Setelah melewati wawancara kini Verada telah resmi di terima sebagai karyawan perusahan Talga, perusahan yang bergerak di bidang makanan.
Perusahan Talga memang termasuk perusahan yang sulit untuk masuk. Karena perusahan tersebut sudah lama berdiri dan menjadi perusahan turun-temurun.
Awalnya Varda memilih pekerjaan di perusahaan Talga sebagai sekertaris atau penerjemah. Pikiran Varda memang tak mungkin ia dipilih sebagai sekertaris, jadi pilihan kedua ia memilih sebagai penerjemah.
Tapi takdir memberikan lebih dari pemikirannya. Ia diterima sebagai sekertaris di bagian keuangan.
Dirinya memang menjadi sekertaris tapi bukan sekertaris dari pemilik perusahaan. Tapi hal itu cukup untuk Varda.
Xxxxx
Setelah Varda mengetuk pintu dengan sopan, yang merupakan ruangan sang atasaannya. Terdengar suara yang menyuruhnya masuk.
"Permisi pak"
"Ya"
"Saya Varda yang akan menjadi sekertaris baru anda"
"Ya ya ya aku telah tau dirimu, aku sudah liat CV mu dari HRD. Sekarang kerjakan pekerjaanmu yang sudah tersedia di mejamu. Panggil saya jika sudah makan siang" jelasnya
Mereka terdiam sejenak.
"Apa lagi?" Tanya sang atasan mulai mengangkat kepalanya memperlihatkan wajah yang dari tadi sedikit menunduk"Ada yang bapa butuhkan lagi?"
"Tidak ada"
"Baik kalo begitu saya permisi keluar"
Varda berjalan kearah mejanya dan sedikit terenung sejenak. Varda mulai berpikir bahwa sang atasanya memiliki wajah yang tidak asing baginya.
Varda mulai mengingat bahwa wajah sang atasan mirip dengan Raka, yah Raka. Seseorang teman kecil yang pernah ia kenal.
Saat itu Varda masih kelas 2 SD, Raka merupakan adik dari teman kakaknya. Yang Varda ingat ia memang memanggilnya dengan Raka. Entah karena keluargnaya memanggilnya kakak sehingga terdengar di telingan Varda sebagai Raka atau memang namanya Raka.
Yang menyamakan Raka dengan sang atasannya adalah rambut ikal yang menurut Varda lucu dan warna kulit sawo matang yang menunjukan ciri khas yang dimiliki negaranya. Tak disangka dirinya dengan Raka memang teman satu sekolah walaupun berbeda tingkatan.
Varda memang tidak mengetahui bahwa Raka satu sekolah dengannya saat itu. Karena memang Varda baru mengetahui atau memang dirinya tidak terlalu memperhatikan lingkungan.
Awalnya Varda ingin menyapa Raka di sekolah tapi ia terlalu malu dan memutuskan melewat didepan Raka, berharap Raka akan memanggil dirinya. Yang Raka lakukan hanyalah diam.
Sejak saat itu aku hanya bisa bermain dengan Raka saat diluar sekolah. Raka seolah menjadi orang yang berbeda saat disekolah. Pertemanan bersama Raka berjalan selama 1 tahun sebelum ayah Varda ditempatkan kerja di kota yang berbeda. Keluarga Varda pun harus mengikuti sang ayah pergi.
Varda tidak pernah mengetahui nama panjang Raka, karena menurut dirinya saat itu tidak terlalu penting akan nama panjangnya. Varda menjadi sebal akan dirinya saat itu, tapi mau bagaimana lagi itulah dirinya saat kecil.
Varda tak bisa memungkiri bahwa anak kecil tidak terlalu mementingkan suatu hal. Itulah yang membuat Varda hanya mengingatnya sebagai teman kecil yang bernama Raka.
Varda mulai menyadarkan dirinya dan mulai mengerjakaan pekerjaanya yang dikatakan atasaannya.
xxxxx