Chap Empat belas.

11.6K 1.1K 55
                                    

Disclaimer : Naruto beserta Cast yang lainnya milik MK. Cerita ini di buat untuk hiburan semata.

Pairing : SasuNaru slight SasuSaku slight ItaKyuu.

.

Normal pov.

Now Playing : [Girls Generation - All my love is for you.]

3 minggu kemudian....

Saturday, 21 January 2018. At, 06.00 A.m.

"Ugh!" Naruto terpaksa terbangun dari tidurnya saat di rasakan perutnya yang mual. Dengan cepat ia melepas pelukan Sasuke pada pinggangnya dan langsung berlari ke dalam kamar mandi.

"Ugh, hoekss." Naruto memuntahkannya wastafel kamar mandi.

"Ugh.. hoekss,, hoekss." Tubuh Naruto mendadak lemas dan langsung jatuh bersimpuh di lantai kamar mandi yang dingin.

Sementara Sasuke langsung terbangun saat tidak mendapati Naruto di sebelahnya. Ia bangun dari tidurnya dan berjalan ke kamar mandi saat mendengar suara orang yang sedang muntah.

Onyxnya membola saat melihat keadaan Naruto yang tidak cukup baik, wajah pucat dengan keringat yang menetes dari dahinya.

"Apa kau baik-baik saja Naru?!" Tanya Sasuke sambil berjalan mendekat ke arah Naruto, dan berhenti tepat di hadapan Naruto yang tengah mengatur nafasnya.

"Perutku mual." Jawab Naruto lemas dan kembali menutup mulutnya,

"Hoeks." Naruto kembali muntah di lantai kamar mandi, dan Sasuke dengan sigap memijat tenguk Naruto lembut.

"Kita ke rumah sakit." Final Sasuke dan langsung mengangkat tubuh Naruto yang terasa ringan, berbeda dari sebelumnya.

Naruto mengalungkan tangannya pada leher Sasuke dan menyenderkan wajahnya pada dada bidang Sasuke. Kaki Sasuke berjalan ke luar dari dalam kamar, di ruang tamu ia melihat sosok Sakura sedang duduk di sofa sambil menonton televisi.

"Mau kemana kau dengan pemuda itu?!" Tanya Sakura saat ia mengalihkan pandangannya dari televisi, kepada Sasuke yang tengah menggendong tubuh Naruto yang terlihat lemas.

"Bukan urusanmu." Jawab Sasuke cuek, dan langsung melanjutkan jalannya yang sempat terhenti karena pertanyaan yang terlontar dari bibir Sakura.

Sasuke membuka pintu rumahnya dan menutupnya kembali dengan bantingan yang cukup keras, membuat Sakura yang mendengar dan melihat itu menggertakan giginya.

"Bajingan! Jika kau sampai hamil. Akan aku gugurkan anak itu bagaimana pun caranya!!" Geram Sakura dan mematikan televisi yang sedang di tontonnya.

.

Sasuke meletakan tubuh Naruto pada kursi penumpang di mobilnya memasangkan seat belt, sebelum ia menutup pintunya dan berjalan memutar menuju kursi kemudi,

"Apa perutmu masih mual?" Tanya Sasuke lembut sambil menyalakan mesin mobil dan menjalankannya. Onyxnya dapat menangkap kepala Naruto yang mengangguk lemah atas jawaban dari pertanyaannya.

Tangan kirinya terjulur mengusap perut rata Naruto secara lembut. Sedangakan tangan kanannya ia gunakan untuk menyetir.

Elusan tangan Sasuke pada perutnya membuat Naruto nyaman, dan memejamkam matanya perlahan. Tidak lama terdengar dengkuran halus yang berasal dari bibir mungil Naruto yang sedikit terbuka.

Sasuke melirik sekilas ke arah Naruto dan tersenyum kecil saat melihat Naruto tertidur dengan wajah damainya,

"Entah kenapa, aku tidak ingin kehilanganmu Naru. Seperti di mimpiku malam itu." Gumam Sasuke pelan dan memberhentikan elusannya pada perut Naruto.

Tidak butuh waktu terlalu lama untuk sampai di rumah sakit. Sasuke turun terlebih dahulu sebelum berjalan memutar untuk mengangkat tubuh Naruto, mengingat pemuda blonde itu masih tertidur.

Sasuke masuk kedalam rumah sakit dan langsung ke salah satu dokter kandungan yang berada di sana.

.

"Bagaimana keadaan istri saya dok?!" Tanya Sasuke saat dirinya sudah duduk berhadapan dengan sang dokter.

Dokter yang di ketahui bernama Sara itu tersenyum manis ke arah Sasuke, membuat Sasuke yang melihat senyum itu mengernyitkan alisnya.

"Selamat! Istri anda hamil. Usia kandungannya sudah dua minggu. Dan gejala mual yang di alaminya pagi ini, adalah morning sick. Dan itu tidak apa-apa." Jelas sang dokter masih dengan senyumnya.

Sasuke tanpa sadar ikut tersenyum mendengar penjelasan sang dokter. Naruto hamil, dan sebentar lagi ia akan menjadi seorang ayah.

"Terimakasih dok." Ucap Sasuke tulus dan menjulurkan tangannya. Sang dokter menerima uluran tangan Sasuke, dan keduanya saling berjabat tangan.

"Tapi,, apa istri anda sedang dalam keadaan yang kurang sehat?!" Tanya Sara serius. Sasuke mengangkat sebelah alisnya bingung.

"Maksud dokter?!" Tanya Sasuke, Sara menghela nafasnya sebelum menjawab pertanya Sasuke.

"Tubuhnya terlihat kurus, seperti terkena penyakit kanker yang membuat berat badannya menurun." Jawab Sara membuat bola mata Sasuke membulat tidak percaya,

"Dan jika benar seperti itu, itu akan membahayakan janin serta dirinya sendiri." Lanjut sang dokter, membuat perasaan Sasuke langsung tidak enak.

"Kalau begitu saya permisi dok." Ujar Sasuke tidak ingin mendengar lanjutan sang dokter. Ia berdiri dari duduknya dan berjalan mendekat ke arah Naruto yang masih terbaring di atas ranjang tempat ia tadi di periksa.

"Aku kenapa Suke?" Tanya Naruto sambil menatap ke arah Sasuke dengan tatapan polosnya. Sasuke diam dan mendekatkan wajahnya pada wajah Naruto. Mengecup kening Naruto lembut, membuat Naruto mengerjap polos.

"Terimakasih." Ucap Sasuke dengan senyum tipisnya setelah ia menjauhkan bibirnya dari kening Naruto.

"Untuk?" Tanya Naruto tidak mengerti dengan tingkah Sasuke.

"Karena sebentar lagi aku akan di panggil Daddy." Jawab Sasuke masih dengan senyumnya. Bola mata Naruto membulat tidak percaya, ia bangun dari tidurnya dan langsung memeluk Sasuke erat.

"Hiks.." Naruto terisak kecil di pundak Sasuke,

"Ak-aku hiks,, akan men hikss menjadi Mommy hikss." Ucap Naruto di sela isak tangis bahagianya. Sasuke mengelus punggung Naruto lembut dan mengeratkan pelukannya. Mengabaikan bahwa sang dokter masih berada di sana, melihat intraksi keduanya.

Semoga ini hanya prediksiku saja. Bahwa pemuda manis itu tidak sakit berbahaya. Batin Sara saat pertama kali ia melihat wajah Naruto yang pucat, seolah menahan rasa sakit.

.

"KYAAA!!SEBENTAR LAGI AKU AKAN MEMILIKI CUCU!!" Teriak Mikoto bahagia saat mendengar ucapan Sasuke yang berkata jika Naruto hamil.

Selepas dari rumah sakit, Sasuke langsung membawa Naruto ke rumah orang tuanya.

"Kaa-san~" Rengek Naruto saat Mikoto tidak hentinya mencubiti pipi gembil Naruto dan sesekali mengelus perut rata Naruto yang di dalamnya terdapat kehidupan baru.

"Apa sayang?!" Sahut Mikoto dengan senyum bahagianya. Naruto yang melihat senyum Mikoto, merasa tidak enak.

"Apa aku bisa mempertahankan semuanya hingga akhir?" Cicit Naruto pelan, Mikoto tertegun mendengarnya.

"Kau pasti bisa sayang. Percaya pada Kaa-san." Ujar Mikoto sambil menggemggam tangan Naruto.

"Aku ingin sehat Kaa-san. Aku ingin sembuh. Tapi aku tidak ingin kemo." Ucap Naruto dengan air mata yang menetes.

"Kau kuat sayang, kau pasti bisa sembuh." Yakin Mikoto.

Naruto diam tidak menjawab, terlalu larut dalam pikirannya sendiri. Mengabaikan sakit di kepalanya sejak tadi.

Tuhan. Tolong beri aku waktu, hingga aku bisa melihat anakku tumbuh dewasa. Batin Naruto.

.

To be continue.

Vomment juyeso :))

Jakarta, 21 Jan 2018.
13.27 wib.

Aku Bukan Madumu Sasuke✔.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang