Prolog

31.8K 2K 78
                                    

Di dalam kafe dengan ruangan ber-AC terdapat seorang lelaki yang sibuk memandangi album usang -berisi fotonya dan teman hidupnya. Mengabaikan adanya kamera yang sedari tadi menangkap gambarnya. Tangan lentik itu membalikkan lagi lembar foto yang masih menampilkan fotonya.

Sampai akhirnya foto masa lalu yang sekarang menyandang sebagai teman hidupnya terpampang, dandanan khas anak bullyan masih dipakai. Seulas seringai bertengger di bibir semerah bunga sakura.

"Pernah tahu nggak kalo seseorang bisa merubah penampilan karena niatan?" Taehyung, lelaki yang baru saja melontarkan pertanyaan kepada kamera tersebut menyesap cappucino di sisi kanannya dengan perlahan, menatap tajam dan sensual kepada kameranya.

Menaruh cangkir minumannya dengan sedikit tergesa, mengambil selembar foto di pertengahan buku yang sempat taehyung lihat dan menunjukkan foto itu kearah kamera —berharap sesosok perempuan yang sedang melihat siaran live-nya kaget. "Lo pasti udah tahu siapa anak ini 'kan? Jadi gue nggak perlu susah-susah kenalin dia."

Dipandangi lagi foto tadi dengan seksama, "dia cupu banget, ya?" Sebelum menaruhnya kembali, taehyung mengambil ponselnya menampilkan wallpaper pengusaha muda yang sedang melejit. Menyejajarkan kedua foto yang berbeda dalam satu frame. "Lo bandingin sama yang ada di hape gue, nggak beda jauh 'kan?"

Taehyung tertawa, menaruh ponselnya di meja dan memasukkan kembali foto usang pasangan hidupnya. "Gimana menurut lo, dia ganteng dan kaya. Kurang apalagi coba?"

Entah memang kebetulan atau memang akal-akalan oleh taehyung, ponselnya berdering. Menampilkan nama yang selalu taehyung sayangi dan cintai, lovely geeky. Senyum taehyung semakin merekah, dengan cekatan dia menerima telpon dari kesayangannya.

"Sayang?" Ucap taehyung, sedikit menghiraukan adanya kamera.

"Kamu udah makan?"

Bibirnya mengerucut, pasti sebentar lagi kesayangannya membelikan beberapa makanan dan minuman yang berlebihan, membuat taehyung mual untuk menelan lagi. "Belum, aku lagi di kafe. Tadi sempat pesan ayam sama cola, mungkin habis ini dateng. Kamu sendiri udah makan?"

"Belum juga, niatnya ngajak kamu ke restoran jin hyung yang baru buka kemarin."

"Besok aja, yang. Oh kamu ada waktu buat ke kafe, nggak? Makan bareng sama aku disini."

Taehyung menjauhkan Handphone-nya saat suara berisik terdengar menusuk telinga, sudah terlampau biasa. "Halo, yang? Kamu masih disana?"

"Enggak, sepuluh menit lagi nyampek. See you, darl." Taehyung ingat betul sifat yang dimiliki oleh kekasihnya itu, keras kepala dan aura yang mendominasi. Sekalipun dia tidak percaya jika itu orang culun yang selalu menggantungkan hidupnya kepada orang tuanya.

"See you." Tatapan matanya dingin, melihat kearah kamera. Belum lagi senyuman yang menakutkan dapat siapapun rasakan. Taehyung sangat yakin kalau seseorang yang melihat siaran khususnya ini sedang bertanya-tanya. "Nggak usah terlalu dipikirin, gue tahu otak lo belom bisa nebak siapa orang yang telpon gue."

Dia kembali hanyut dalam buku usang berisi foto mereka saat SMA dulu. Sesekali menyeruput cappucino agar tidak dingin dan menghilangkan rasa bosannya karena menunggu lelaki tadi.

Menghela napas saat mendapati foto empat perempuan dan dirinya melingkar dan tersenyum bahagia. "Gue kadang berpikir ulang, apa salah gue sampai lo sendiri nggak mau punya sahabat kayak gue. Padahal kita bersama dari popok, loh."

Terang saja, taehyung malas untuk mengorek masa lalunya yang sedikit kelam, dimana dirinya harus bertahan dalam kondisi yang mengenaskan. Ekonomi keluarganya seakan dijadikan mainan, dan hanya dua sahabatnya saja yang masih mau berteman dengannya.

Yakin, Cupu?! ; KookvTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang