8.

2.3K 268 4
                                    

Iqbaal langsung menaiki motor yang ia bawa, menyodorkan helm untuk (namakamu). Menurut iqbaal bukan siapa yang ia gonceng atau secantik apa dia tapi safety. Bahkan saat pertama kali (namakamu) dibonceng iqbaal menyuruh nya untuk menurunkan kaca helm nya agar wajah cantik (namakamu) tidak lecet sayangnya (namakamu) menolak habis-habisan sampai akhirnya iqbaal mengalah.


Sudah setengah jam mereka berkendara, namun belum juga sampai di sekolah. Sedari tadi (namakamu) khawatir karena kurang 15 menit lagi pintu pagar sekolah akan ditutup.

Berkali-kali (namakamu) melihat jam yang menghiasi tangannya. Waktu terus berjalan tapi tetap saja tak kunjung tiba.

Jam pun sudah menunjukkan pukul 7.00 pagi. Iqbaal dan (namakamu) baru saja tiba di depan sekolah. Terlihat pintu pagar sudah tertutup rapat. Para satpum pun sudah masuk kedalam ruang jaganya dan berusaha mengawasi sekitar.


Tidak butuh waktu lama iqbaal ingat bahwa ada jalan dimana tempat iqbaal biasanya membolos. Setidaknya hanya untuk pelajaran yang tidak iqbaal sukai.

"ikut saya lagi ya, saya mau tunjukin jalan pintas" ucap iqbaal. Menurut (namakamu) ini adalah tawaran bagus setidaknya bolos di jam pelajaran pertama tidak masalah.

Terlihat iqbaal mengendarai motornya ke-arah belakang sekolah. Raut wajah heran terlihat jelas dari wajah (namakamu) ia berfikir keras untuk mencarai dimana jalan pintasnya. Di depan pintu belakang sekolah terdapat tangga yang bersandar di tembok sekolah.

"disitu ada tangga kamu naik kesana saya jagain dari bawah ya" ucap iqbaal

"tapi janji ya jangan ngintip awas aja" balas (namakamu)

"saya bukan pria seperti itu prinsip saya kan wanita itu dimanjain bukan muasin" ucap iqbaal dilanjut dengan kekehan nya yang membuat iqbaal tampak gemas di mata (namakamu)

(namakamu) mulai turun dari motor iqbaal, disusul dengan iqbaal yang memarkirkan motornya. Iqbaal menyusul (namakamu), memegangk anak tangga itu

Sedari tadi iqbaal tampak fokus melihat ke bawah ia terus menelan ludahnya. Menahan hawa panas yang ia rasakan, terlebih lagi ucapannya tidak sepenuh nya benar. Bila boleh pun ia akan melihat keatas dan menikmati pandangan surga duniawi menurutnya itu. Dilihat dari sela-sela pagar, (namakamu) nampaknya sudah berhasil turun dengan selamat.

Iqbaal ikut lega, ingat bahwa iqbaal bukan nathan yang saat memegangi anak tangga salma lalu pergi tanpa pamit. Hari ini iqbaal tau bahwa pelajaran pertamanya adalah fisika, jelas iqbaal tidak menyukainya bahkan sempat saat itu iqbaal izin ketoilet dari jam pertama pelajaran hingga jam pelajaran fisika selesai ia tidak kembali kesekolah.

"baal kamu ikut masuk kan?" tanya (namakamu) dengan suara perlahan, agar suaranya tidak terdengar.

"saya masih mau nongkrong di warung depan, Saya lagi malas sama pelajaran fisika" balas iqbaal

(namakamu) hanya menarik nafas lalu menghembuskannya. Ia masih mengumpulkan nyawa untuk mengucapkan kalimat yang menyampaikan rasa sayang dan perhatian nya pada iqbaal meskipun kalimat iti bukan kata kata yang dihiasi dengan ucapan 'sayang'.  (namakamu) sadar bahwa sebenarnya iqbaal belum sepenuh-nya miliknya.

"iqbaal ini terakhir (namakamu) liat iqbaal kaya gini. Jika tidak di perbaiki (namakamu) tidak tahu lagi besok kita akan tetap bertemu atau tidak" tegas (namakamu).

Iqbaal hanya tersenyum dan mengangguk, ia tidak ingin mengatakan janji. Jika ditanya ada keinginan atau tidak untuk mengucapkan janji, iqbaal akan menjawab sangat ingin tapi ia masih mengerti apa yang akan terjadi saat perasaan dibohongi.

Jangan lupa vote ya gaiz. Maaf telat up setidaknya ini lebih panjang sedikit. Maaf sebesar besarnya kalo up nya malem tadi harusnya jam 19.00 eh ketiduran heuheu

Iqbaal. Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang