Silent CEO - 44 - Kejujuran yang Tertahan

258K 11.8K 1.8K
                                    

Belum sempat pramuniaga menekan tombol 911 di ponselnya, Axel langsug membopong Mysha dan tergesa keluar. Akan lebih cepat jika ia mengemudikan mobilnya daripada menunggu ambulans.

Mysha sudah aman di kursinya, tertahan sabuk pengaman. Wajahnya masih pucat pasi. Axel tak mau banyak berpikir. Fokusnya hanya segera menuju rumah sakit terdekat agar Mysha segera mendapatkan penanganan secepatnya.

 Fokusnya hanya segera menuju rumah sakit terdekat agar Mysha segera mendapatkan penanganan secepatnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Axel tak bisa dan tak mau duduk tenang di ruang tunggu. Ia terus mondar-mandir tak keruan di depan ruang IGD. Meskipun wajahnya dipenuhi kekhawatiran, tetap saja pesona Axel Delacroix tak terbantahkan. Itu bisa dilihat dari banyaknya orang yang berbisik menggunjingkannya. Biasanya, Axel menikmati semua perhatian yang tertuju kepadanya. Mengulang dalam kepala betapa sempurnanya ia. Namun, kali ini otak Axel terkunci. Ia tak bisa memikirkan hal yang lain kecuali tunangannya yang tidur di atas brankar dan didorong masuk ke IGD.

"Tolong panggilkan dokter terbaik untuknya. Saya tidak peduli biayanya. Berikan dia yang terbaik!" seru Axel nyaris setengah berteriak pada dokter jaga yang sempat mengangguk sebelum menghilang di balik pintu.

 Berikan dia yang terbaik!" seru Axel nyaris setengah berteriak pada dokter jaga yang sempat mengangguk sebelum menghilang di balik pintu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Mr. Delacroix." Salah seorang perawat memanggil Axel untuk masuk ke ruang konsultasi.

Dokter spesialis berusia matang menyambut Axel dengan hangat. Rambutnya yang mulai beruban mungkin bisa menjelaskan betapa lama dedikasinya pada dunia kedokteran. Pria paruh baya itu mempersilakan Axel duduk.

"Apa Mysha baik-baik saja, Dok?" Axel tak dapat menyembunyikan kekalutannya. Terlihat jemarinya yang mencengkeram sandaran kursi memutih.

Dokter itu hanya tersenyum penuh kesabaran. "Miss Natasha asam lambungnya agak tinggi. Selain itu, ia juga terkena anemia ringan. Ia tadi sudah bangun, lalu saya minta ia tidur kembali sambil menunggu hasil tes gula darah dan kolesterol."

Axel masih menunggu kesimpulan dari penjelasan yang didengarnya. Meski terdengar penyakit sederhana, tapi bisa saja hal yang tak diinginkan melatarbelakangi semua itu.

"Tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Miss Natasha tidak mengalami hal serius." Dokter kembali mengeluarkan penjelasan penuh pengertian. "Dia hanya butuh banyak istirahat."

END Passionate CEO x Malam yang Tak TerlupakanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang