Adhira POV
Aku terbangun dari tidurku dan diruangan ini terasa begitu aneh. Semua serba putih dan terlihat seseorang tengah tertidur di kursi.
Aku berusaha untuk duduk dari tidurku. Tapi karena luka lebam di sekujur tubuh membuatku kesakitan. Tiba - tiba orang yang tengah tertidur itu terbangun dan menghampiriku.
"Bagaimana keadaan mu hira?" tanyanya lembut Kepadaku
"Maaf apakah anda mengenal saya" ucapku terbata - bata
"Apakah kau tidak mengingat ku adinda?, aku suami mu adinda" ucapnya cemas
"Aku hanya siswi SMA biasa dan aku belum menikah"
Terlihat wajah lelaki itu nampak kaget, tapi aku benar. Aku ini masih SMA dan belum menikah. Aku tidak ingin mengecewakannya tapi itulah kebenarannya.
Ia pergi meninggalkanku, beberapa saat kemudian ia kembali lagi dengan seorang dokter. Dokter itu pun memeriksa ku, tapi yang dikatakannya membuatku kaget.
"Sepertinya ibu Adhira mengalami amnesia"
"Itu tidak benar dokter karena saya hanya siswa SMA"
Tiba - tiba pintu dibuka dan terlihat ibu dan ayah datang dengan terengah - engah.
"Ibu siapa lelaki ini, bu?" tanyaku bingung pada ibu
"Tentu saja suami mu nak, kalian sudah menikah 6 bulan yang lalu" jelas ibu menatapku heran.
Tidak mungkin, masih teringat jelas dalam benakku bahwa aku tertabrak motor setelah pulang sekolah. Bagaimana bisa aku terbangun dan telah menikah.
Kalian bisa bayangkan bagaimana perasaan kalian jika kalian bangun dan mendapatkan berita bahwa kalian telah menikah. Semua ini sangat tidak masuk akal.
Itulah yang aku rasakan sekarang. Bahkan dokter menyebutku mengalami amnesia. Tapi aku sangat yakin bahwa aku masih siswa SMA.
Mau bagaimana lagi, aku hanya bisa menerima semua ini dan menjalaninya dengan tenang. Aku sekarang sangatlah berbeda saat SMA, aku tak pernah memakai baju panjang seperti sekarang.
"Biasanya aku memanggil apa padamu?" tanyaku pada lelaki itu
"Jangan memaksakan diri untuk mengingatnya adinda" ucap lelaki itu pelan
"Aku juga harus mengenal kehidupanku yang sekarang, maka dari itu aku harus tau"
"Biasanya kau akan memanggilku mas Zia" jelasnya
"Memang nama panjang mas siapa?" tanyaku
"Zia Nugraha, sekarang makanlah nanti dingin" ucapnya menunjuk makanan yang harus kumakan
Dengan baiknya lelaki itu menyuapiku makan. Entah kenapa setiap ucapanya tak bisa ku tolak.
"Kata dokter, Besok boleh pulang. Tapi kita harus memeriksa kandunganmu dulu sebelum pulang"
Aku hanya mengaguk 'iya'.
Esok paginya mas Zia membereskan barang - barang yang akan di bawa pulang. Setelah selesai, aku langsung memasuki ruangan periksan kandungan untuk USG.
Monitor kecil itu menunjukan adanya kehidupan kecil diperutku. Aku akan menjadi seorang ibu. Kandunganku menginjak 4 bulan, perutku memang sedikit membesar.
Setelah pemeriksaan selesai kami pun pulang kerumah.
Mobil pun memasuki sebuah rumah yang cukup besar untuk di tinggali. Rumah yang kulihat sekarang adalah milik kami. Aku memasuki rumah besar itu dengan senang. Sedangkan mas Zia menurunkan barang-barangku dari mobil.
"Mas kenapa aku bisa masuk rumah sakit?" tanyaku saat aku duduk disofa
Aku merasa aneh dengan panggilan mas yang harus kugunakan pada suamiku itu.
"Kau terkena serempet mobil" jelas mas Zia ikut duduk disampingku
Aku melihat foto yang terpajang besar. Foto pernikahanku dengan mas Zia yang terlihat bahagia.
Malamnya kami memang tidur berdua. Saat mas Zia ingin memelukku ia meminta izin dulu padaku. Rasanya perutku begitu senang saat tangan mas Zia menyentuh perutku.
_Sudah hampir sebulan aku tinggal di rumah ini dan aku mulai hapal kebiasaan yang dilakukan mas Zia.
Perutku juga mulai bertambah besar, kami melakukan syukuran saat kandungaku 7 bulan.
Aku juga mulai mengetahui segalanya tentang kehidupanku. Aku bertemu dengan mas Zia saat di kuliah dulu. Aku mulai bisa merasakan bagaimana kehidupanku yang baru bersama mas Zia.
_Hari-hari terus bergulir hingga perutku sudah betambah besar. Kandunganku sudah menginjak 9 bulan dan siap melahirkan.
Pakaianku sudah berganti dengan pakaian ibu melahirkan. Segala dokter dan perawat sudah bersiap membantuku dalam persalinan.
Tuhan melancarkan segala persalinanku walaupun lelah aku tetap bahagia. Saat anakku lahir aku langsung tertidur karena lelah.
___Author POV
Tria sedang menunggu temanya Adhira yang pingsan karena tertabrak motor.
"Adhira bangun dong jangan buat gue takut" ucap Tria membangunkan AdhiraSedangkan bapak yang menabrak Adhira sedang mengurus administrasi.
Mata Adhira mulai mengerjap membuka.
"Gue dimana nih?" tanya Adhira bingung"Lo ada di rumah sakit karena kecelakaan" jelas Tria
Adhira dibuat bingung oleh ucapan Tria. Adhira masih mengingat jelas mimpi saat ia pingsan. Dimana Adhira sedang melahirkan anaknya.
"Halo! lo gak amnesia kan, Adhira" ucap Tria mengibaskan tanganya di depan wajah Adhira untuk menyadarkan Adhira dari lamunan
"Enggak gue cuma lagi bingung aja, mungkin karena pusing abis kecelakaan" jelas Adhira
Akhirnya mereka pulang dari rumah sakit dan orang yang menabrak Adhira meminta maaf.
Adhira masih memikirkan tentang mimpinya itu. Rasanya mimpi yang di alaminya sangatlah nyata adanya. Ia bisa merasakan bayi yang di kandung dalam mimpinya.
__Adhira kembali melanjutkan kehidupannya seperti biasa yaitu dengan bersekolah dan belajar.
Setelah lulus SMA Adhira masuk kesalah satu universitas negeri di Jakarta. Ia juga harus melakukan orientasi mahasiswa baru. Saat masa orientasi ia melihat kakak senior yang tidak asing baginya.
"Saya kakak senior yang akan membimbing kalian selama orientasi dan nama saya Zia Nugraha"
Adhira hanya tersenyum mendengar ucapan kakak seniornya itu. Ia hanya berbisik dalam hati.
'Apakah tuhan menunjukan apa yang ada di masa depan'
...THE END...