"Baju pengantin?" tanya Dinda dan Bima bersamaan
"Baca suratnya coba yank" suruh Dinda mulai membuka suara
"Nih aku bacain kata ayah : Hallo Dinda, Bima. Ini baju pengantin buat kalian nanti nikah. Ayah takut umur ayah gak sampe ngeliat kalian nikah. Jadi, ayah titip ini sama om Benny. Semua sudah lengkap disini. Kalian harus pake ini di acara pernikahan kalian nanti. Ayah sayang kalian. Gitu yank" ucap Bima selesai membacakan surat.
Dinda menangis setelah mendengar Bima membacakan surat tersebut.
"Ayaahh" lirih Dinda
"Din ada lagi ini" ucap Gilang memberikan map yang berisikan berkas-berkas penting.
Dinda membukanya dan isi berkas tersebut adalah....
Ada surat wasiat seluruh harta dijatuhkan kepada Dinda. Dan ada surat-surat berkaitan dengan perusahaan. Surat rumah, sertifikat, dan lainnya.Ada pesan singkat yang tertulis di sebuah kertas. Dinda menyuruh Bima membacakannya. Karena ia tak sanggup.
"Din. Ayah mau kamu ngurus perusahaan ayah dan ibu ya. Kamu lah satu-satunya anak ayah yang bisa ayah andalkan. Rumah ini juga udah menjadi hak milik kamu. Sertifikatnga juga ada. Jika ayah gak ada suatu saat nanti. Ini semua ayah serahkan kepada kamu. Ayah berharap kamu bisa menjaga kepercayaan ini yah" ucap Bima selesai membacakan surat tersebut.
"Ternyata selama ini perasaan yang aku rasa gak enak itu adalah ini semua? Ayah udah berfirasat kalo mereka akan pergi untuk selama-lamanya" ucap Dinda menangis sembari melempae berkas itu.
"AKU GAK BUTUH SEMUA BARANG INI. YANG AKU BUTUH ADALAH AYAH DAN IBU" teriak Dinda sambil berdiri
"Rasanya aku ingin ikut bersama mereka semua. Arghhhh" lanjut teriak Dinda sambil berlari menuju kamarnya dan mengunci pintu kamarnya.
"Dindaaaa" panggil semua orang.
Tiba-tiba Vino dan Olivia datang.
"Ada apa ini?" Tanya Olivia
"Dinda lari ke kamarnya" ucap Gilang
"Emang nya dia kenapa?" tanya Vino.
"Nanti aja ceritanya. Intinya itu Dinda tadi teriak ingin ikut bersama orang tuanya. Gue takut Dinda ngelakuin hal yang gak diinginkan" ucap Bima
Prank...
Suara pecahan kaca dari kamar Dinda. Semua orang langsung menghampiri kamar Dinda. Namun, kamarnya benar-benar dikunci.
Sementara itu di dalam kamar, Dinda sangat frustasi. Semuanya ia berantakin. Sampai kaca riasnya ia pecahkan. Barang-barang yang ada di meja ia jatuhkan. Kamarnya sudah seperti kapal pecah. Kondisi Dinda sudah tidak karuan lagi. Ia sangat berantakan sekali.
Buat apa gue hidup lagi. gumam Dinda
Ayah, ibu sebentar lagi aku bakal nyusul kalian. Batin Dinda tersenyum.
Dinda sudah memegang serpihan kaca. Yang akan ia goreskan kepada lengannya tepat di urat nadinya.
Sedangkan diluar kamar Dinda, semua orang sudah panik. Terutama Vino dan Bima.
"Dobrak aja kak" ucap Bima.
Vino langsung mendobrak pintu kamar Dinda. Setelah 3x di dobrak akhirnya kebuka juga. Vino melihat Dinda sedang memegang serpihan kaca yang akan diarahkan ke lengannya, Vino langsung lari menghampiri Dinda. Begitu juga dengan teman-temannya.
"Dinda!" bentak Vino melepaskan serpihan kaca itu dari tangan Dinda.
"Kamu ngapain hah?" tanya Vino menyadarkan Dinda sembari menggoyangkan badannya supaya Dinda sadar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Complicated Friends and Love (SELESAI)
Ficção Adolescente[SELESAI] . . Dinda anak yang sederhana, tidak memamerkan harta orang tuanya. Apa adanya, baik, cantik, bisa nyanyi, dance, bermain alat musik. Sayang sama orang tua dan orang-orang terdekatnya. Saat MOS, Dinda punya masalah dengan Bimo. Karena Di...