saat kamu memutuskan untuk mencintai seseorang. Kamu akan sulit melupakannya
Ayi berjalan berdampingan dengan Avel. Avel sudah tidak lagi tinggal bersama Abi, jujur ia sedih setelah tau cerita yang Ayi ceritakan tentang Ara, ia tak menyangka kakaknya dapat terhasut oleh iblis semacam Venuce. Ya Avel akui Venuce lebih cantik dari Ara, tapi buat apa cantik, jika berhati iblis? Setelah perdebatan hebat, Avel pun lebih memilih tinggal di Apartemen milik kedua orangtuanya. "Ay, kamu gak benci aku kan?" Tanya Avel. Avel terlanjur sayang kepada Ayi. Saat sudah memutuskan untuk mencintai, seseorang akan sulit untuk melepaskan.
Ayi tersenyum kearah gadisnya. Ayi beruntung memiliki Avel yang mau menerimanya. Yah kalian tahu lah gimana Ayi, sebelas dua belas sama orang utan sumatra. "Prinsip cogan, haram buat marah sama cecan." Gombal Ayi sambil mencolek pipi Avel yang sudah blushing. "Cie cewenya Ayi blushing." Ucap Ayi.
Avel yang malu pun, langsung menutup wajahnya "apasih malu akh." Ucap Avel. Ayi malah terbahak-bahak melihatnya. "Ay ih jangan ketawain aku dong!" Ucap Avel. Ayi pun berhenti tertawa. Lalu ia membuka telapak tangan Avel yang menutupi wajah cantik Avel. "Jangan ditutupin, nanti yang lain anggap aku bohong. Soalnya aku udah terlanjur bilang kalau bidadari itu beneran ada wkwk."
Mereka pun melanjutkan jalan-jalannya. Bukannya Ayi ingin bahagia diatas penderitaan Ara, namun Ayi hanya ingin merasakan bahagia, bagaimana jika akhirnya Ayi harus bernasib sama dengan Dion? Apakah ia sempat bahagia? Toh Ara yang menyuruh mereka buat bahagia, kasian jika Ara selalu ditangisi, hidupnya tak akan tenang. Oleh karena itu mereka mencoba ikhlas dengan apa yang terjadi, tapi dalam diri mereka masih menyimpan dendam yang besar atas apa yang menimpa sahabat mereka.
"Ay kok ngelamun?" Tanya Avel saat melihat Ayi melamun.
Ayi tersenyum. "Aku mah gapapa. Yang ada apa-apanya itu jantung aku, masa setiap deket bidadari kayak kamu, jantungnya jadi berdetak lebih kencang dari biasanya. Apa ini namanya aku jantungan ya? Apa setelah ini aku mati? Trus kamu dapetin cowo lain? Yahhh jangan dong beb, kalau aku mati kamu jangan cari cowok lain yak!" Ucap Ayi ngaco.
Avel tertawa melihat kekasihnya separno itu. "Ya enggak lah." Ucap Avel. Tangannya mengambil tangan Ayi dan diletakkan di dadanya. "Itu namanya getaran cinta, kamu juga rasain kan? Jantung ini selalu berdetak lebih cepat dari biasanya, itu karna aku udah jatuh cinta sama crazyboy kaya kamu hehe."
Ayi mengelus puncak kepala Avel. "Yuk naik motor!" Ajak Ayi. Ayi segera menaiki motornya. Lalu ia memakai helm fullfacenya. "Sudah siap?" Tanya Ayi. Namun tak ada jawaban. Menurut Ayi jika diam berarti jawabannya iya. Ayi pun langsung menancap gasnya. "Kok kamu enteng ya?" Tanya Ayi. Avel masih tak menjawab. "Kamu tidur yak beb? Kalau tidur jangan dimotor aku, mending di ranjang berdua sama aku wkwk." Ayi tertawa sendiri.
Semakin lama Ayi semakin bingung. Kenapa Avel tak menjawabnya. "Vel, Aveline!! Jawab aku beb!" Pinta Ayi masih menghadap focus ke jalan. "Kamu mau gak jadi ibu dari anak-anak aku?" Tanya Ayi. Lagi-lagi tak ada jawaban. "Akh kalau diam artinya iya. Makasih sayang." Ayi menoleh sekilas kebelakang sambil menampilkan senyum termanisnya. Saat iya menghadap ke depan lagi, Ayi merasa ada yang aneh. Ia menepikan motornya lalu menoleh ke jok belakang. "@dah cewe gue mana? Lah kok ilang? Apa jangan-jangan mimi peri utusan kayangan yang kebanyakan makan micin trs minum oli, dan hirup bensin itu ambil bidadari gue? Kalau iya? Liat aja nanti gue musnahin tuh mimi peri, biar dia rasain. Kalo engga ntr gue ambil micinnya, biar dia gak bisa makan micin lagi. Akh bidadari gue!! A'a Ayi kan masih menyimpan selendangmu, kenapa kamu kembali ke kayangan?" Ucap Ayi dramatis sambil menatap langit.
Lalu sebuha motor besar berhenti di samping Ayi. Ayi melihat Avel turun dari motor itu. Dan ternyata itu Marco, temannya. "Kamu Ay, tega banget sama pacar sendiri, masa aku ditinggalin. Untung ada Marco. Makasih ya, Co." Ucap Avel.
Marco menyisir rambutnya kebelakang. Sok ganteng lo tuyul batin Ayi kesal. "Tentang Baby, aku siap kok antar jemput kamu. Asalkan kamu mau jadi bidadari di hidupku." Goda Marco.
Ayi menggeram kesal. Langsung saja ia memegang gas motor Marco. Niatnya mau membuat Marco jungkir balik, tapi ia lupa, Marco sudah tidak menancapkan gigi. "Gak bisa wlee. Kalo mikir pake otak, jangan pake dengkul, Yi. Oiya lupa kalo Ayi gapunya otak. Jadi respect gue wkwk. Bye!" Marco langsung berlalu dengan motornya.
"Untung aja aku baik, kalau engga, udah aku jodohin sama mimi peri, trs aku suruh buyung yang lagi hits buat ajak dia. Biar ikutan gawaras. Huh!" Oceh Ayi.
Avel langsung mengusap wajah kekasihnya. "Cemburu boleh, tapi jangan berlebihan. Cukup mencintai berlebihan, jangan sampai menuai luka berlebihan." Ucap Avel.
"Asal kamu tau, aku udah mau bunuh mimiperi karna nyangka dia ambil kamu trus bawa kamu ke kayangan. Abisnya kamu kan bidadari, jadi punya kayangan. Mana selendang kamu? Biar aku umpetin supaya kamu gak kemana-mana dan gak bisa kembali ke kayangan." Ucap Ayi possessive.
"Dasar gila!" Ucap Avel langsung duduk diatas Ayi. "Ayo gc, Ay!" Ayi hanya mendengus pasrah. Lalu mereka berlalu begitu saja.
Besok update double!! Santuy!!! Tetap setia di last sadness yak!! Ajak temen-temen kalian juga buat baca last sadness!!Jangan lupa vote dan comment!!
Kalian gamau jadi penulis apa?? Wkwk cobalah!! Biar bisa ngerasain yang namanya viewrs ribuan tpi vote ratusan wkwkwk
KAMU SEDANG MEMBACA
LAST SADNESS [SELESAI]
Novela JuvenilAku berjalan diatas serpihan kaca, setiap langkahku selalu menuai luka. Aku tahu malam gelap, tapi aku juga tahu setelah malam akan ada pagi yang cerah. Begitupula rasa yang aku rasakan... Kembalinya (dia) membuat seorang Aldi yang dingin berubah me...