Farhan POV
"Muleh, muleh! Mari kita muleh ke rumah terus ketemu anak dan bini tercinta!" Seru Derry dari kubikelnya.
Gue melirik soang satu itu yang lagi bersiap untuk pulang. Sambil mematikan komputer kantor, gue meraih iPhone yang tergeletak disamping keyboard komputer dan merapikan barang-barang kedalam tas ransel.
"Iyeee apa, soang." Celetuk gue.
Kepala Derry yang nongol dari kubikelnya, langsung gue dorong agar menjauh dari kubikel gue. "Ealah pengantin baru sensi bener. Belum dikasih jatah malam pertama apa gimana?"
Anjir, dasar soang bermulut emak-emak gosip.
"MULUT YA, DERRY! MULUTNYA TOLONG DIAYAK DULU!" Omel gue sambil melempar pulpen kearah bibir Derry.
Erga langsung terbahak kencang sampai memegangi perutnya, sedangkan Derry si soang hanya misuh-misuh karena puplen yang gue lempar menabrak bibirnya cukup kencang. Bodo amat, siapa suruh kalau ngomong asal ceplos.
"Anjir, sakit bego. Gue nanya beneran kali, emangnya gue tepung terigu yang harus diayak kalau mau bikin kue?" Kesalnya.
Gue memutar bola mata dengan kesal. "Nggak bermutu pertanyaan lo."
Derry mencibir lalu memandang Erga yang sedang meredakan tawanya. "Temen lo nih, Er. Sensian belum dikasih jatah." Adunya sambil menunjuk gue dengan dagu.
"Udah tahu si Farhan belum dapet jatah, elo ledekin dia. Jelas sensi lah!" Sahut Erga masih cekikikan.
Emang dasar ya, punya temen laknat semua nggak ada yang enakin! Kayak mereka berdua nih, sebelas dua belas kelakuannya. Coba Erga kalau depan Salma-beuh ilah manis bener. Derry? Dia lagi, mana berani macem-macem sama Shinta kalau nggak kena semprot omongan pedes bininya itu. Nah kalau di kantor, begini nih. Lepas kandang kelakuan menjadi-jadi.
"Dasar laknat lo semua, biar aja neraka buat lo berdua karena ledekin gue melulu. Nanti gue dadah-dadahin pas lo berdua masuk neraka, gue masuk surga. Biar rasa!"
Erga langsung berhenti cekikikan. "Eh sumpah Der, biasanya doa yang teraniyaya malah dikabulin. Udahan ah gue ngeledek si Farhan. Mau masuk surga gue sama istri tercinta." Ucapnya langsung.
"Eh blegug, kalau berdoa tuh yang baik-baik. Nanti lo ngomong kayak gitu pas malaikat lewat 'kan berabe urusannya, Nyet."
Kali ini gantian gue yang tertawa sambil memakai backpack gue. Siapa suruh ngeledekin gue mulu, giliran dibales malah ngomel-ngomel.
"Udah-udah, mening balik sekarang dah! Mau hujan nih." Seru Erga ketika mendengar bunyi gemuruh yang terdengar.
Gue melihat langit dari jendela besar gedung kantor yang terlihat gelap. Waduh, alamat bakalan kehujanan bareng Lovember ini sih nanti di jalan. Secara kami berdua memang berangkat ke kantor naik motor selama tiga hari ini.
"Kita baru keluar kantor juga hujan deres. Udah hujan gitu tuh." Celetuk Derry.
Otomatis Erga dan gue langsung melihat hujan yang baru turun.
"Yaudah lah terobos aja, mau nunggu sampai malam di kantor? Gue sih ogah, kata Heru si OB kantor, kalau malam suka ada yang ganggu." Sahut Erga.
Derry mengangguk cepat. "Bener banget. Lagian kita lelaki sejati, hujan besar tak menghalangi pulang ke rumah."
Gue berdecak malas. "Cepetan bego, nggak usah berbincang-bincang dulu. Ini udah hampir setengah enam, keburu ruangan kita lampunya dimatiin! Bini gue juga udah nungguin."
KAMU SEDANG MEMBACA
Ex-Lovember
Ficción GeneralList nama mantan: 1. Lovember - (ini mantan apa bukan ya? Gue belum putus sama dia kayaknya) 2. Gina - (Married) 3. Nadila - (OTW Married) 4. Haura - (OTW Married) Lima nama diatas adalah nama-nama dari mantan Farhan sejak SMA. Namun ada satu n...