Farhan POV
Sabtu pagi gue manfaatkan untuk sekedar olahraga walaupun hanya lari ditreadmill sebentar, sebelum jam sembilan nanti gue serta Erga dan Derry—yang jelas bawa pasangan dan anak masing-masing alias gue jomblo sendiri—berangkat ke puncak untuk menonton live music Tulus disalah satu hotel. Gue yang baru selesai lari, memutuskan untuk ikut bergabung dengan Abi yang sedang membaca koran sambil meminum kopi di teras depan rumah.
"Ini undangan banyak bener yang belum dibuka, Bi." Celetuk gue saat melihat meja kecil di teras bertumpuk beberapa undangan sambil membuka kaus putih yang udah basah dengan keringat.
Maklum aja, Abi gue itu ketua RW disini. Jadi nggak heran kalau-kalau rumah gue itu satu minggu, pasti ada aja yang ngirim undangan. Entah undangan sunatan, pernikahan, aqiqah atau pengajian. Tapi sih, yang bikin paling nyiksa gue itu undangan pernikahan. Pasti deh gue ditanyain mulu kapan kawin. Buset deh, kalau bisa besok gue kawin juga langsung aja digas. Ada calonnya juga belum buat di ijab qobul-in.
Abi membalik lembar koran. "Iya, belum Abi buka. Ada yang buat kamu juga undangannya."
Gue meraih tumpukan undangan dan melihat satu persatu nama yang tercantum diundangan. Memang sih, ada dua undangan yang tertulis nama gue. Masalahnya, gue nggak kenal sama yang ngundang gue itu.
"Lah perasaan, Farhan nggak kenal sama yang ngundang deh, Bi." Ucap gue.
"Yakin kau nggak kenal sama yang ngudang? Rata-rata yang dateng kesini cewek semua. Umi kenal semua, tapi Abi sih nggak." Sahut Abi. "Itu mantan kamu semua kata Umi."
Gue mengernyit bingung. "Hah? Masa?"
Abi berdecak lalu mengambil undangan berwarna silver. "Yang ini pun kau nggak kenal?" Tanyanya sambil menunjuk nama mempelai perempuan yang bernama Nadila. "Ini aja Abi kenal, masih inget malah mantan kamu waktu kuliah. Kalian beda jurusan." Jelasnya.
"Ditinggal kawin lagi kau sama mantan." Cibir Abi.
Mantan waktu kuliah? Nadila? Gila, jangankan mukanya gue inget, nama aja gue lupa! Sumpah ya gue udah lupa sama nama mantan-mantan gue. Lagipula setelah putus, gue sama sekali nggak berkomunikasi lagi sama mereka. Boro-boro punya nomor barunya deh, media sosialnya aja nggak tahu.
Gue langsung mengambil dua undangan berwarna silver dan navy ketika mengingat sesuatu, lalu berjalan masuk menuju kamar gue. Sesampainya di kamar, gue membuka laci meja kerja gue dan mencari buku jurnal berukuran kecil yang gue inget disitu sempat gue tulis beberapa nama mantan gue ketika masih kuliah. Iya, gue seniat itu sampai nulis nama mantan dibuku jurnal.
List nama mantan:
1. Lovember - (Ini mantan apa bukan ya? Lupa gue udah putus sama dia apa blm)
2. Gina
3. Nadila
4. HauraDan bener aja, ternyata Nadila itu mantan gue. Mantan yang masih gue inget itu cuma Gina, itu juga karena tower kantornya ada disebelah tower kantor gue. Haish gue benar-benar lupa sama buku jurnal ini dan bahkan entah berapa lama tersimpan dilaci meja kerja gue dengan rapih. Gue lalu meraih pulpen dan membawa buku jurnal itu keluar dari kamar kemudian duduk kembali bersama Abi di teras depan sambil menulis dibuku jurnal.
List nama mantan:
1. Lovember - (Ini mantan apa bukan ya? Gue belum putus sama dia kayaknya)
2. Gina - (Married)
3. Nadila - (OTW Married)
4. Haura - (OTW Married)Ketika gue selesai menulis, Umi keluar membawakan sepiring pisang goreng dan roti bakar.
"Kamu kapan nyusul atuh? Umi sama Abi 'kan udah pengen lamarin anak gadis orang buat jadi mantu." Ucap Umi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ex-Lovember
General FictionList nama mantan: 1. Lovember - (ini mantan apa bukan ya? Gue belum putus sama dia kayaknya) 2. Gina - (Married) 3. Nadila - (OTW Married) 4. Haura - (OTW Married) Lima nama diatas adalah nama-nama dari mantan Farhan sejak SMA. Namun ada satu n...