Last Sadness-60

4.9K 520 38
                                    

Setelah sekian lama, gadis cantik itu akhirnya tersenyum. Lukanya sudah menjadi bekasan-bekasan saja seperti mantan. Haha. Ia merapikan semua barang-barangnya, ia tak ingin sedikitpun meninggalkan barang-barangnya di tempat laknat ini. Demi tuhan, gadis itu tak mau mengunjungi tempat ini lagi.

Ia memasukkan satu persatu baju yang ada, lalu matanya kembali menatap buku yang kemarin Gaga kembalikan. Ia tersenyum mengusap buku itu. Ia tersenyum melihat alur cerita di dalamnya. Rumit, tetapi sempurna. Tokoh gadis itu berhasil pergi dengan indah, memberi kesan indah kepada setiap pembacanya. Tokoh itu membuatnya iri, seharusnya ia bisa seperti wanita di tokoh itu, namun semuanya hancur begitu saja.

Gadis itu memasukkan kembali novelnya kedalam koper. Setidaknya ia tahu kisah hebat perjuangan seorang wanita demi lelaki yang ia cinta. Meskipun mati akhirnya menjadi pilihan terakhirnya.

Setelah selesai membereskan. Gadis itu menarik koper besarnya. Ia melihat sekelilingnya. Tak ada yang indah, karna tak ada satupun orang gila yang terlihat indah dimatanya. Ia terus menarik kopernya, hingga menuju gerbang yang membuatnya bernafas lega. Selama bertahun-tahun, akhirnya ia dapat menghirup polusi jakarta. "PRINCESS KYAAA AKHIRNYA LO KEMBALIII!!" Teriak Ayi langsung memeluk Ara.

"Selamat, Ra." Ucap Marco.

Ara memeluk tubuh Gaga. "Thanks for everything." Ucapnya. Gaga mengangguk. "Ra!" Panggilan itu membuat Ara tersadar akan kehadiran Abi. "Maaf, Bi. Aku memang mencintaimu, tapi bukan berarti kita bisa bersama. Kali ini aku hanya ingin membiarkan waktu mengaturnya." Ucap Ara. "Lebih baik kita berteman dulu." Tambah Ara.

Abi mengangguk. Ia mengerti apa yang Ara maksud. Baginya berteman adalah awal yang baik. "Gue dengar Aldi udah kembali guys! Maksudnya dia lagi di perjalanan." Ucap Ayi.

Ara tersenyum mendengar nama itu. Nama lelaki yang udah ia sakiti. Maafin gue, maafin keegoisan gue batin Ara.

"ARA MY BEST FRIEND!! GENTA TAMPAN DATANG!!" Teriak Genta langsung memeluk Ara. "Oh my god gue kangen lo." Ucapnya.

Afgan menarik belakang kerah baju Genta. "Gantian." Ucapnya. Afgan kini mengambil alih pelukan Ara. "Cie akhirnya kembali. Unchhh akh. Gue kangen banget main sama-sama." Ucapnya.

"Sama gue juga." Jawab Ara.

"GIMANA KALAU KITA KELILING INDONESIA." Saran Ayi yang langsung mendapatkan tatapan bingung dari yang lainnya. "Maksudnya ke taman mini, kan banyak anjungan 34 provinsi wkwk. Anggap aja keliling indonesia. Nanti gue pamer ke calon mertua gue, kalau gue udah pernah ke 34 provinsi haha." Ujar Ayi.

Abi menoyor kepala Ayi. "Mama gue gak mau nerima lo. Gue gak restuin lo." Ucap Abi yang membuat gelak tawa terjadi di depan rumah sakit jiwa. "Mampus lo haha." Ujar Ara.

Setelah berbincang-bincang, mereka akhirnya memutuskan untuk ke Ancol. Mereka ingin menghabiskan waktu bersama.

Pertama-tama mereka mengunjungi dunia fantasi. Menaiki segala wahana, mencicipi segala jajanan yang ada. Tertawa, tersenyum, merayakan kembalinya Ara, membuat mereka bahagia. Telah lama mereka kehilangan waktu indah itu. Waktu yang harusnya mereka jalani setiap minggu. Beruntunglah mereka mendapatkannya sekarang.

Ara berhasil membuktikan ucapannya. Bahwa ia tak ingin hukum dibeli dengan uang. Ia berhasil bebas dengan waktu yang sudah ditentukan. Beruntunglah Ara sempat singgah di Rumah Sakit Jiwa, setidaknya di sana lebih bebas dibandingkan penjara. Meskipun keduanya sama-sama laknat.

Saat sedang melihat teman-temannya asik bermain, Ara merasakan dingin di wajahnya. Ia menoleh dan mendapatkan minuman dingin yang menempel di pipinya. "Raja!" Ucapnya. Ia langsung memeluk pria yang ia sebut adiknya. "Jemput gue sebentar lagi, dan kita akan hidup bersama." Ucap Ara.

Raja mengangguk. Lalu duduk di samping Ara. "Kok gak ikut main?" Tanya Raja. Gadis itu menggeleng. "Kaki gue nyeri. Jadinya gue liatin mereka." Ucap Ara.

Raja melihat kearah kaki gadis itu. "Lo kan gadis kuat, masa gitu aja nyerah. Yuk gue gendong." Ucap Raja. Gadis itu tersenyum. Raja membawanya berputar-putar. Untaian rambutnya bernari seiringan gerakan putaran yang Raja lakukan. Gelak tawa terdengar dari keduanya. Membuat siapapun yang melihatnya dengan iri.

Raja kemudian mengajak gadis itu menaiki kemidi putar. Mereka duduk dikuda yang berdampingan. Dengan kejahilannya, ia mencubiti Raja, lalu kemudian lelaki itu menjahilinya balik.

Setelah selesai mereka kembali ke tempat semula. Disana sudah ada Gaga dan teman-temanny. Gaga langsung mengambil alih tubuh gadis itu. "Gak akan gue biarkan siapapun menyakitinya lagi." Ucap Gaga.

Ara membisikkan sesuatu pada Gaga. Dan hal itu mampu membuat wajah Gaga berubah. "Serius?" Tanya Gaga padanya. Lalu kemudian ia mengangguk.

"Lo berdua ngomongin ayam gue yak?" Tanya Ayi pede. "Masih aja gue liatin, besok gue musnahin." Ancam Gaga pada Ayi.

Hari mulai sore, mereka berjalan menuju pantai. Menyaksikan senja yang akan datang sebentar lagi. Dan saat senja datang, gadis itu berdoa, agar semuanya akan baik-baik saja. Karna yang ia tahu besok Aldi akan kembali. Ia tak boleh egois menceritakan semuanya yang ia rasakan selama kepergian Aldi. Baginya yang lalu biarlah berlalu.

Terang kini menjadi gelap. Semuanya kembali kerumah masing-masing. Gadis itu menjatuhkan tubuhnya dikasur. "Sebentar lagi semuanya usai." Ucap gadis itu.

Ting

Ponsel milik Ara berbunyi, ada pesan masuk dari nomor yang tak ia kenal.

+628 1327396397

Aku kembali. Sampai ketemu di Cafe...

-A.M-

Yuhuuuuuu AM inisial Aldi kan??? Dia pakai nomor indonesia?? Itu artinya ia telah berada di indonesia?? Wihhh

Jangan lupa vote dan comment...
200 komentar langsung post... hahaha
Sekali sekali kerjain Readers

LAST SADNESS [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang