Fania yang merasa terganggu karena suara bising dari para fans Rafan mulai memejamkan matanya untuk meredamkan emosinya saat ini. Fania memang tipikal orang yang sangat tidak suka saat acara makannya diganggu oleh siapapun.
"Tenang Fan, lanjutin lagi makanan lo".Zilla yang sangat tahu bagaimana suasana hati sahabatnya pun mulai menenangkannya.
"Gimana gue bisa tenang? Kalau mereka aja ngomongnya kenceng banget? Dikira ini pasar apa?!". Ucap Fania sembari memutar kedua bola matanya.
"Yaudah si, noh makanan lo dimakan lagi gih, nanggung masih sisa". Ucal Zilla yang hanya di jawab dengan gumaman Fania.
Disaat menghabiskan sisa makanannya, Fania merasa ada seseorang yang sedang memperhatikannya. Segera diedarkan pandangannya ke penjuru kantin. Tepat di meja pojok tempat anak kelas XII berada, Fania menemukan Rafan, kakak kelas yang merupakan most wanted itu sedang memperhatikan dirinya.
Kenapa tuh orang ngeliatin gue mulu si? Batin Fania.
"Lo kenapa si Fan?". Tanya Zilla begitu tahu gelagat sahabatnya yang semakin merasa tidak nyaman.
"Lo tau sama anak cowok yang duduk di meja pojok itu?".
"Yang mana? Yang rambutnya ada jambulnya apa engga?". Bingung Zilla sambil memperhatikan ke arah meja Rafan dkk.
"Itu loh, yang lagi ngadep sini. Yang ga ada jambulnya". Ucap Fania masih dengan matanya yang memperhatikan Rafan.
"Cieeeee. Ada yang lagi fall in love nii. Hahha,".
"Apasih, orang gue nanyanya serius juga".
"Hehe, kalau yang ga ada jambulnya terus seragamnya awut-awutan itu namanya kak Rafan. Tapi tetep ganteng ya walaupun urakan gitu". Ucap Zilla sambil senyum-senyum sendiri.
"Lo suka sama dia?". Lirih Fania.
"Ga lah. Gue sukanya sama sahabatnya kak Rafan yang namanya kak Aga. Itu lohh, yang matanya sipit. Ups keceplosan gue". Zilla segera menutup mulutnya karena ga sengaja keceplosan bilang suka sama Aga di depan Fania. Sementara Fania hanya tersenyum menggoda.
"Cieee sahabat gue udah gede ternyata".
"Iyalah gue udah gede. Emang lo kira gue kecil mulu apa?".
"Hahahaha. Ga usah ngambek juga kali Zil, gue becanda".
"Udah ayok buruan masuk kelas, 5 menit lagi udah bel". Lanjut Fania sembari menarik tangan Zilla yang sedang menghabiskan minumannya. Akibatnya Zilla tersedak minumannya sendiri.
"Uhuk! Uhuk! Fan, lo kalau narik lihat suasana kek!, udah tau gue lagi minum, main tarik-tarik aja. Keselek kan gue jadinya". Omel Zilla panjang lebar sementara Fania hanya nyengir tak berdosa.
"Hehe, ya maap Zil. Gue kan ga tau kalo lo lagi minum". Ucap Fania yang dibalas gelengan kepala Zilla. Maklum mengingat kelakuan Fania yang suka asal narik orang tanpa melihat keadaan.
Pernah dulu saat duduk di bangku SMP. Saat itu posisinya Zilla sedang memegang pot bunga yang ada didepan ruang guru karena menunggu Fania yang sedang dipanggil oleh bu Ina. Tiba-tiba Fania datang lalu menarik tangan Zilla. Akibatnya pot yang dipegang Zilla jatuh kelantai dan pecah. Itu yang mengharuskan mereka mengganti rugi pot yang sudah mereka pecahkan.
Saat hendak berjalan meninggalkan kantin, tepat disamping meja yang Rafan dkk duduki. Tiba-tiba saja ada yang memanggil namanya.
"Fania?". Panggil seseorang yang membuat Fania dan Zilla berhenti untuk mengetahui siapa yang tadi memanggilnya. Ternyata oh ternyata.. seorang Rafan yang memanggilnya.
"Lo Fania kan?".
"Iya, ada apa ya kak?".
"Pulang sekolah nanti bareng gue". Ucap Rafan selerti tanpa penolakan yang membuat penghuni kantin sunyi seketika.
Banyak yang heran, kenapa dengan mudahnya Rafan memberi perintah untuk Fania agar pulang dengannya. Sedangkan siswi lain yang bahkan rela ngelakuin apa aja hanya buat nebeng Rafan, ga dibolehin sama sekali. Lhah ini? Tiba-tiba langsung diajak pulang bareng segala.
"Hah?!". Kejut Fania.
"Lo belum paham juga?. Gue bilangin sekali lagi nanti.pulang.sekolah.lo.bareng.gue". Ucap Rafan penuh penekanan disetiap katanya.
"Maaf kak, tapi nanti aku pulangnya bareng Zilla". Alibi Fania. Namun sangat mudah bagi Rafan untuk menebak kalau yang dikatakan Fania adalah bohong.
"Ga usah bohong"
"Be-beneran kak. Iya kan Zil?". Fania mengedipkan sebelah matanya bermaksut memberi kode agar Zilla ikut andil dalam sandiwaranya.
Zilla yang paham akan maksut sahabatnya pun langsung melancarkan aksinya. "O-oh oh iya, nanti kita ada janji kak bu-buat ngerjain pr. Iya pr. Nanti kita ada pr kan Fan"
"Iya, nan-nanti kita ada pr. Duluan ya kak". Ucap Fania lalu buru-buru pergi meninggalkan Rafan.
"POKOKNYA, NANTI PULANG SEKOLAH LO BARENG GUE. GUE GA NERIMA PENOLAKAN". Teriak Rafan yang begitu menggema sehingga fania dan Zilla masih dapat medengarnya.
"Hahaha. Anjir ngegas banget lo Raf. Masih polos tuh cewek". Ucap Aga sembari tertawa melihat sahabatnya yang begitu ngebet pengen deket sama Fania.
"Udahlah, rooftop yuk, lagi males gue ikut pelajarannya bu Ana"
"Yok dah".
🌱🌱🌱
"Tuh kakak kelas ngapain coba ngajakin gue pulang bareng segala . Orang gue ga kenal juga". Gerutu Fania sepanjang jalan menuju kelasnya.
"Itu namanya dia suka sama lo"
"Suka, kok maksa".
"Yaelah Fan, kak Rafan tuh tadi nunjukin rasa sukanya ke lo dengan pengen lo pulang bareng sama dia. Fansnya aja pada rebutan pengen pulang bereng sama dia tapi ga dibolehin sama sekali. Bahkan nyentuh motornya aja ga bakal dibolehin sama dia. Beruntung banget lo Fan". Jelas Zilla panjang lebar.
"Udah ah, males gue kalau harus ngomongin tu copem".
"Hah?! Apaan tuh copem?". Bingung Zilla dengan mengerutkan keningnya.
"COWOK.PEMAKSA. Udah yok buruan masuk, keburu bu Lilis dateng". Ucap Fania lalu segera berlari menuju kelasnya diikuti Zilla dibelakangnya.
Jangan lupa vomment nya
See ya guys
Happy reading🤗🤗-Dania
KAMU SEDANG MEMBACA
RaFANia
Teen FictionGimana jadinya jika tiba tiba saja fania diklaim menjadi pacar seorang most wanted yang bahkan fania saja tidak tahu namanya. Akankah fania dapat membuka hati untuk rafan sang most wanted tersebut?. Ikuti terus ceritanya. See ya Happy reading guys A...