/18/ (NC😋)

2.4K 160 0
                                    

(W.A.R.N.I.N.G!)
FULL OF HUNHAN MOMENT!
(NC!)

Sehun mengelus surai Luhan. Luhan bisa melihat raut wajah Sehun yang benar-benar sedih. Sehun menenggelamkan wajahnya di ceruk leher Luhan. Sehun menyesap leher putih Luhan, menciptakan tanda merah keunguan di leher itu.

"Mmhh... Se... Sehunnie..." Luhan melenguh nikmat saat tangan Sehun meremas pantat kenyal Luhan.

Sehun mengangkat kepalanya. Ditatapnya Luhan yang menatapnya dengan pandangan menggoda, menurutnya. Luhan mengelus pipi Sehun. Tangannya menyelundup ke balik rambut Sehun. Satu tetes air mata mengaliri pipi Luhan. Tapi itu bukanlah air mata Luhan, itu air mata Sehun.

"Hun-ah... Ada apa sebenarnya eoh...?" Tanya Luhan lembut.

"Aniya... Aku hanya merindukan eomma dan appaku..." Dusta Sehun.

"Dan Willis...?" Tanya Luhan dengan senyum lembutnya.

Sehun hanya mengangguk. Wow Oh Sehun! Kau benar-benar pandai berakting! Kenyataannya adalah Sehun tidak bisa memberitaukan pada Luhan apa yang sebenarnya terjadi.

"Tenanglah, ada aku di sini," ucap Luhan lembut.

Sehun menghapus jarak di antara keduanya. Dia menautkan bibirnya dengan bibir Luhan yang sungguh manis. Sehun melumat lembut bibir itu. Luhan sudah memejamkan matanya dengan tangan yang dikalungkan di leher jenjang Sehun.

"Mmhh... Hmpphh..." Desah Luhan tertahan merasakan tangan Sehun meremas-remas kecil junior Luhan.

Sehun melepaskan ciumannya membuat benang saliva menghubungkan bibir keduanya. Ditatapnya Luhan yang terengah-engah karena oksigen yang menipis.

"So... Bagaimana dengan serigalamu hm...? Kau belum heat dua bulan terakhir ini," ucap Sehun.

"His fine..." Gumam Luhan.

Sehun kembali menyesap leher Luhan.

"Ahhh," desah Luhan.

Luhan meremas rambut Sehun. Tangan Sehun sudah mulai merambat membuka baju Luhan.

"Mmhh... Hun-ahh," desah Luhan saat Sehun mulai meraup nipplenya yang sudah menegang.

Entah apa yang merasuki Sehun, air matanya tidak berhenti menetes. Sebuah potongan kejadian beberapa tahun lalu terngiang-ngiang di ingatannya. Sehun segera melepas bajunya, keduanya sudah topless sekarang. Kembali Sehun menciptakan tanda di tubuh Luhan.

"Aahh," lenguh Luhan lagi saat Sehun mulai memainkan juniornya.

Dan entah sejak kapan, keduanya sudah telanjang bulat. Benar-benar tanpa sehelai benang pun.

"Sehunnie... Mmh... Aahh ahh," Luhan kembali mendesah nikmat saat Sehun mengulum juniornya itu.

Tangan Sehun lainnya memainkan nipple milik Luhan. Sehun terus mengulum junior Luhan. Sesekali melepas kulumannya dan mengocoknya. Lalu Sehun segera memaju mundurkan kepalanya.

"Ah ah ah ah ahh aahh Hunniehhh, fasterhh!!! Mmhh!!" Racau Luhan tak karuan.

"Hmmhh..." Sehun ikut bergumam tidak jelas.

Sehun mempercepat temponya. Kini tangan nakalnya sudah beralih ke lubang Luhan yang berkedut tidak sabar untuk dimasuki.

"Hu... Hunieehh a... Aku keluaarhhh!!!" Dalam beberapa sodokan terakhir, cairan Luhan keluar.

Luhan terlihat mengatur nafasnya. Sehun tersenyum. Dia melepaskan junior Luhan dari mulutnya.

"Giliranku Lu," ucap Sehun kemudian menyodorkan juniornya yang besar sudah mengacung.

Wolf* (KaiSoo) /\END/\Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang