-★ 01

17.8K 1.5K 65
                                    

Lisa cuman bisa menghela napas dan gelisah di dalam kelas. Ibunya tadi bilang kalau malam ini dirinya akan bertemu dengan anak dari calon mertuanya. Dia terlibat dalam kasus perjodohan yang sudah nggak jaman sekarang. Namun orang tuanya masih tetap untuk menjodohkan putrinya. Meskipun masih sekolah, tapi orang tua dari lisa percaya kalau ini cuman tunangan doang nikahnya di pending sampai mereka sudah kuliah.

Taehyung memperhatikan Lisa, dari gerak-geriknya bisa dia rasakan kalau anak berdarah Thailand itu sedang melamun. Terbukti juga saat dirinya memanggil berulang kali, tetap nggak ada jawaban. "Lagi ada masalah, lis? Kok kita nggak dianggap gini." Ujar taehyung.

Lisa mempunyai enam sahabat yang sudah dekat dari mereka berada di rahim, taehyung adalah satu-satunya cowok di antara mereka. Bukan. Dia bukan cowok gemulai yang sering di jumpai di club. Taehyung itu sahabat mereka karena rumahnya strategi dari jarak rumah masing-masing. Belum lagi orang tua mereka memang sudah berteman dari dulu, jadinya gampang buat bergaul. Sahabat Lisa yang lain adalah Rose, Jisoo, Seulgi, Irene dan Somi.

Sekarang mereka sudah memakai seragam putih abu-abu yang sebentar lagi menempuh kehidupan rumit yang bernama, kuliah. Sedihnya mereka harus berpisah sekolah, mungkin karena jarak rumah dengan sekolah yang menjadi penyebabnya. Taehyung, Lisa, Somi dan Jisoo berada di dalam lingkup sekolah yang sama kecuali Seulgi, Rose dan Irene.

Karena adanya sebuah jarak nggak kasat mata, mereka memutuskan untuk selalu berkumpul pas akhir pekan. Menghabiskan waktu bersama kayak biasa dilakukan setiap hari. Seperti nongkrong di kafe milik keluarga Somi atau pergi ke suatu mall.

"Sori, gue lagi resah sekarang." Ucap Lisa dengan nada yang sedikit kesal, membuat taehyung hanya bisa menjitak kepala cantiknya. "Masih aja mikirin perjodohan. Ke kantin, yuk. Gue laper, Somi sama Jisoo juga udah di depan kelas." Dia menarik tangan Lisa dengan ogah-ogahan, sebenarnya dari pagi sampai istirahat jam kedua ini perutnya belum diisi apapun.

Di lorong, Lisa nggak banyak omong kayak biasanya. Bahkan taehyung yang diam-diam menusuk, sekarang malah bercerita tentang adanya rumor kalau angkatannya ada yang hamil duluan. Belum lagi Somi yang ketawa-ketiwi mengundang tatapan 'habis kesambet apa itu bocah' sekitarnya.

Karena lorong antara kantin dan taman itu sebelahan, Lisa bisa melihat jeongguk -anak cupu yang selalu menjadi korban pembukuan karena gaya kalemnya melebihi kapasitas duduk di meja kantin. Sendirian tanpa teman, kotak bekal berwarna merah muda di depannya, dan penampilannya yang mendukung untuk di bully.

Lisa menyeringai, masa bodo dengan sahabatnya yang mesan makanan. Santapan lezat sudah berada di hadapannya, jeongguk. "Jeongguk, minggir dari meja ini. Cepet!" Dia mengusir jeongguk dengan satu bentakan.

Dilihat dari badannya, jelas menang jeongguk. Karena Lisa cenderung kayak sapu lidi berjalan tapi mampu menyandang cewek terekstrim karena dulu pernah bikin kakak kelasnya menderita patah hidung. "Ma-maaf sebelumnya, tapi aku duduk duluan disini." Kata jeongguk, membenahi letak kacamata bulatnya yang melorot ke ujung hidung bangirnya.

Lisa merotasikan matanya jengah. "Terus kenapa? Gue mau duduk disini, lagian ini meja juga bukan punya lo. Mending lo cari tempat duduk lain, deh. Jangan buat gue tambah bete." Dia menggerakkan tangan sebagai isyarat kepada jeongguk agar pergi dengan cepat.

Di sisi lain, taehyung yang sedang pesan baso mie di mang tata hanya bisa mengusap dada sabar sembari melihat jeongguk penuh kasihan. "Kalo gue jadi jeongguk, mungkin udah adu jotos duluan."

Karena usiran Lisa, jeongguk memilih untuk berdamai dan meninggalkan singgasana nyamannya. Berjalan ke taman sekolah untuk duduk di depan pancuran patung ikan dengan kotak bekal di pangkuan. Taman tersebut menyatu dengan lapangan basket, jadi jeongguk memakan camilan yang diberikan mamanya sambil melihat anak-anak bermain basket.

Yakin, Cupu?! ; KookvTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang