Bel pulang sekolah sudah berbunyi sejak 15 menit yang lalu. Namun dua wanita ini masih enggan untuk meninggalkan bangkunya masing-masing.
"Udah selesai belum nyatetnya Fan?".
"Udah kok Zil, bentar gue mau masukin dulu ke tas". Ucap Fania yang baru selesai menyatat pelajaran kimia dibuku catatannya. Sementara Zilla menunggu Fania yang sedang memasukkan bukunya kedalam tas.
"Udah?"
"Udah kok. Yok"
Mereka berdua berjalan meninggalkan kelas untuk segera pulang kerumah. Namun saat sampai didepan pintu, orang yang paling Fania hindari tiba-tiba saja sudah ada didepannya yang membuat Fania dan Zilla terkejut.
"Lama banget si, ditungguin juga". Ucap Rafan sembari menyenderkan badannya ditembok.
"Siapa yang minta ditungguin?". Cuek Fania saat tau apa maksud Rafan.
"Udahlah, ayo pulang. Capek gue". Ucap Rafan menarik lembut tangan mungil Fania.
"Emang gue mau pulang sama lo?". Ucap Fania sembari menaikkan sebelah alisnya. Sementara Zilla yang melihat perdebatan antara Rafan dan Fania memandanginya dengan bingung.
"Ya pokoknya lo harus mau".
"Kalau gue ga mau?"
"Ya gue bopong lo sampai parkiran".
"Maksa banget si lo?"
"Makanya pulang bareng gue".
"Emang lo siapa? Ga kenal langsung ngajak pulang bareng". Ujar Fania sembari memutar bola matanya jengah menghadapi makhluk satu ini.
"Makanya, kenalan dulu dong. Kenalin nama gue Delio Rafan Angkasa. Cowok terganteng di SMA Harapan. Punya banyak fans, dan kaya. Dan satu lagi, calon ayah buat anak-anak Rafan dan Fania nanti. Udah jelas kan". Ucap Rafan sembari tersenyum lebar.
"Ngimpi lo!. Ga sudi gue punya anak sama lo". Ucap Fania jengah.
Tiba-tiba saja suara Zilla menyadarkan mereka. "Heh!. Kalian berdua bisa diem bentar ga sih? Kalau Fania sama kak Rafan debat mulu, kapan pulangnya??". Kesal Zilla kepada mereka berdua.
"Yaudah kalau gitu sekarang pulang. Fania biar pulang sama gue".
"Gak! Ga mau gue. Kita janji mau buat pr kan Zil?". Ucap Fania dengan tatapan kepada Zilla seakan-akan bilang -bilang iya atau kita musuhan- Zilla yang sadar akan tatapan Fania langsung saja bilang 'iya'.
"I-iya. Maaf ya kak, kita mau ngerjain pr dulu dirumah saya. Nanti supir saya yang jemput". Alibi Zilla karena perintah Fania.
"Emang ada pr? Perasaan tadi gue nanya sama anak di kelas lo ga ada pr deh. Kalian bohong ya?? Ati-ati lhoo ntar kuburannya sempit".
Skakmat. Batin Fania dan Zilla sama.
"Sekarang ga ada alasan buat lo nolak pulang bareng gue. Ayo". Ujar Rafan langsung menarik tangan mungil Fania agar segera sampai di parkiran.
"Zil, tolongin gue. Gue mau diculik ini". Teriak Fania ketika tangan kekar milik Rafan sudah menggandengnya menjauh dari Zilla.
"Lo kira gue penculik apa?". Kesal Rafan karena dianggap mau menculik Fania.
"Mirip. Sama-sama serem". Ucapnya cuek. Fania yang langsung ditatap oleh mata elang milik Rafan dengan tajam, kicep seketika.
"Hehe, tuh mata mau keluar ya kak? Serem banget". Ucap Fania yang tak digubris sama sekali oleh Rafan.
Mereka berdua kini telah samapai di parkiran yang masih terasa ramai. Padahal bel pulang sudah berbunyi sejak 15 menit yang lalu. Banyak tatapan-tatapan siswa maupun siswi yang memandang ke arah Rafan dan Fania. Heran,bingung. Itulah gambaran dari ekspresi yang mereka tujukan pada Rafan dan Fania. Bahkan bisikan-bisikan pun sudah mulai terdengan dari beberapa arah.
'Itu ngapain si pake gandengan segala'
'Cocok tau ga. Yang cowo ganteng yang cewe catik'
'Najis banget si tu cewek. Pake gandeng tangan Rafan segala'
'Kak Rafan sama siapa ya? Kok cantik banget'
'Iti bukannya Fania ya? Anak kelas XI IPA 2'
'Masak sih?'
"Udah ga usah didengerin". Ucap Rafan melepas genggaman tangannya saat sudah sapai tepat disamping motornya.
"Siapa juga yang dengerin? Penting? Ga kan". Ucap fania cuek.
Inilah hal yang membuat seorang Delio Rafan Angkasa tertarik dengan wanita bernama Fania Bintang Alena. Saat semua mencari perhatian dia malah enggan untuk mencarinya. Saat semua berbondong-bondong mendekat dia malah pergi jauh meninggalkannya. Suatu hal yang menarik di diri Fania selain cantik dan pintar.
Rafan tersenyum menanggapinya. "Yaudah buruan naik. Udah mendung, ntar keburu hujan". Ucap Rafan namun enggan dilakukan oleh Fania.
"Kenapa?". Bingung Rafan saat masih melihat Fania tak beranjak sedikitpun dari posisinya.
"Lo beneran ga mau nyulik gue kan?"
"Astaghfirullah, mana mungkin gue mau nyulik calon pacar sendiri. Udah buruan naik". Tanpa sepengetahuan Rafan diam-diam Fania menarik seulas senyum tipis yang nyaris tak terlihat.
Fania mulai melangkahkan kakinya untuk segera naik ke motor Rafan. Tentunya dengan bantuan uluran tangan Rafan. Mana mungkin Fania bisa naik ke atas motor yang begitu besar dan tinggi tanpa bantuan Rafan? Bisa-bisa jatuh entar.
Terjadi keheningan dijalan menuju rumah Fania. Samapi Rafan tiba-tiba menanyakan dimana alamat rumah Fania berada.
"Rumah lo dimana?". Ucap Rafan dengan suara agak keras katena suara bising dari beberapa motor lainnya.
"Perumahan Mekar Indah blok C nomer 15". Jawab Fania tak kalah keras.
Mereka sudah sampai dimana rumah Fania berada. Rumah yang tak terlalu besar namun terlihat sangat elegan. Desain rumah dengan cat berwarna putih gading yang memberi kesan nyaman. Rumah dengan dua lantai ini ditumbuhi banyak bunga dihalaman rumahnya. Sepertinya keluarga Fania sangat suka dengan bunga.
"Makasih. Lain kali ga usah nganter. Gue bisa pulang sendiri". Ucap Fania masih dengan nada ketusnya.
"Ga papa lah. Sama calon pacar sendiri. Anggap aja gue belajar biar ntar jadi pacar yang perhatian". Tampak Fania yang salah tingkah dengan ucapan Rafan.
"Yaudah, sana lo pulang. Kalau perlu ga usah nongol lagi di hadapan gue". Ucap Fania sebelum pergi meninggalkan Rafan sendiri didepan gerbang rumahnya.
Hallo readers.. Gimana sama chapter ini? Udah menarik belum? Kalau belum kasih sarannya dong biar cerita selanjutnya tambah menarik hehe.
Buat kalian yang lagi baca cerita ini. Makasih lho ya udah sempet-sempetin bacanya. Tapi kalau udah baca, jangan lupa dong guys buat kasih vote dan comment nya. Apapun comment kalian pasti bakal gw hargain kok. Janagn bosen ya buat baca chapter selanjutnya.
See ya guys
Happy reading🤗🤗-Dania

KAMU SEDANG MEMBACA
RaFANia
Teen FictionGimana jadinya jika tiba tiba saja fania diklaim menjadi pacar seorang most wanted yang bahkan fania saja tidak tahu namanya. Akankah fania dapat membuka hati untuk rafan sang most wanted tersebut?. Ikuti terus ceritanya. See ya Happy reading guys A...