/27/

1.6K 180 1
                                    

Luhan mendengus malas. Dia mengelap meja-meja di cafe Chanyeol. Bukan malas karena harus membantu Chanyeol, tapi malas karena Chanyeol yang terus menatapnya tak suka.

"Mwoya?" Tanya Luhan datar.

"Dimana Kyungsoo ku?" Tanya Chanyeol dengan tatapan mengintimidasi yang menggemaskan.

"Dia baik-baik sa–"

Luhan dengan cepat menutup mulutnya rapat-rapat dan kembali mengelap meja. Bel berdenting menandakan tamu yang masuk. Chanyeol yang duduk di hadapan Luhan yang sedang mengelap mejanya langsung berdiri. Dia berlari ke arah Baekhyun. Baekhyun terlihat pucat dan letih. Jas dokter terpasang di tubuhnya yang mungil. Stetoschop tergantung di lehernya.

"Baek? Kau baik-baik saja? Sebentar, akan kubuatkan teh dan kuambilkan biskuit," ucap Chanyeol lalu segera ke belakang setelah menarikkan kursi untuk Baekhyun.

Luhan menatap Baekhyun sekilas. Dia kemudian beralih ke meja lain dan membersihkannya. Baekhyun menatap sendu ke arah Luhan.

"Ada apa dengan tanganmu hyung?" Tanya Baekhyun

Tidak ada jawaban. Baekhyun berdiri dan menghampiri Luhan. Tangan Luhan dililit perban. Baekhyun menarik tangan Luhan kasar. Luhan meringis kesakitan.

"Lepaskan!" Titah Luhan geram.

"Hyung, luka apa ini?" Tanya Baekhyun.

Sret

"Lu, kau mau pulang sekarang?" Tiba-tiba terdengar suara Sehun.

Tangan Sehun juga menarik tangan Luhan dari genggaman Baekhyun. Baekhyun mengernyit melihat kedua orang itu.

"Kajja kita pulang Hun-ah," ucap Luhan.

"Tunggu, hyung! Ada apa denganmu sebenarnya?" Tanya Baekhyun.

"Peduli apa kau Byun? Apa yang kau lakukan ketika putriku meninggal eoh? Aku mempercayakan Shin padamu!" Geram Luhan mengingat kejadian tahun lalu.

"Lu, tenanglah, ayo kita pulang," ucap Sehun. "Lagipula, aku yakin baby wolf kita nantinya tidak akan perlu dilindungi tetapi malah melindungi," lanjut Sehun sambil mengelus perut rata Luhan.

"Tunggu? Apa? Kau mengandung baby wolf hyung?" Tanya Baekhyun.

"Kajja kita pulang," Luhan menarik tangan Sehun acuh tak acuh.

Sehun hanya bisa mengikuti Luhan. Tepat setelah mereka keliatan dari cafe, Chanyeol datang membawa nampan berisi teh dan biskuit.

"Maaf lama, kuenya habis jadi harus memanggang la–" Chanyeol terdiam melihat Baekhyun yang menatap ke arah pintu keluar dengan pandangan berbinar.

"Baek? Kenapa?" Tanya Chanyeol.

"Yeol! Luhan Hyung mengandung!" Pekik Baekhyun sambil meloncat kesenangan.

"M... Mwo!?" Pekik Chanyeol. "Tunggu-tunggu, Baek, kenapa kau begitu senang eoh?" Tanya Chanyeol.

"Kenapa? Yeol! Kau ini bodoh ya? Luhan Hyung itu... Dia yang merawat Kyungsoo. Saat melihat tangannya yang dibalut perban, aku tau, tangan itu terkena serpihan beling, aku tau dia yang merawat Kyungieku," ucap Baekhyun dengan mata yang terlihat sedikit sendu.

"Kapan baby wolfku akan datang?" Gumam Chanyeol sambil menatap Baekhyun yang berjingkrak-jingkrak kesenangan.
.
.
.
Sehun menatap lurus ke depan. Luhan menatap tangannya. Dilepasnya perban yang melilit tangannya.

"Kau baik-baik saja Lu?" Tanya Sehun lalu menatap Luhan dengan tatapan sendu.

Perasaan bersalah menyergapnya. Tahun lalu adalah puncak dari seluruh kebencian Luhan pada keluarga Wu dan semua yang berhubungan dengan keluarga Wu. Tahun lalu adalah awal dari sifat dingin dan datar seorang Xi Luhan.

Wolf* (KaiSoo) /\END/\Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang