rain scent.
Setiap aku bertemu Kak Surya, selalu saja ada hujan. Kejadian tempo hari saat di halte, dan sekarang saat Kak Surya hendak pulang ke rumahnya.
"Yah Vi." Kak Surya yang awalnya hendak menyalakan mesin motornya pun kembali berjalan ke arah beranda rumah-ku. "Aku tunggu sampe agak redaan ya?"
"Tunggu dalem aja yuk kak." Ajakku. "Gak enak lembap gini."
Kak Surya menggeleng lalu kembali duduk di tempatnya.
"Aku tunggu di sini aja, gak enak di dalem ada mama kamu."
Mengikuti apa yang Kak Surya katakan, aku pun duduk di sebelahnya kembali. Menatap perkarangan rumah yang dihiasi hujan deras sore ini. Mata Kak Surya yang awalnya terfokus ke depan beralih ke arahku.
"Kamu masuk aja Vio." Ujar Kak Surya dengan gestur tangan seolah mengusir.
"Tamu adalah raja, masa raja ditinggalin sendiri?" Balasku santai.
Tiba-tiba pintu depan terbuka, kami berdua langsung menoleh ke arah pintu itu. Ternyata di sana ada mama yang mengintip.
"Dek mau dibikinin minum gak temennya?" Tanya mama kikuk setelah kami berdua menangkap kegiatan mengupingnya.
"Gak usah tan-."
"Boleh ma." Aku memotong jawaban Kak Surya.
"Vi gak usah."
"Santai dong kak, sekalian nunggu hujannya reda."
Kak Surya tidak membalas perkataanku melainkan menghela nafas panjang, ponsel yang ada di genggamannya ia letakkan di atas meja kecil di depan kami.
"Vi bau hujan juga enak." Celetuknya.
Aku mengernyitkan alisku, menatap laki-laki bersurai kecoklatan yang entah kenapa perkataannya semakin sore semakin aneh.
"Mumpung ada baunya, coba kamu cium." Kak Surya tampak menarik nafas dalam-dalam lalu mengeluarkannya dengan pelan.
"Ih gak kecium apa-apa kak!" Protesku.
"Pelan-pelan Viooo."
"Cuma ada bau tanah ketemu air gitu kak." Jelasku, aku mengernyit heran begitu Kak Surya menanggapi perkataanku dengan tawa kecil.
"Itu baunya, dasar anak kecil." Kak Surya mengacak rambutku pelan.
"Asal Kak Surya tau, kita cuma beda setahun." Balasku kesal.
Lagi-lagi Kak Surya hanya terkekeh menanggapi ucapanku.
"Apa yang spesial dari bau tanah ketemu air sih kak?"
"Gak ada." Jawab Kak Surya santai. "Cuman bikin nyaman sama bikin ngantuk."
"Terus kenapa Kak Surya suka?"
"Ya karena bikin nyaman sama bikin ngantuk, enak kan kalo hujan-hujan gini ngeringkuk di atas kasur." Ujar Kak Surya.
"Tapi bisa sakit kalo hujan-hujanan."
"Nyium bau hujan gak perlu sampe hujan-hujanan." Kak Surya menoleh ke arahku lalu mencibir. "Dasar anak kecil."
KAMU SEDANG MEMBACA
Surya.
Short StoryNamanya berarti matahari Senyumnya seperti embun pagi Kedatangannya selalu kunanti +lokal +au [ completed ]