b. Biology

248 56 7
                                    

Biology isn't a big deal.

"Matematikanya kita lanjut nanti aja. Kayaknya otak kamu bisa ngebul kalo kita bahas matematika lagi." Perkataan Kak Surya tidak sepenuhnya salah.

Bahkan dari soal pertama otakku udah nyerah kak —ujarku, tentu saja dalam hati.

Kak Surya menutup buku matematika peminatan milikku, dan mengambil buku biologi berwarna hijau di hadapannya. Sekarang aku harus lebih fokus belajar, jangan sampai terdistraksi lagi.

Perlu aku kasih tau, Kak Surya termasuk golongan superior dalam urusan pelajaran. Ranking di kelas gak jauh-jauh dari peringkat satu sampai tiga. Dan menurut informasi yang aku dapat, dari SMP dia selalu berada di kelas unggulan.

Oh iya, pelajaran kesukaan Kak Surya itu biologi. Dan cita-cita dia itu menjadi dokter. Aku tau terlalu banyak hal tentang Kak Surya. Rasanya kalau di kuliah nanti ada jurusan mempelajari Kak Surya, aku yakin aku akan langsung masuk jurusan itu.

"Vio?" Panggil Kak Surya. Aku menoleh dan menatapnya heran.

"Kamu daritadi aku tanyain mana yang gak ngerti, malah bengong." Omel Kak Surya.

"Biologi aku udah bisa kak, aku paling jago biologi." Ujarku bangga, karena biologi mengandalkan hafalan. Dan hafalan itu bukan masalah besar buatku.

"Yakin? Aku kasih quiz ya."

Sial, aku salah ngaku-ngaku jago biologi ke Kak Surya yang notabene anak olimpiade biologi.

Surya.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang