c. tea

340 73 37
                                    

tea scent.

Setelah kurang lebih sepuluh menit aku dan Kak Surya berargumen tentang hujan dan segala kawannya, Bi Ona datang membawakan nampan berisi dua cangkir melanin berisi teh.

Aku melirik kedua cangkir itu, lalu melihat ke arah Kak Surya yang mulai menyesap teh itu.

"Kak, ini bukan kopi lho."

Seingat-ku Kak Surya dan teman-temannya suka berkumpul di warung belakang sekolah, dan kebanyakan dari mereka akan menghabiskan waktunya untuk merokok yang ditemani secangkir kopi.

"Sejak kapan aku suka kopi?" Kak Surya menaikkan alis sebelah kanannya. "Aku gak suka kopi, Viorel."

"Oh aku baru tau." Ujarku lalu buru-buru memegang cangkir, sayangnya aku lupa kalau teh yang masih panas menyebabkan cangkir itu panas juga. Aku mengeluh kesakitan karena kecerobohan ku sendiri.

"Vio daritadi kamu buru-buru amat sih." Omel Kak Surya setelah melihat aksi cerobohku barusan.

Aku hanya meringis lalu segera mengalihkan pandangan-ku ke seluruh arah kecuali wajah Kak Surya.

"Earl grey ya?"

Aku menoleh ke arah cangkir teh di atas meja, lalu menaikkan bahuku tanda tidak tahu.

"Kak Surya suka teh ya? Sampe apal gitu." Tiba-tiba mataku bertemu kembali dengan matanya. "Aku gak tau jenis teh."

"Ini dari wanginya Vio." Kak Surya menenggak habis teh yang ada di cangkirnya.

"Aku suka wangi teh, strawberry paling enak." Kali ini aku dapat mengikuti arah pembicaraan yang dilontarkan Kak Surya.

"Tapi rasa teh strawberry gak se-menarik baunya."

"Kan kita lagi bahas wanginya Kak, bukan rasanya." Protesku, Kak Surya kaget karena akhirnya aku mulai aktif mengikuti pembicaraan tentang aroma-aroma ini.

"Aku suka semua wangi teh, wanginya selalu bikin aku ingat rumah nenek. Nenek aku punya satu rak khusus buat nyimpen seluruh koleksi tehnya kak. Waktu itu aku pernah dijelasin satu-satu jenis tehnya, tapi ya aku masih kecil langsung lupa dan malah ngerengek mau main sama anak-anak yang lain."

Karena Kak Surya tidak membalas, aku pun kembali melanjutkan ceritaku.

"Nenek aku kayak Kak Surya, sekali nyium bau teh langsung tau itu teh apa. Aku agak kaget karena tadi Kak Surya ngelakuin hal yang sama."

"Vio, sebenernya aku ini nenek kamu." Ujar Kak Surya menghancurkan suasana.

"Kak aku siram ya, teh aku masih sisa nih."

"Eh ya jangan dong."

"Kamu excited banget bahas teh ya." Ujar Kak Surya memecah keheningan di antara kami.

"Kak Surya juga excited banget bahas buku sama hujan tadi."

Kami pun terdiam kembali. Hujan mulai mereda, Kak Surya bangkit dari duduknya lalu menepuk kepalaku pelan. Tangannya merogoh saku belakangnya, dimana ia menyimpan kunci motor miliknya.

"Bukunya aku balikkin senin." Ia mengayunkan buku yang kini sudah ia apit di tangan kirinya.

"Oh iya, kamu coba minum breakfast tea. Selain baunya yang enak, itu juga bikin lebih semangat, cocok buat Vio yang males sekolah."

"Kak Surya lebih males!"

Walaupun wajah Kak Surya tertutup helm putih itu aku masih bisa melihat ia tertawa tanpa suara. Aku melambaikan tangan ke arahnya.

Motor hitamnya pun melesat keluar dari garasi melawan hujan yang sudah mulai mereda, aku kembali masuk dan tersenyum mengingat bagaimana hobby unik Kak Surya dan indra penciumannya.



********

Karena buku ini bentar lagi mau tamat aku mau sekalian promosi dikit, ayo dicek buku sebelah judulnya 'biru' cast-nya masih anak loona sama straykids dan masih satu universe sama buku ini, ayo ayo!!

Surya.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang