Terlihat papan nama seorang penjaga perpustakaan yang bertulisan Finni.
Finni adalah orang yang sangat independent. Tak jarang orang-orang melihatnya dengan tatapan aneh. Sebenarnya tak ada yang salah pada wajah Finni tapi sebuah kebiasaan yang melekat pada dirinya.
Finni memiliki saudara kembar. Namanya Fanna, saudara kembarnya itu adalah seorang model.
Finni memiliki satu adik laki-laki bernama Jay. Adiknyalah yang membantu mengurusi perusshaan milik ayahnya.
Finni sangat melarang keras saat ayahnya akan membantunya dalam segala hal. Finni lebih memilih tinggal di apartemn dari pada di rumah orang tuanya.
Sesekali ia pulang kerumah ayahnya sekedar bertemu dan menanyakan kabar. Finni jauh dari kategori seksi seperti saudara kembarnya.
Finni lebih memilih celana kain, baju lengan panjang dan jaket yang besar untuk menutupi segalanya. Finni tidak suka saat semuanya jadwal yang ia susun rapi tergangu sedikit pun.
Ibunya selalu mengatakan jika Finni adalah orang yang sangat teliti dalam segala hal. Bahkan barang sekecil apapun miliknya selalu ia ingat dengan detail.
Begitulah Finni, orang yang sangat anti terhadap apapun.
_Keluarga Finni tengah makan malam bersama dengan seorang pria yang dibawa oleh Fanna. Jelas saja jika pria itu sangat serius pada Fanna.
Jay menatap Finni seolah memohon sesuatu. Tapi Finni tak memperdulikan tatapan adiknya itu.
Saat makan makam selesai Finni lebih memilih ke kamar. Ayahnya meminta Finni untuk tinggal selama satu hari dirumah. Karena ayahnya berpikir bahwa Finni tidak akan memiliki pekerjaan dihari minggu.
Sedangkan ayah dan ibunya tengah berbicara pada pria itu bersama Fanna.
Finni tau kedatangan laki-laki itu adalah menyampaikan niatnya untuk melamar Fanna. Finni tidak memiliki perasaan telah dilangkahi oleh adiknya Fanna.
Finni selalu berpikir jika wanita dengan umur 24 tahun sangat tidak pantas untuk menikah. Jadi ia tidak peduli jika Fanna akan menikah terlebih dulu.
Mungkin hanya Jay yang masih tinggal di rumah. Tiba-tiba pintu kamar Finni terbuka oleh Jay.
"Kau harus mengetuk pintu dulu Jay. Itu tidak sopan, walaupun aku ini kakakmu" ucap Finni merasa kesal dengan sifat adiknya itu
"Peace kak" ucap Jay menyengir
"Ada apa?" ucap Finni lembut
Tatapan mata Finni masih terfokuskan pada album foto yang ia lihat.
"Kak mau yah bantu aku" mohon Jay"Apa lagi Jay?"
"Besok malam aku harus menghadiri acara dan aku belum memiliki pasangan. Karena senin kau libur, jadi kau harus membantuku" ucap Jay
"Kau ini meminta atau memaksa"
"Kuduanya"
"Nanti aku lihat apakah aku memiliki pakaian yang bagus dilemari. Jika punya aku akan ikut" jelas Finni
"Oky dokki" ucap Jay semangat
_Finni mencari gaun didalam lemari pekaiannya. Terlihat sebuah gaun bekas wisuda kuliahnya dulu. Finni pikir gaun itu masih bagus untuk dipakai.
Finni sudah siap pergi bersama Jay. Finni juga memoles beberapa make up yang ia lihat di internet ke wajahnya.
_Jay merasa sumeringah melihat penampilan Finni yang sangat berbeda. Jarang-jarang Jay melihat kakaknya yang berdadan layaknya putri.
Langkah kaki mereka memasuki gedung acara. Tampak beberapa orang memamerkan perhiasan baik di baju maupun di tubuh mereka.
Sedangkan Finni tampak tak peduli dengan itu semua. Ia hanya menggunakan gaun simple dan sebuah kalung tipis yang menghiasi leher putihnya.
Seorang pria menatapnya dengan tatapan mendamba.
_Finni kembali bekerja seperti biasa. Pekerjaan Finni sebagai pustakawan daerah membuatnya sedikit memiliki waktu kosong.
Finni sedang mengecek buku-buku pada setiap rak. Tapi beberapa buku yang ia data tidak ditemukan di raknya.
Saat memuju rak selanjutnya, terlihat pria yang sedang membaca buku dan disampingnya beberapa buku yang menumpuk.
Finni yakin jika buku yang didekat pria itu adalah buku yang ia cari.
"Permisi tuan, maaf nanti setelah membaca tolong simpan kembali buku pada rak sebelumnya" ucap Finni sopan"Hai namaku Bagas kau bisa memanggilku bagus saat bersamamu" ucap pria itu
Sebenarnya ucapan pria yang bernama Bagas itu tidak masuk dalam pembicaraan Finni.
Finni hanya menggelengkan kepala mendengar ucapan Bagas.
_Tidak berhenti sampai disitu. Bagas selalu datang keperpustakaan daerah. Walaupun pekerjaannya banyak tapi Bagas selalu bisa bertemu dengan Finni.
Dengan jailnya Bagas pura-pura kehilang hpnya.
"Ya tuhan, bolehkah aku pinjam hpmu sebentar sepertinya hpku hilang" ucao Bagas dengan nada khawatirDengan baik Finni meminjamkan hpnya. Bagas pun menelepon nomer hpnya.
"Apakah sudah tuan" ucap Finni sopan pada bagas"Ya terimakasih"
"Apakah kau mendapatkan hpmu tuan?"
"Tidak tadi aku hanya menelepon hp ku untuk menyimpan nomermu. Jadi nanti aku akan meneleponmu bye" ucap Bagas pergi
Tidak sampai disitu Bagas kembali jail dengan menyimpan buku-buku tidak pada raknya. Tentu saja Finni merasa kesal karena harus menyimpan buku-bukunya kembali.
Dengan kelihaian Bagas pada Finni, akhirnya Finni mau berjalan bersama Bagas. Finni juga baru tau jika Bagas bekerja di kepolisian.
Semua tentang Bagas membuat Finni merasa penasaran. Tentu saja Bagas merasa senang akan rasa penasaran Finni. Itu membuat Bagas bisa mengulur waktu bersama Finni.
_Siang hari di hari libur Bagas sudah bersama Finni untuk pergi kesuatu tempat. Betapa kagetnya Finni saat Bagas mengajaknya menuju rumah ayah Finni.
Tak ada tatapan bercanda Bagas saat menuju rumah Finni. Bagas memang tidak pernah berniat memainkan perasaan Finni.
Bagas melihat Finni saat acara pesta. Tentu saja pesta saat Finni datang bersama Jay. Bagas tidak bodoh untuk melihat wanita seperti apa yang ia inginkan.
_Setelah cukup lama Bagas mengobrol dengan ayah Finni sekarang giliran Finni yang harus memperkenalkan diri dihadapan keluarga Bagas.
Semua pertanyaan tentang Bagas seolah terjawab saat Finni bertemu langsung dengan keluarga Bagas.
Entah pikiran dari mana hingga Bagas bisa meminta Finni menjadi istrinya. Padahal baru 3 bulan kemarin dengan Bagas.
_Finni dan Bagas hanya terseyum mengingat pertemuan masa muda mereka.
...THE END...