Fourteen

2.5K 262 67
                                    

Dengan langkah pasti,  Hoshi berlari menuju kantin sekolah. Cukup jauh memang bila diukur jarak dari kelas hingga ke kantin. Tapi hal itu tidak membuat ia lelah sama sekali,  karena di kepala Hoshi kini sedang menggebu-gebu.

Dengan nafas yang terengah engah, kepalanya sibuk menengak-nengok. Mencari seseorang yang membuatnya bersemangat untuk datang kemari.

Keadaan kantin sudah cukup ramai,  walaupun bel istirahat baru saja berbunyi beberapa menit yang lalu. Dilihatnya muka para siswi satu persatu, tapi nihil. Hoshi tidak menemukan gadis yang ia cari sedari tadi.

"Ah! Itu sofia!"

Senyuman manis terukir di bibirnya, segera ia melambaikan tangan supaya Sofia bisa mengetahui keberadaan Hoshi.

Dan nampaknya itu berhasil, karena kini gadis tersebut sudah membalas lambaian tangan dari Hoshi. Sofia sudah melemparkan senyumannya pada kaka kelas nya itu. Senyuman yang paling disukai oleh Hoshi.

Sofia datang bersama kawan-kawannya. Mereka terlihat membawa bekal dari rumah. Namun karena sofia mendapat pesan singkat dari Hoshi, kakak kelasnya itu menyuruhnya untuk datang ke kantin,  katanya ada sesuatu yang ingin disampaikannya. Alhasil beberapa temannya ikut untuk menemani dirinya.

Hoshi menghela nafas beberapa kali,  dan masih berada di tempat yang sama. Ia berusaha sebaik mungkin agar detak jantungnya tetap pada tekanan normal. Karena sekarang ini Hoshi sudah menyiapkan sesuatu yang bahkan bisa membuat jantungnya copot sekalipun.

"SOFIIIAAA!!!" teriak Hoshi sekencang kencangnya.

Sontak semua penghuni kantin terdiam dan menjadikan Hoshi sebagai pusat perhatian. Bagaimanapun suara teriakannya begitu keras hingga membuat semua orang terkaget,  begitu juga dengan sofia.

"GUE SAYANG BANGET SAMA LO!!!  LO MAU GA JADI PACAR GUEEEEE???!!!!"

deg

Sofia merasa jantungnya berhenti seketika. Ia terkejut mendapati kaka kelasnya itu baru saja menembaknya.

Sofia hanya terdiam,  menatap Hoshi tak percaya. Sesekali ia mengerjapkan matanya,  seakan akan ingin memastikan kalau ia tidak salah dengar dengan apa yang telah diucapkan Hoshi tadi.

Sebenarnya apa yang di pikirkan oleh Hoshi?  Apa dia mengira kalau caranya menyatakan perasaannya tadi itu adalah hal yang romantis? Hell No. Bahkan tak ada satu pun wanita di dunia ini yang mengharapkan dirinya ditembak di kantin,  bukan?

Semua orang juga ikut terdiam,  menunggu respon dari gadis yang baru saja ditembak itu. Tersadar kalau sekarang ini ia tengah menjadi pusat perhatian,  dengan segera ia membukukkan setengah badannya. Dan dengan lantang ia menjawab pernyataan cinta dari Hoshi.

"MAAF! Sofia ga bisa! Ka Hoshi udah aku anggap sebagai kakak aku sendiri."

Jawaban dari sofia itu membuat tawa para murid pecah dengan seketika. Keadaan kantin yang tadinya hening,  sekarang penuh akan suara tawaan yang menghujani pria yang baru saja ditolak itu.

Tawaan mereka seperti sedang mengolok-olok dirinya. Tak sedikit pula yang mencibir Hoshi,  bahkan ada yang melempar kulit pisang kepadanya. Dan Sofia juga,  kini terlihat memandang rendah pada lelaki malang itu.

Sedangkan Hoshi,  yang baru saja menerima serangan penolakan. Memasang wajah yang sulit diartikan. Ia terlihat sangat kecewa,  dan seakan akan ingin berteriak disaat itu juga.

Hoshi segera berlari meninggalkan kantin. Ia tak ingin ada satu orang pun yang melihat wajahnya yang kini sudah dibajiri air mata. Ya,  hoshi cukup cengeng untuk hal seperti ini. 

HOSHI : THE PERVERTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang