Twenty Seven

2.2K 230 37
                                    

Suara langkah kaki yang teratur memenuhi koridor yang mulai sepi. Meskipun matanya fokus pada arloji berwarna hitam yang bertengger di tangannya, langkah pria itu masih bisa berjalan lurus dengan konsisten. Seperti tubuhnya memang sudah tahu betul arsitektur bangunan ini.

"Eh? Wonwoo-hyung! Udah mau pulang?" Tanya seorang pria sebayanya, namun terlihat sedikit lebih muda.

"Oh? Muel. Iya, jadwal les gua dimajuin tadi. Jadi gua mau langsung pulang." Tutur Wonwoo yang dibalas anggukan oleh lawan bicaranya.

"Hhmm.... Oke, deh. Yaudah gue mau masuk ke kelas dulu hyung, gue udah kesiangan gini. Entar gue diamuk lagi."

Wonwoo terkekeh sambil mengacak rambut Samuel pelan. "Kebiasaan lo, Samuel! Telat mulu kerjaannya. Awas! jangan karna bentar lagi lo mau debut, lo jadi ketinggalan materi!" Samuel mengangguk mendengar nasihat dari hyung-nya itu.

"Hehe... Iya hyung, iya. Muel ngerti, kok! Yaudah dadah, hyung!" Teriak pria bernama Samuel itu sambil melambaikan tangan ke arahnya.

Wonwoo masih menatap lekat temannya itu, sampai dia menghilang di balik pintu. Lalu Wonwoo kembali melirik arlojinya kemudian bergumam pelan, "Baru jam segini, masih terlalu siang buat gua pulang ke rumah. Apa gua tengok si Hoshi aja, ya?"

****

WONWOO POV

Sesekali gua memandang matahari yang mulai terbenam, melukis warna langit menjadi sedikit lebih gelap.
Sambil berjalan dengan santai, gua menenteng tas plastik yang berisikan es kepal milo yang barusan gua beli.

Sebenernya tas plastik yang gua bawa ada dua, satu buat Hoshi dan satunya lagi buat sang pujaan hati. Ya, Leera maksdunya.

"Sebelum ngejenguk si Hoshi, mampir ke rumah Leera dulu ah.." gumam gua sambil tersenyum geli.

Entah kenapa belakangan ini isi kepala gua selalu dipenuhi oleh Leera. Setiap kali gua baca buku, main game, tidur bahkan boker sekalipun, bayang-bayang mukanya selalu ada.

Seakan-akan dia meracuni otak gua, tapi gua gak keberatan sih. Toh efek sampingnya malah bikin gua senyam senyum sendiri. Lagian senyum kan ibadah, ya gak?

Terutama sikapnya yang malu-malu kucing, itu jadi daya tarik utama bagi gua. Ngebayangin pipinya yang merah merona juga kelakuannya saat salah tingkah itu.... bikin gua jadi pengen segera memilikinya.

Hahahaha.... Fix gua bucin :)

Setelah berjalan kaki melewati jalan perumahan yang cukup jauh, akhirnya gua sampai di depan rumah Leera. 

"Assalammualaikum!" Ucap gua sedikit berteriak berusaha agar suara gua terdengar ke orang yang di dalam.

Tak lama setelah gua mengetuk pintu, seorang wanita paruh baya keluar menampakkan batang hidungnya. "Waalaikumsalam. Eh? Ada Wonwoo." Sapa Ibu Han terlihat senang.

Gua sedikit membungkukkan badan, untuk memperlihatkan rasa hormat gua. "Permisi tante, maaf ngeggangu. Mmm.. Leeranya ada, tante?" Tanya gua yang tersipu malu.

"Oh! Nyari Leera, ada kok! Tapi..."

Ucapan Ibu Han terhenti, nampak ekspresi wajahnya yang sedikit ragu untuk berbicara.

"Tapi kenapa, tante?" tanya gua penasaran.

"Itu... Tadi Leera pulang ke rumah sambil nangis gitu, terus tante tanya, bukannya ngejawab malah langsung ngurung diri di kamar." Ujar Ibu Han sedikit ragu.

HOSHI : THE PERVERTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang