Renata for the rescue!
Lima menit yang lalu aku mengirim pesan agar Renata menghampiri perpustakaan dan membawaku pergi meninggalkan kedua orang jenius ini.
Renata tidak kunjung membalas pesan yang aku kirimkan, sementara aku harus tersiksa karena soal-soal fisika yang tidak ada habisnya ini. Kak Surya dan Kak Thalia tidak terlihat jenuh sedikit pun, mereka justru semakin bersemangat jika aku bilang aku tidak mengerti.
"Kak, yang ini gak ngerti."
Aku menunjuk soal nomor 23 di LKS fisika yang seharusnya menjadi bahan untuk ulangan akhir semester nanti.
"Nah, sini aku ajarin." Ujar Kak Surya begitu mendengar pengakuanku.
Baru setengah jalan ia menjelaskan, tiba-tiba Kak Surya berhenti lalu mengetuk-ngetuk pensil di tangannya.
"Thal, ini gimana ya? Kok aku gak nemu jawabannya."
Dan kini mereka kembali saling mengoper jawaban. Aku memperhatikan pintu perpustakaan yang tak kunjung terbuka, Renata kemana sih?
Dewi fortuna sedang berpihak kepadaku!
Baru saja aku mengeluh karena Renata yang tidak kunjung datang. Kini gadis berambut sebahu itu sudah berada di ambang pintu perpustakaan, berjalan ke arah meja tempat aku, Kak Surya, dan Kak Thalia duduk.
"Ih Vio, daritadi dicariin kemana aja?" Ujar Renata memulai sandiwaranya, "Udah ditunggu Oliv sama Abel nih!"
Aku sekilas melirik ke arah Kak Surya dan Kak Thalia yang bingung dengan kedatangan Renata.
"Sorry Nat, tadi abis bahas fisika sama Kak Thalia, Kak Surya." Ujarku sembari merapihkan buku-buku di atas meja. Aku berdiri setelah memastikan semua barang-barangku sudah rapih.
"Kak Thalia, Kak Surya makasih ya udah ajarin aku fisika. Jadi gak enak aku banyak tanya." Setelah mengucapkan terima kasih, aku pun pamit pergi bersama Renata.
KAMU SEDANG MEMBACA
Surya.
Short StoryNamanya berarti matahari Senyumnya seperti embun pagi Kedatangannya selalu kunanti +lokal +au [ completed ]