/14/

2.5K 239 7
                                    

"Tidakhh ti... tidakhh aahh ah ahh ahh he... hentikanhhh... Aaanggh uhhh aahh ah," desah Kyungsoo memohon.

Decit ranjang terdengar begitu jelas menandakan seberapa kasar namja yang mendominasi permainan panas itu. Ada penolakan dari pihak submisif, namun tidak ada tangisan.

"Aahh oouuhh oh Tuhanhh aahh lezat sekali tubuhmu Soo-ya ouhh yeaaahh," desah Kai.

Kai terus menggenjot kasar lubang Kyungsoo. Kyungsoo menjerit meminta Kai menghentikan kegiatannya. Tapi tidak dilakukan. Kai makin kasar menggenjotnya. Tidak mempedulikan erangan Kyungsoo. Kyungsoo mengerang namun dia tidak bisa membodohi dirinya sendiri. Rasanya nikmat. Pikirannya hampir kosong. Dia sungguh berusaha mempertahankan pikirannya. Pergelangan tangannya sudah lecet karena kelakuan Kai yang kasar sementara tangan Kyungsoo masih terikat. Tubuh Kyungsoo makin lemah dan tidak bisa benar-benar melawan.

"Mmhh mmhh nghhh!!" Desah Kyungsoo tertahan karena Kai meraup kasar bibirnya.

Kyungsoo tidak tau lagi. Rasanya terlalu nikmat. Kecupan Kai sudah turun ke leher Kyungsoo. Satu tangannya memainkan nipple Kyungsoo sementara lainnya memainkan junior Kyungsoo yang sudah orgasme lebih dari 5 kali.

"Cukupphh... Aahh... Nghhh... Aahh ahh," desah Kyungsoo.

"Desahkan namaku Soo-ya, dan aku akan mengakhirinya secepat mungkin," ucap Kai kemudian mengulum nipple Kyungsoo seperti bayi yang menyusu.

"Aahh Kaiihhh nghhh... Cukupphh.. aahh ahh ahh, Kaiihh," desah Kyungsoo.

"Nice dear," ucap Kai.

Kai langsung menambah kecepatan genjotannya.

"Aahh ahh ahh aahhh Kaiiihhh mmhh ngghh..." Desahan Kyungsoo semakin keras dan tidak terkendali.

Tangan Kai beralih meremas-remas dua bongkahan kenyal milik Kyungsoo hingga memerah. Dia juga menamparnya keras membuat Kyungsoo memekik.

"KAAAAAIIIII!!!!"

"SOO-YAAAA!!!!"

Pekik keduanya bersamaan setelah 6 tumbukan terakhir keduanya orgasme bersama. Kai orgasme untuk yang ke-3 kalinya sedangkan Kyungsoo 6. Nafas Kyungsoo makin tidak teratur. Kai ambruk di sebelah Kyungsoo. Namja itu segera mendekap Kyungsoo yang mulai terlelap secara posesif.

"Saranghae Soo-ya... Mianhae..."
.
.
.
Suho duduk di depan komputer yang menyala. Wajahnya sungguh memucat melihat namja mungil dengan kulit putih bersih tengah terbaring di kasur dengan wajah yang penuh luka. Matanya sembab karena terus menangis. Tubuhnya tertutupi selimut. Dia mengenal namja ini. Kepingan ingatan yang terpecah belah mulai mengumpul membentuk ingatan yang sempurna. Jeritan, tangisan, tawa, senyuman, semuanya milik orang yang dicintainya. Milik putranya, saudaranya, dan terutama, matenya.

"Suho-ya, apa yang kau lakukan?" Suara baritone Kris mengejutkan Suho.

Suho segera mencabut flashdisk yang tadi dipasangnya. Dia menatap Kris lalu tersenyum kikuk. Kris... Kris... Ingatannya begitu buram. Tidak... Sedikit lagi... Ingatannya sedikit lagi akan kembali.

"A... Aku hanya um... Yah... Kau tau... Menonton film," ucap Suho sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

"Benarkah? Film apa?" Tanya Kris dengan senyum tampannya.

"Ng... Kris, boleh aku bertanya sesuatu?" Tanya Suho kemudian menghadap Kris serius.

"Mwoya?" Tanya Kris lembut.

Kris mengelus surai Suho. Ditatapnya dalam-dalam mata indah Suho.

"A... Apa kau... Memiliki mate...?" Tanya Suho sambil mengelus tanda di lehernya yang terasa semakin baik setiap harinya.

Wolf* (KaiSoo) /\END/\Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang