6 bulan sebelumnya...
Ara menatap jalanan yang membasahi bumi. Airmatanya mengalir begitu saja. Apakah tuhan marah dengannya, hingga menghukumnya sesakit ini. "Tidak ada gunanya kamu menangis. Apakah kamu menyesal telah mencoba membunuhnya?" Tanya polisi yang berada disampingnya. Ara tak berniat mengubrisnya.
Polisi itu kesal tak mendapatkan jawaban dari Ara, dengan kasar ia menghadapkan wajah Ara kearahnya dengan kasar. Ara meringis kesakitan, saat tangan kekar itu mencengkram rahangnya. Lalu polisi itu menampar bibir ranum Ara. "Kalau punya mulut dipakai!" Ucap Polisi itu. Ara tak pernah merasakan sesakit ini. Ara menangis, menangis dan terus menangis. "INI BELUM SEBERAPA. PENJARA ADALAH NERAKA DUNIA YANG PALING KEJAM." Ucap Polisi itu.
Suara sirine berhenti. Mobil yang Ara naiki pun berhenti. Ara menatap bangunan kejam yang akan menyakitkan. Siapa yang ingin kesana? Tidak akan ada yang mau kecuali seseorang itu gila. Ara diseret masuk kedalam bagunan itu, tangannya sakit akibat borgol yang yang ditarik oleh polisi itu. Beginikah hidup? Sesakit ini kah? Apakah semua penjahat merasakan sakit yang Ara rasakan?
Ara didorong menghadap ketua polisi di kota malang. Badannya terhempas mengenai meja kuat. Ara ingin memegang perutnya yang sakit akibat benturan kencang itu, tapi ia tak ada daya. Beginikah yang Abi inginkan dari Ara? Luka yang amat parah dari luka apapun. Ara percaya tuhan akan menyiapkan kebahagiaan setelah ini. Maaf aku minta maaf batin Ara.
"Mengapa kamu mencoba membunuhnya?" Introgasi polisi itu. Ara bisa saja jujur? Tapi apakah polisi itu akan percaya? Percuma, ia akan tetap disini, dibalik jeruji yang menyakitkan. "Karna saya cemburu." Jawab Ara bohong.
Polisi itu tertawa, lalu tangannya mencengkram rahang Ara. Bahkan rasa sakit akibat cengkraman di mobil tadi belum hilang, dan Ara masih harus mendapatkanny lagi. Sekejam ini kah hidup? "Bersiaplah masuk jeruji besi, nona CACAT." Ucap Polisi itu.
Duar
Bagaikan petir yang menyambar Ara. Kata Cacat itu menyesakkan hatinya. Ia memang tak sempurna, bahkan jauh dari kata sempurna. Tapi tak berhak kah dia bahagia. "Aldi!!" Panggil Ara lirih. Polisi itu langsung membawanya masuk kedalam penjara. Lalu mendorongnya hingga kepala Ara terbentur tembok. Dahinya berdarah, Ara melihat bercak darah ditangannya.
"ARAAA!!" Panggil Gaga saat melihat Ara terluka di dalam jeruji besi. Gaga cs langsung menghampiri Ara. Namun jarak mereka terhalang jeruji besi. Gaga memeluknya meski dari luar. Gaga menyalurkan semangat untuk Ara. "Apa yang udah mereka lakuin ke lo, Ra?" Tanya Genta.
Ara melepas pelukan itu, lalu matanya berkaca-kaca. Ia menatap lurus kedepan. "Rahang. Rahang ini dicengkram keras. Bibir ini ditampar hebat. Dahi ini terbentur keras. Perut ini merasakan sakit yang amat sakit. Semua terasa menyakitkan, bagai pisau yang menusuk dalam dan amat dalam." Ucap Ara lirih.
Ara seakan menggambarkan secara langsung rasa sakit yang ia rasakan. Membuat Gaga cs merinding dan membayangkan kejamnya hidup yang menimpa Ara.
Keberisikan mereka membangunkan seorang wanita berwajah sangar. Ia mendorong keras kepala Ara hingga terbentur keras jeruji besi. Genta dan yang lainnya kaget saat melihat apa yang dilakukan wanita itu. "Berisik banget sih." Ucapnya. Ia langsung duduk lagi ditempatnya. Ara menangis, ini benar-benar menyakitkan. Dahinya robek akibat besi berkarat ini. "Gue gak bisa biarin ini. Gue gak kuat liat lo disakitin gini? Lo itu bukan penjahat, tapi lo dijahatin. Gue gak kuat, Ra." Ucap Gaga menangis.
Ara tersenyum meski sakit itu menjalar keseluruh tubuhnya. "Aku kuat ka, polisi bilang ini belum seberapa. Jika nanti aku pulang dalam keadaan yang kaku, aku minta kalian semua tak menangis untukku. Anggap saja aku mati dengan cara yang bahagia kak." Ucapnya.
"TAPI LO GAK SALAH!! DAN LO SEAKAN-AKAN DIBUAT SALAH!!" Ucap Gaga tak dapat menahan emosinya.
Langkah seseorang membuat Gaga dan yang lainnya menoleh. "Waktu anda habis. Anda dapat menemui tahanan disidang nanti." Ucap Polisi itu. Tangan Gaga yang menggenggam tangan Ara terlepas saat teman-temannya menarik dia. "Relakan gue, Ga!" Ucap Ara.
Gaga pingsan. Tubuhnya benar-benar lemah. "GAGA!!" Teriak Ara lirih. Gaga dibawa keluar oleh teman-temannya. Ara tak pernah melihat Gaga selemah itu, bahkan Gaga sampai pingsan di depan Ara.
Ara berjalan menuju sudut ruangan sempit itu. Ia menangis sejadi-jadinya. Venuce telah menghancurkan dirinya. "KALAU LO MASIH NANGIS KAYA GITU?! GUE GAK AKAN SEGAN-SEGAN BUNUH LOH! SEKARANG LO PIJITIN GUE DENGAN SATU TANGAN! SATU KESALAHAN SATU PECUTAN!" Ucap kejam wanita itu.
Ara melihat pecutan yang berada disamping wanita itu. Ara langsung maju dan memijat wanita itu sesuai perintahnya.
JANGAN LUPA VOTE DAN COMMENT!!! DUNIA KEJAM!! SANGAT! AMAT! KEJAM!!! Hari ini next lagi!! Aku bocorin next nya tentang Raja.
KAMU SEDANG MEMBACA
LAST SADNESS [SELESAI]
Ficțiune adolescențiAku berjalan diatas serpihan kaca, setiap langkahku selalu menuai luka. Aku tahu malam gelap, tapi aku juga tahu setelah malam akan ada pagi yang cerah. Begitupula rasa yang aku rasakan... Kembalinya (dia) membuat seorang Aldi yang dingin berubah me...