-★ 02

12.3K 1.3K 76
                                    

Taehyung termenung, mencari kesalahan apa yang membuat ayahnya terjerumus masalah besar seperti sekarang. Perkataan Seokjin, kakak kelas Olimpiade biologi sekaligus teman curhatnya, yang terlontar terlampau cepat membuat otak jeniusnya berpikir lama. Berusaha meredam rasa sakit di dalam hatinya yang berdenyut hebat.

💫💫

Seokjin masuk ke dalam kantin, terdengar suara jeritan cewek dari pangkal sampai ujung. Namun matanya sibuk mencari cowok dengan rambut cokelat muda yang terduduk di tengah-tengah keramaian, untungnya dia sendirian tanpa ada sahabat yang menemani. Berjalan ke hadapan taehyung dengan sedikit mengejutkan, "Bisa bicara bentar, taehyung?"

Karena taehyung sedang melamun, ia kaget terdapat Seokjin di sampingnya. "Oh... boleh kok hyung, ada apa?" Katanya sembari tersenyum ramah. Seokjin memilih untuk duduk di depan taehyung dan membisikkan beberapa berita yang mungkin mengancam kondisi keluarga taehyung sendiri.

"Sebelumnya hyung minta maaf, tapi hyung dengar dari perusahaan kalau ayah kamu di tangkap tadi pagi karena adanya penyelewengan uang kas perusahaan." Taehyung membelalakkan matanya, masih belum bisa mempercayai ucapan Seokjin barusan karena sosok ayah taehyung adalah orang yang baik hati meskipun humornya kerap kali ndlosor. Ayahnya nggak mungkin seperti itu.

"Ta-tapi—" napasnya tercekat, dia berusaha buat menahan semua gelisahnya sekarang. Masalah keluarga yang mungkin menjadi aibnya saat ini pasti membuat anak-anak gencar membully taehyung. Tapi mungkin usaha taehyung berujung sia-sia karena berita tersebut sudah tersebar luas di sekolahnya —karena ayahnya adalah salah satu donatur besar.

Seokjin menatap taehyung nelangsa, memberikan gemerincing kunci mobil brio putih kepada taehyung. Terlihat dari merk dan warna yang diberikan di kunci. "Mendingan kamu pulang dulu pakai mobil hyung karena tadi sempat hyung lihat mobil kamu udah di rusakin."

"Di–rusakin?!" Seokjin membalas dengan anggukan. Konten dirusakin menurut Seokjin adalah menjebol rem tangan mobil taehyung dan menyuruh anak-anak mendorong sampai ke tempat yang sekiranya aman dari taehyung. Jika di bandingkan, mobil taehyung jauh lebih mahal dari brio butut miliknya. Secara, Audi A4* keluaran 2016 masih mulus seperti milik taehyung bernilai sangat tinggi, kalau dijual kembali. Pantas taehyung terlihat frustasi saat Seokjin mengatakan bahwa mobilnya dirusakin.

Taehyung mengambil kunci tersebut, berlari menjauhi kerumunan anak di kantin. "Makasih hyung udah mau bantu, aku bawa dulu mobilnya." Ucapnya sebelum benar-benar berlari. Seokjin sendiri menatap punggung taehyung, "harusnya hyung yang minta maaf... Maaf taehyung."

💫💫

Dia menatap datar rumah yang semasa hidupnya ditempati dan kini hanya sebuah kenangan kecil baginya. Dalan waktu beberapa jam, hilang semua barang yang ia miliki termasuk aset di dalam rumah tersebut. Serta harga dirinya yang mungkin sudah tidak bernilai lagi.

Meskipun begitu, taehyung nggak menangis. Tetap tegar dengan keadaan mereka yang sedang kesusahan. Dirinya percaya dengan adanya roda kehidupan, selalu berputar mengikuti takdir masing-masing. Menurutnya, kekayaan adalah sebuah bonus yang nggak berarti apa-apa. Keluarganya tetap utuh, sudah cukup bagi taehyung.

Tadi taehyung menelepon mamanya yang masih berada dalam ruang polisi menunggu kabar tentang ayahnya yang murni pelaku atau bukan. Taehyung hanya bisa pasrah dengan hidupnya saat ini.

Dia menaruh empat koper besar dan satu koper kecil berisi miliknya ke dalam mobil, mungkin barang milik mama dan papanya sudah terangkut dengan mobil polisi. Melajukan mobil brio butut Seokjin dengan kecepatan sedang, sibuk mengumpat sepanjang jalan dengan tangan menggenggam kuat setir mobil. "Hidup gue begini amat, anjir! Kenapa harus gue segala yang jalanin ini semua!" Dalam hati kecilnya, masih belum bisa menerima kehidupan baru miliknya.

Yakin, Cupu?! ; KookvTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang