30. Paris Coming Soon

10.6K 509 14
                                    

Nathan tidak mengerti kenapa sejak kepulangan natasya dari london semalam gadis itu mengurung diri di kamarnya dan selalu berteriak saat nathan meminta izin masuk. Yang lebih aneh, natasya pulang 3 hari lebih awal dari jadwalnya

"Kak nata kenapa ma?" tanya Anna yang sedang sibuk mengunyah makanannya

"Kecapekan kali" jawab Anna asal. Meskipun wanita itu juga merasakan ada yang aneh pada putrinya

"Yaudah mama ke kamar dulu" sambung Anna yang sebenarnya ingin menghampiri natasya yang sejak semalam belum keluar kamar meskipun waktu sarapan tiba

Di sisi lain, natasya menatap kosong pantulan dirinya di cermin. Berantakan dari berbagai sisi, rambutnya yang kusut, wajahnya yang kusam meskipun tidak ada bekas air mata disana, air itu sudah kering.

Suara ketukan pintu pun sama sekali tidak natasya gubris atau sekedar menyahut

"Natasya, mama bawa sarapan untuk kamu" ucap Anna seraya menaruh nampan yang berisi roti bakar dan susu strawberry di atas nakas dibelakang natasya

"Kamu kenapa?" tanya Anna saat melihat kondisi anaknya yang seperti orang terhipnotis.

Tanpa dicegah, air mata natasya turun dari sumbernya. Gadis itu langsung memeluk pinggang Anna dengan sangat erat dan menangis disana. Semua beban ia tumpahkan tanpa terkecuali

"Ma.. Elang jahat sama nata, elang menghianati nata" ucap natasya dengan nada parau tanpa ia sembunyikan. Semua yang hancur gadis itu tunjukkan

Natasya menceritakan semua hal yang ia alami secara detail tanpa ada pengurangan kata atau bahasa di dalamnya. Tanpa menyela, Anna hanya menjadi pendengar yang baik. Tidak memihak natasya ataupun menghakimi elang.

Sembari mendengar cerita putrinya, Anna mengelus lembut rambut yang diikat asal oleh natasya. Yang Anna rasakan, jelas putrinya merasa hancur dipermainkan oleh tokoh utama dari dongeng dan mimpinya, Elang

"Natasya akan ke paris lusa untuk menjadi dokter magang disana. Nata hanya minta mama, papa dan nathan nggak cerita ke siapa-siapa meskipun sahabat nata sendiri. Nata ingin menata hidup nata kembali, nata memohon. nata akan kembali ke sini disaat semuanya membaik.jika tante dita menanyakan,katakan jika mama tidak tau" ucap natasya dengan wajah memohon. Gadis itu memang tidak akan pernah mau terus diikuti oleh bayang-bayang elang.

Jelas, nathan mendengar semuanya. Maaf jika nathan menguping pembicaraan natasya dan mamanya. Ia ingin tahu apa yang sebenarnya terjadi pada wanita yang berharga dihidupnya

Tangannya terkepal kuat, ingin menghancurkan sosok elang yang sudah menghancurkan perasaan kakaknya seperti itu. Seperti barang buangan.

                       ❤❤❤

Getaran ponsel yang kuat membangunkan natasya dari tidurnya, lalu melihat siapa yang menghubungi nya di tidur siang yang harusnya panjang.

'David call'

"Ya vid" ucap natasya sembari menguap. Matanya masih begitu lengket untuk terbangun di jam sesiang ini, jam 1 siang

"Lo udah terdaftar sya. Soal tiket itu beban pribadi. Tapi lo udah gue beliin ini" ucap david

"Soal uang ntar gue ganti. Gue mau tidur dulu ya"

"Iya. Inget lusa berangkat dan lo utang cerita sama gue"

"Cerewet. Titip salam sama tante irma ya vid"

"Iy_"

Belum sempat david berkata-kata, natasya sudah memutuskan sambungan telepon secara sepihak. Bukan hal penting

Beberapa notifikasi hadir di ponselnya, chat elang sejak 3 hari yang ia abaikan meskipun berjumlah 168 pesan. Ia tidak peduli

Tanpa a, i, u, e, o natasya pun menonaktifkan semua sosial medianya mulai dari line hingga instagram, melepas kartu jaringan pada ponselnya. Selama di paris, natasya berharap jika hidupnya akan tenang tanpa masa lalu yang mengikatnya. Soal david biar saja pria itu menghubungi Anna jika memang ada keperluan mendesak.

Tak melanjutkan tidurnya, natasya pun menuju ke lantai bawah. Percuma juga, ia berusaha memejamkan mata yang ada malah semakin hilang rasa kantuknya

"Beli pizza enak nih" ucap natasya tapi tak direspon sama sekali oleh nathan. Pria itu tetap acuh dan berkonsentrasi pada TV yang sedang menayangkan berita banjir di bangka belitung. Entah sejak kapan adiknya itu jadi menyukai berita, padahal biasanya paling Mentok juga kartun.

"Ya beli" jawab nathan seenaknya. Sebetulnya ia kasihan jika mengingat kondisi fisik dan mental kakaknya yang drop akhir-akhir ini setelah pulang dari london

Tak menjawab apapun, natasya terdiam menatap ponselnya yang mati. Ralat, sengaja dimatikan

"Gue denger dari mama. Lo mau ke paris ya kak" ucap nathan pada akhirnya. Ia ingin natasya mengucapkannya sendiri

Andai nanti elang datang ke rumahnya, nathan berjanji dalam hati akan mengacuhkan pria tidak tau perasaan itu. Pernah diberi kesempatan tapi dibuang sia-sia seperti itu. Tidak lagi nathan membiarkan kakaknya hancur untuk yang ketiga kalinya.

"Iya. Jadi dokter magang disana. Lumayan juga gajinya. Kalo udah pulang gue mau bisnis coffe shop sama jadi dokter" ucap natasya. Memang itu cita-cita natasya sejak dulu, jadi dokter. Soal bisnis coffe shop itu baru terfikir beberapa bulan yang lalu

"Dokter ya dokter aja. Gausah serakah pake coffe shop segala" cibir nathan tapi natasya hanya mengiyakan saja. Memang pada dasarnya, dari lahirnya nathan senang mencela, mencibir dan mengolok selagi ada kesempatan. Seolah kesempatan adalah berlian bagi nathan, bukan lagi emas!

"Kenapa nggak sekalian jadi tukang anter pizza biar lengkap" sambung nathan membuat natasya ingin menjatuhkan adiknya ke rawa-rawa biar dimakan buaya atau hewan buas lainnya

"Kalo mau buka coffe shop papa juga ada modalnya. Kenapa pake jauh-jauh kesana" sambung nathan lagi. Entahlah harus menyumpal mulut adiknya seperti apa agar natasya tidak mendengar setiap jengkal kata dari mulut pria itu. Anehnya kenapa Vanessa betah bertahan hidup dengan pria semenyebalkan itu

"Gue mau mandiri. Jangan usik inspirasi gue" ucap natasya dengan kesal

"Dimana-mana cewek itu bisnis butik bukan bisnis kopi" cibir nathan lagi. Memang ia tidak bermaksud khusus untuk menjatuhkan kakaknya, hanya saja natasya sedang butuh dihibur meskipun rasa dongkol ada pada diri gadis itu. Biar saja, biar ia melupakan atau mengalihkan sejenak fikirannya dari sosok elang

"Yaudah sih gue nggak mau yang ribet" pasrah natasya. Adiknya itu mau dijawab model albert einstein pun akan bisa ngeles seperti bajaj. Percuma berbicara dengan nathan, kalian akan serasa berbicara dengan triplek berdiri. Datar, dingin, dan menyakiti

Tanpa mendengar lagi kicauan yang dilontarkan nathan, natasya lebih memilih mengganti channel TV ke acara ftv siang daripada mendengar setiap ucapan nathan yang bermaksud menjatuhkan seperti itu. Bisa saja nanti inspirasi natasya buyar dan beralih ke akal nathan yang jarang masuk akalnya. Menyakitkan memang

"Ngapain sih lihat acara itu,menye-menye dengan ending yang sama pasti happy ending. Mending berita kan kita bisa tau tempat ngumpulin dana sosial buat orang yang membutuhkan" ucap nathan dengan kesal. Ia memang tidak begitu menyukai sinetron ataupun ftv. Baginya, cerita sama hanya saja tokoh atau perannya beda.

"Serah lo" ucap natasya kemudian bangkit dari sofa sembari melempar remote control ke dada nathan. Bodo amat

                 

MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang