hati natasya. Ia merasa elang nya 2tahun yang lalu tidak sama dengan elang yang sekarang. Satu persatu ujian datang hingga ketika pilihan memojokkan na...