16.32
Pertama, tadi ada kerja kelompok jadi sekarang aku baru akan pulang.
Kedua, sekarang hujan padahal sepuluh menit yang lalu matahari masih asik bersinar.
Ketiga, mama lagi arisan sama teman-temannya aku terpaksa harus pulang sendiri.
Keempat, driver ojek online daritadi gak ada yang pick up aku karena hujan deras.
Kelima, aku menunggu hujan reda di halte sekolah sendirian.
Lengkap sudah keluhanku hari ini, rasanya aku mau langsung pulang dan guling-guling di kasur kalau begini ceritanya.
"Viorel!"
Lagi, aku menoleh lagi ketika namaku dipanggil. Di sana ada Kak Surya dengan rambutnya yang sudah basah akibat terguyur air hujan.
"Kak Surya!"
"Kamu gak pulang?" Tanya Kak Surya, aku menggeleng cepat.
"Kak Surya sendiri?"
Ada sedikit harapan Kak Surya akan menawarkan aku tumpangan pulang, walau aku tau itu tidak mungkin.
"Sama." Jawaban yang ia lontarkan justru membuat aku bingung.
"Kenapa?"
"Lagi nunggu temen." Jawab Kak Surya, kini ia sudah duduk di sampingku.
Aku terdiam, pikiranku menerka kira-kira siapa teman yang Kak Surya tunggu. Teman-temannya pasti bawa kendaraan masing-masing. Terus siapa yang ia tunggu?
Kak Thalia.
Entah tiba-tiba nama itu lewat di pikiranku. Aku tersenyum pahit, aku lupa fakta bahwa Kak Thalia adalah salah satu perempuan yang dekat dengan Kak Surya.
"Kak kok hujan-hujanan?" Tanyaku memecah keheningan sore ini.
"Haril sok ide ngajak main futsal." Jawab Kak Surya lalu mengeluarkan handuk kecil dari tas berwarna hitamnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Surya.
Short StoryNamanya berarti matahari Senyumnya seperti embun pagi Kedatangannya selalu kunanti +lokal +au [ completed ]